Anda di halaman 1dari 43

TUBERKULOSIS PADA HIV-AIDS

DOSEN PEMBIMBING:
DR. FARID WADJI KHAFIDZ, SP.RAD
DR. QONITA, SP. RAD

OLEH:
CHA CHA ASTRID GHESA
201710401011052

SMF RADIOLOGI RSUD JOMBANG


1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
PENDAHULUAN

TB merupakan penyakit dengan frekuensi cukup tinggi di negara


berkembang seperti Indonesia.

Peningkatan jumlah penderita TB sangat mungkin dengan


meningkatnya jumlah penderita HIV-AIDS karena penurunan
sistem pertahanan tubuh penderita HIV-AIDS yang memudahkan
penularan TB.
DEFINISI
Tuberkulosis (TB) :
penyakit akibat infeksi kuman HIV :
Mycobacterium tuberculosis
virus yang
sistemik sehingga dapat
menyerang/menginfeksi sel
mengenai hampir semua
darah putih yang
organ tubuh, dengan lokasi
menyebabkan turunnya
terbanyak di paru yang
kekebalan tubuh manusia.
biasanya merupakan lokasi
infeksi primer.

AIDS (Acquired Immune


Deficiency Syndrome) :
sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi oleh HIV
EPIDEMIOLOGI

• World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa terdapat


10,4 juta kasus TB baru sepanjang tahun 2015.

• TB masih dilaporkan sebagai sebagai infeksi oportunistik (IO)


terbanyak pada HIV-AIDS yaitu sebesar 49% pada tahun 2014,
meskipun persentasinya sedikit menurun pada tahun 2013
menjadi 39,48% dari seluruh ko-infeksi dan pada tahun 2014
(sampai akhir September) sebanyak 28,04%.
KLASIFIKASI
A. Pembagian berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit
• TB Paru (Secara radiologis) :
• Minimal
• Moderately advanced tuberculosis
• Far advanced tuberculosis
• TB Ekstra Paru

B. Pembagian berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya


C. Pembagian berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
D. Pembagian pasien TB berdasarkan status HIV
• HIV (+)
• HIV (-)
• HIV tidak diketahui
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS

TB paru
• Demam
• Batuk / batuk darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Malaise
GAMBARAN RADIOLOGIS TB PARU

Kelainan foto toraks pada


tuberculosis primer ini
adalah adalah
limfadenopati, parenchymal
disease, miliary disease,
dan efusi pleura.
Tuberculosis dengan
komplek primer (hanya
hilus kiri membesar). Foto
toraks PA dan lateral
TB POST PRIMER

• Beberapa bentuk kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen,


antara lain :
1.Sarang eksudatif, berbentuk awan atau bercak-bercak yang batasnya tidak tegas
dengan densitas rendah.
2.Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas dan
densitasnya sedang.
3.Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis berbatas tegas, dengan
densitas tinggi.
4.Kavitas atau lubang
5.Sarang kapur ( kalsifikasi)
TB dengan kalsifikasi
TB dengan cavitas
TB DENGAN HIV
Pasien HIV dengan TB dengan
nilai CD4+ sel T 173 sel/µL
memperlihatkan bercak infiltrat
dikedua lapang paru atas dan
tengah

Gambaran Pasien HIV


Pasien HIV dengan dengan TB dengan
TB dengan CD4+ nilaiCD4+ 1 sel/µL
sel T 17 sel/µL memperlihatkan
memperlihatkan peembesaran
infiltrat retikular kelenjar limfe
difus bilateral dan paratrakeal kanan,
bercak infiltrat trakeobronkial dan
dikedua lapang hilus bilateral serta
paru. opasitas homogen di
lapang paru kanan.
Gejala Klinis
Meningitis TB

Stadium
Demam (tidak terlalu tinggi), nafsu makan
1 menurun, nyeri perut, sakit kepala,
gangguan tidur, mual, muntah.

Stadium Nyeri kepala hebat, tanda2 meningeal sign


II muli nyata, kejang, TIK meningkat, muntah
hebat.

Stadium
III
kelumpuhan dan gangguan kesadaran
sampai koma.
GAMBARAN RADIOLOGIS MENINGITIS TB
A B

Gambar A, tanpa kontras


menunjukan pergeseran dari
ventrikel, Gambar B, dengan
kontras tampak sebagai lesi
space-occupying lesions,dari
cerebellum kiri
MRI pada tuberkuloma TB
GEJALA KLINIS SPONDILITIS TB:

• Nyeri punggung belakang


• adanya riwayat TB paru, atau riwayat gejala-gejala klasik (demam lama,
diaforesis nokturnal, batuk lama, penurunan berat badan) jika TB paru belum
ditegakkan sebelumnya.
• Paraparesis
• Gejala neurologis lain: rasa kebas, baal, gangguan defekasi dan miksi.
GAMBARAN RADIOLOGI SPONDILITIS TB

• Destruksi litik bagian anterior korpus vertebra dan dapat


menyebabkan korpus kolaps
• Peningkatan anterior wedging
• Sclerosis reaktif pada proses litik progresif
• Pembesaran bayangan psoas dengan atau tanpa kalsifikasi
• Osteoporosis pada end-plates vertebra
• Diskus intervertebralis menipis hingga hancur
• Bayangan vertebra fusiform yang mengarah pada pembentukan abses
A B

(A) dan lateral (B)


menunjukkan adanya
destruksi corpus
vertebra lumbal I dan
II dengan hilangnya
discus
intervertebralis.

A. erosi fokal (tanda panah) pada aspek


antero-superior dari corpus vertebra
lumbal IV. Subtle erosion juga terdapat
pada endplate vertebra lumbal III antero-
inferior. B. gambaran radiografi
menunjukkan perubahan erosi pada
corpus vertebra, sklerosis pada end plate
vertebra, hilangnya discus intervertebralis
yang berdekatan, tampak suatu massa
jaringan lunak pada bagian anterior
(tanda panah), dan ada pembentukan
gibbus awal
(Poin 6) CT-scan abdomen dengan
kontras menunjukkan destruksi litik
dari bagian anterior corpus
vertebrae lumbal I (panah hitam)
dan pembentukan
abses di psoas kanan dan
paraspinal. (Poin 7) CT-scan spinal
tanpa kontras menunjukkan
destruksi dan fragmentasi dari
corpus vertebrae lumbal I.
GEJALA KLINIS PERITONITIS TB

• nyeri perut hebat yang bersifat lokal maupun umum


• pembengkakan perut
• tidak nafsu makan
• berat badan menurun
• Batuk
• demam
• Pada fase yang lebih lanjut sakit perut lebih terasa dan timbul manifestasi
seperti obstruksi.
Foto polos abdomen
pada pasien dengan
peritonitis TB. Tampak
pneumatosis intestinalis
atau peningkatan gas
usus.

Foto polos abdomen pada


pasien dengan ileus
obstruktif
sekunder akibat peritonitis
TB. Tampak air fluid level
dan distensi usus
halus pada posisi erect (A)
dan supine (B).
• Pada USG:
1. cairan dalam rongga peritoneum yang bebas atau terfiksasi (dalam bentuk
kantong-kantong) dalam rongga abdomen,
2. pembesaran kelenjar limfe di retroperitoneal
3. adanya penebalan mesenterium
4. nodul peritoneum
5. abses hepar dan lien
6. perlengketan lumen usus
Nodul Omentum

USG abdomen yang Nodul peritoneum


menunjukkan
penebalan
mesenterium dan
asites
Granulasi dan abses hepar
GEJALA KLINIS TB PADA ANAK

• Nafsu makan berkurang. • Benjolan di punggung (gibbus), sulit


• Berat badan sulit naik, menetap, atau menurun membungkuk, pincang, atau
(kemungkinan masalah gizi sebagai penyebab pembengkakan sendi.
harus disingkirkan dulu dengan tatalaksana
• Bila mengenai susunan saraf pusat (SSP),
yang adekuat selama minimal 1 bulan).
dapat terjadi gejala iritabel, leher kaku,
• Demam subfebris berkepanjangan.
muntah-muntah, kesadaran menurun.
• Pembesaran kelenjar superfisial didaerah
• Gambaran kelainan kulit yang khas yaitu
leher,aksila, inguinal, atau tempat lain.
skrofuloderma,
• Keluhan respiratorik beruba batuk lebih dari 3
minggu atau nyeri dada. • Limfadenopati multiple di daerah coli,
• Gejala gastrointestinal seperti diare persisten aksila, atau inguinal.
atau perut membesar karena cairan atau • Lesi flikten di mata.
teraba massa dalam perut.
TATALAKSANA TB

• Kategori 1: 2 (HRZE)/ 4 (HR)3


• Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
• Kategori anak: 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA(S)/4-10HR
• Pasien resistan obat: OAT lini kedua, yaitu Kanamisi, Kapreomisin,
Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS serta OAT lini
pertama, yaitu pirazinamid dan etambutol
TERIMA KASIH
• Stadium infeksi HIV dibagi menjadi 4 stadium:
• stadium 1 (infeksi HIV) belum sampai tahap AIDS dengan perhitungan limfosit T
CD4+ ≥ 500 sel/µL atau limfosit total ≥ 29.
• Stadium 2 infeksi HIV (belum sampai AIDS) dengan perhitungan limfosit T CD4+
200-499 sel/µL ataaau limfosit total 14-28.
• Stadium 3 (AIDS) dengan perhitungan limfosit T CD4+ ≤ 200 sel/µL atau limfosit
total <14.
• Stadium terakhir dari infeksi HIV dimana tidak ada nilai limfosit T.
1. Pembengkakan (Indurasi) 0-4mm,uji mantoux negatif.
Tabel 2.3. Hasil Uji Mantoux
Sumber : Levin, 2009 Arti klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis.

2. Pembengkakan (Indurasi) 3-9mm,uji mantoux meragukan.

Tabel
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi 2.3. Hasil
silang Uji
dengan
Mantoux
Mycobacterium atypical atau setelah vaksinasi BCG.
Sumber : Levin,
2009

3. Pembengkakan (Indurasi) ≥ 10mm,uji mantoux positif.


Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi

    Mycobacterium tuberculosis.
• Pleuritis
Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau melalui penyebaran hematogen. Pada keadaan normal rongga pleura
berisi cairan 10-15 ml. Efusi pleura bias terdeteksi dengan foto toraks PA dengan tanda meniscus sign/ellis line, apabila jumlahnya 175
ml. Pada foto lateral dekubitus efusi pleura sudah bias dilihat bila ada penambahan 5 ml dari jumlah normal. Penebalan pleura di apikal
relative biasa pada TB paru atau bekas TB paru. Pleuritis TB bias terlokalisir dan membentuk empiema. CT Toraks berguna dalam
memperlihatkan aktifitas dari pleuritis TB dan empiema.
• Penyebaran miliar
Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-sarang sebesar l-2mm atau sebesar kepala jarum (milium), tersebar secara merata di
kedua belah paru. Pada foto toraks, tuberkulosis miliaris ini menyerupai gambaran 'badai kabut’ (Snow storm apperance). Penyebaran
seperti ini juga dapat terjadi pada Ginjal, Tulang, Sendi, Selaput otak /meningen, dsb.
• Stenosis bronkus
Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atau segmen paru yang bersangkutan sering menempati lobus kanan ( sindroma lobus
medius )
• Kavitas (lubang)
Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang keju. Dinding lubang sering tipis berbatas licin atau tebal berbatas tidak licin. Di
dalamnya mungkin terlihat cairan, yang biasanya sedikit. Lubang kecil dikelilingi oleh jaringan fibrotik dan bersifat tidak berubah-ubah
pada pemeriksaan berkala (follow up) dinamakan lubang sisa (residual cavity) dan berarti suatu proses lama yang sudah tenang.

Anda mungkin juga menyukai