Anda di halaman 1dari 15

PENANGANAN GAWAT

DARURAT PASIEN
GANGGUAN JIWA
suicide

KELOMPOK 5
Definisi kegawatdaruratan psikiatri

Kondisi pada keadaan kegawatdaruratan psikiatrik


meliputi percobaan bunuh diri, ketergantungan obat,
intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya delusi,
kekerasan, serangan panik, dan perubahan tingkah laku
yang cepat dan signifikan, serta beberapa kondisi medis
lainnya yang mematikan dan muncul dengan gejala
psikiatriks umum. Kegawatdaruratan psikiatrik ada untuk
mengidentifikasi dan menangani kondisi ini. Kemampuan
dokter untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi ini
sangatlah penting
Definisi Suicide

Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup


sendiri, yang dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun,
bunuh diri ini dapat dilakukan pula oleh tangan orang
lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk
membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah
menghabisi nyawanya sendiri. Dimana, Menghilangkan
nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri menjadi
mati oleh sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah
perbuatan-perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri.
Singkat kata, Bunuh diri adalah tindakan menghilangkan
nyawa sendiri dengan menggunakan segala macam cara.
Penyebab Suicide

1. Kegagalan untuk beradaptasi sehingga tidak dapat


untuk menghadapi stress
2. Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal untuk melakukan
hubungan yang berarti.
3. Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman bagi diri sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
5. Tangisan minta tolong.
6. Dipermalukan didepan umum.
7. Kehilangan pekerjaan.
Manifestasi klinis

1. Keputusasaan
2. Celaan terhadap diri sendiri
3. Perasaan gagal dan tidak berharga
4. Alam perasaan depresi
5. Agitasi dan gelisah
6. Insomnia yang menetap
7. Penurunan berat badan
8. Berbicara lamban
9. Keletihan
Penatalaksanaan kegawatdaruratan psikiatri

Penanganan di pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik


berprinsip untuk menstabilkan kondisi kehidupan.
Ketika distabilkan, pasien yang menderita kondisi
kronis dapat dipindahkan ke tempat yang
menyediakan rehabilisasi psikiatrik jangka panjang.
Bentuk yang berbeda dari pengobatan psikiatrik,
psikoterapi, atau terapi ECT dapat digunakan dalam
penanganan kegawatdaruratan
konsep restrain

Restraint ( dalam psikiatrik ) secara umum mengacu


pada suatu bentuk tindakan menggunakan tali
untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstrimitas individu yang berperilaku di luar kendali
yang bertujuan memberikan keamanan fisik dan
psikologis individu.
Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk
membatasi gerakan atau aktifitas fisik klien atau
bagian tubuh klien.
JENIS RESTRAIN
1. jaket pengekangan
2. manset
3. kursi geriatric
4. sprei/selimut

TUJUAN PEMASANGAN RESTRAIN


1. menghindari hal-hal yang membahayakan pasien selama pemberian askep
2. memberi perlindungan kepada pasien dari kecelakaan
3. memenuhi kebutuhan pasien atas keselamatan dan rasa aman

SASARAN PEMASANGAN RESTRAIN


1. pasien dengan penurunan kesadaran
2. pasien dengan indikasi gangguan kejiwaan
CARA KERJA
1. Cuci Tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. gunakan bantalan pada ekstremitas klien
sebelum dipasang restrain.
4. ikatkan restrain pada ektremitas yang dimaksud
5. longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30
menit.
6. kaji kemungkinan adanya luka,
7. catat keadaan klien.
INDIKASI
1.pasien menunujukan perilaku yang membahayakan
dirinya sendiri
2. tahanan pemerintah yang dirawat di rs
3. pasien yg membutuhkan tatalaksana emergency yg
berhubungan dengan kelangsungan hidup
4. pasien yang memerlukan pengawasan ketat
5. Perilaku agitasi yang tidak dapat diatasi dengan obat-
obatan
6. Klien yang mengalami gangguan kesadaran.
7. Klien yang membutuhkan bantuan untuk
mendapatkan rasa aman dan pengendalian diri.
KONTRAINDIKASI

1. Penggunaan teknik pengendalian fisik (restraint) pada pasien dalam


penatalaksanaanya harus memenuhi syarat-syarat yaitu sebagai berikut:
Penjelasan kepada pasien pasien mengapa pengendalian fisik (restraint)
dibutuhkandalam perawatan, dengan harapan memberikan kesempatan
kepada pasien untuk memahami bahwa perawatan yang akan diberikan
sesuai prosedur dan aman badi pasien maupun keluarga yang
bersangkutan.
2. Penggunaan teknik pengendalian fisik (restraint) tidak boleh diterapkan
dalam keadaan yaitu: Tidak bisa mendapatkan izin tertulis dari orang tua
pasien untuk melaksanakan pasien dan prosedur kegiatan. Pasien pasien
kooperatif. Pasien pasien memiliki komplikasi kondisi fisik atau mental.
konsep isolasi

Isolasi adalah menempatkan pasien dalam suatu ruang di mana dia


tidak dapat keluar dari ruangan tersebut sesuai kehendaknya.
Tingkatan pengisolasian dapat berkisar dari penempatan dalam
ruangan yang tertutup, tapi tidak terkunci sampai pada penempatan
dlm ruang terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai, kesempatan
berkomunikasi yang dibatasi, & pasien memakai pakaian rumah sakit
atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal kurang dapat
diterima & hanya digunakan untuk melindungi pasien aiau orang
lain.
TUJUAN
1. Melindungi klien,orang lain dan lingkungan dari bahaya potensial yg
mungkin terjadi dan sudah di kendalikan oleh orang lain.
2. Untuk pengendalian klien amuk yang potensial membahayakan pasien atau
orang lain

INDIKASI
 Pengendalian perilaku amuk
 Reduksi stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien.
 Klien yang tidak mampu mengendalikan perilakunya dan tidak bisa
dikendalikan dengan cara lain,.
Kontraindikasi
 Klien yang beresiko bunuh diri, klien yang agitasi disertai
gangguan pengaturan suhu tubuh akibat obat serta klien dengan
perilaku sosial menyimpang.
 Kebutuhan untuk pengamatan masalah medik
 Risiko tinggi untuk bunuh diri

Peran perawat dalam prosedur pelaksanaan teknik isolasi:


1. Membantu klien dalm memenuhi KDM
2. Membuat rencanan Asuhan keperawatan Lanjutan
3. Membina hubungan saling percaya pada klien
4. Tetap melakuakn terapi yang lain disamping teknik isolasi

Anda mungkin juga menyukai