Anda di halaman 1dari 19

Aditif Lumpur Pemboran

• Aditif Lumpur Pemboran Water-base


• Fluid Loss Control
• Fluid Loss Control digunakan untuk:
• Menjaga integritas lubang
• Melindungi shale yang sensitif terhadap air
• Meminimalkan hole washout untuk mencapai casing-
cement job yang lebih baik
• Mengurangi fluid loss dalam formasi produktif
– Mengurangi problem analisa log
– Meminimalkan kerusakan formasi yang dapat menurunkan
produksi

• Secara umum, filtrat loss dalam formasi permeabel
.
adalah tergantung pada distribusi ukuran partikel dan
kandungan koloid yang relatif tinggi dalam range 60%
kandungan padatan lumpur dalam ukuran diameter 0 - 1
mikron.
• Sebagai contoh, dispersi lumpur bentonite pada suatu
sumur akan mempengaruhi filtrate loss lebih rendah
karena konsentrasinya lebih besar dari ukuran partikel-
partikel koloid dibanding dengan lumpur kaolinite atau
attapulgite clay.
• Akan tetapi, clay tidak dapat digunakan semata-mata
untuk mengontrol fluid loss karena merusak lumpur,
dimana viskositas flluida akan naik dengan naiknya
kandungan clay.

• .
• Ada beberapa aditif .lumpur yang digunakan
untuk mengontrol fluid loss. Pada umumnya
aditif ini digunakan bersama-sama dengan
bentonite, sementara sebagian kecil dapat
digunakan secara terpisah pada setiap
kandungan clay dalam lumpur.
.
• Rekomendasi penggunaan:
• Additive pengontrol filtrasi pada temperatur
tinggi
• Penstabil rheologi
• Dapat Digunakan pada setiap lumpur
berdasarkan air dengan pH system mendekati
netral
• Dapat digunakan pada lumpur dengan
densitas tinggi
Aditive Lost Control.
• Wyoming Bentonite
• Starch (Pregelantized
• Sodium Carboxymethylcellulose - CMC
• Acrylonitrite (Cypan)
• X-C Polymer
• Ben-Ex
• Lignins, Tannins, dan Lignosulfonates
• Diesel Oil
• Thermex
• Resinex
• Sodium Carboxyl Methyl Cellulose.. Polyonic Cellulose
(Drispac).
• Baranex


. Thinner (Pengencer)
• Adalah merupakan senyawa (agent) yang
menurunkan viskositas fluida pemboran.
• Thinner (dispersant)
Nama Kimia Nama Umum pH Aditif Batasan temperatur
• Air
• Phosphates Sodium Acid Pyrophosphat SAAP 4.8 130oF
• Lignins Sodium Hexametaphosphate Calgon 6.8
o
130 F
• Tannin Sodium Tetraphosphat Barafos 7.5
o
130 F
• (quebracho) Tetra Sodium Pyrophosphat TSPP 10
o
130 F
• Lignosulfonates
• XP-20/Spersence System
• XP-20
• Spersene
• CC-16
1.3. Bahan-bahan Pemberat (Weighting Material)

• Material pemberat adalah bahan-bahan yang


mempunyai specific gravity tinggi yang
ditambahkan kedalam cairan untuk menaikkan
densitas fluida.
• Biasanya, material pemberat ditambahkan
kedalam lumpur pemboran untuk mengontrol
tekanan formasi.
.Aditive Pemberat lumpur berat
• Barite (Barium Sulfate) specific gravity 4.2
• Galena specific gravity 3.8
• Calsium Carbonate specific gravity 2.7
• Brine Solution

Densitas
Garam
Maksimum (ppg)

Sodium Chloride (NaCl) 10.8

Calcium Chloride (CaCl) 11.7


Zinc Chloride & Calsium Chloride (ZnCl2 dan CaCl2) 14.0
2
Zinc Chloride (ZnCl ) 17.0
. Pengatur pH (pH Adjuster)
• pH sistem lumpur.
• pada umumnya aditif secara alamiah bersifat asam, maka
jarang bahwa pH-nya tinggi. Sebaliknya, biasanya pH yang
terlalu rendah harus dinaikkan.
• pH adjuster harus ditangani dengan hati-hati, dengan
menggunaan suatu chemical barrel.
• Tidak menggunakan hopper atau dump secara langsung
kedalam sistem.
• Secara umum, ada tiga macam pH adjuster, yaitu Sodium
Hydroxide (Caustic soda),
• Potassium Hydroxide,
• Calcium Hydroxide.
• Sodium Hydroxide adalah merupakan pH adjuster yang umum
digunakan, sedangkan lainnya biasanya digunakan untuk
tujuan khusus
• Keuntungan :
.
• Ketiga macam aditif tersebut dapat menaikan pH.
• Sodium Hydroxide, karena tingginya tingkat aktivitas ion
sodium, cenderung menyebabkan jumlah terkecil clay
inhibition.

• Kerugian :
• Semuanya dapat menyebabkan kulit terbakar.
• Semuanya sangat korosif terhadap peralatan.
• Potassium Hydroxide dan Calcium Hydroxide mempunyai
karakteristik ihibitive (menghalangi) yang kuat karena
adanya ion-ion potassium dan calcium.
• Kedua produk ini biasanya digunakan dalam lumpur untuk
clay hidration inhibition.

2. Penggunaan Aditif-aditif Khusus
• Lost Circulation Materials
• Adalah merupakan material yang
ditambahkan baik untuk mencegah lost
circultation atau untuk mendapatkan kembali
sirkulasi setelah terjadi hilang sirkulasi. Pada
umumnya material-material ini digunakan
tanpa pandang bulu dan tanpa pemikiran-
pemikiran sebelumnya
..
• Problem lost circulation:
• Pertama, adalah problem hilang lumpur
kedalam rongga-rongga, seperti zona porous,
vuggy limestone, shell reefs, gravel beds, atau
gua-gua alami.
• Kedua, adalah lost circulation yang terjadi
karena terlampauinya compressive strength
formasi. Kemungkinan penanganan untuk
kategori pertama akan tidak menyelesaikan
problem rekah formasi.
.
• Secara umum, tidak ada aditif lumpur yang
dapat diaplikasikan dalam rongga-rongga yang
besar seperti gua-gua dibawah tanah.
• Drilling ©blindª dan setting casing string
sering digunakan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
• Akan tetapi, dalam rongga-rongga yang kecil,
material penyumbat dapat secara efektif
menutup zona-zona tersebut.
• Material /aditive lost circulation adlh:
• Fibrous Materials (untuk
. yg berongga)
• Walnut Shells dan Ground Mica (yg porous,
halus)
• Cellophane Flakes (zona porous)
• Squeeze Techniques (Squeeze adalah setiap material
yang didesak masuk kedalam formasi sebagai usaha untuk
menutup formasi dari dalam. Setiap bahan yang disebutkan
diatas dapat digunakan dalam squeeze dan biasanya dalam
jumlah yang cukup banyak per barrel-nya.
• Spotting Fluids - Fluida harus mempunyai sifat basah minyak
(oil wetting)
• (Minyak - biasanya diesel oil
• Surfactant - oil wetting purposes
• Suspension material to support barite)
Pengaruh Elektrolit terhadap Karateristik dan Sifat
Fisik Lumpur Pemboran

• Kontaminasi oleh NaCl ( Sodium Chlorida )


akan merubah sifat fisik Lumpur. Konsentrasi
garam yang tinggi akan menimbulkan fluid
loss yang tinggi akibat pencegahan dehidrasi
dan dispersi dari bentonit. Jika konsentrasi
sangat besar maka lumpur akan berubah
menjadi lumpur jenis air asin ( Salt Water Type
).

.
• Elektrolit NaCl merupakan material yang
terdiri dari ion ion positip dan negatip. Jika
Elektrolit NaCl ini dimasukkan ke dalam air
maka ion positip dan ion negatip akan
tersebar.

• Dengan adanya Elektrolit NaCl dalam sistem
lumpur air tawar, keadaan ini akan
mempengaruhi Karakteristik dan Sifat-sifat
Fisik dari Lumpur tersebut.

Pengaruh Temperatur terhadap Karakteristik dan Sifat
Fisik Lumpur.
• Lumpur bor menjadi encer dengan kenaikkan
temperatur. Pengaruh temperatur ini
ditentukan oleh jenis dan kandungan padatan
di dalam lumpur bor. Beberapa komponen
dari lumpur pemboran stabil pada temperatur
permukaan, tetapi pada temperatur tinggi
akan bereaksi secara cepat satu terhadap yang
Yield Point sebagai fungsi
lain.. oleh Barlett : dari kenaikkan temperatur
Temp oF Reading at Reading at Plastic Yield Point
1022 sec-1 511 sec-1 Viscosity.Cps yang tidak teratur
16/100 ft2
68 136 70 66 4
72 11 62 49 13
120 83 47 36 11
160 62 34 27 7
220 40 25 15 10
320 32 22 10 12

Anda mungkin juga menyukai