Anda di halaman 1dari 44

Relevansi Nilai

Informasi Akuntansi
Periode Sebelum dan
Sesudah Penerapan
IFRS
Hello!

Teori Akuntansi
❄ LUNA PUTRI TIARA ROSSA 186020300111004
❄ MITHA SHOVIATY 186020300111006
❄ ABDULRIVAL HARTOYO 186020300111007
❄ MELATI AYU LESTARI 186020300111010
Barlev & Haddad, 2003:383
❄ Relevansi laporan keuangan harus diukur, salah
satunya dalam hal kontribusinya menyediakan
informasi yang relevan kepada investor.
❄ Pengukuran FVA (memberikan informasi yang
transparan) dapat mengukur dan
mengungkapkan nilai saat ini dari aset dan
kewajiban dan lebih relevansi nilai.
❄ Scott, 2015:154
Pendekatan model relevansi nilai memiliki
pandangan bahwa investor ingin membuat
prediksinya sendiri terkait return masa depan
sekuritas dan investor mampu mengumpulkan
dan mengolah semua informasi untuk
mencapai tujuan tersebut.
❄ FVA adalah ciri utama dari IFRS (Ball, 2006). Paradigma
FVA sedang diperkenalkan secara bersamaan ke seluruh
dunia (Barlev & Haddad, 2003: 392)
❄ US tidak menerapkan IFRS
❄ Negara-negara di Eropa, wajib menerapkan IFRS pada tahun
2005
❄ Untuk negara-negara di ASEAN, hampir semua negara-negara
di wilayah ASEAN sudah menerapkan IFRS seperti Indonesia
dan Malaysia pada tahun 2012, yang mana dari 10 anggota
ASEAN, hanya Vietnam dan Laos yang belum menerapkan
IFRS
Decision Usefulness
Scott, 2015
❄ Informasi akuntansi keuangan dapat membantu
para pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan yang baik dapat dijelaskan oleh konsep
decision usefulness atau kebergunaan keputusan
❄ Decision usefulness approach dapat menjelaskan
informasi yang relevan dibutuhkan oleh investor
untuk memprediksi pengembalian dari investasi dan
risiko dari pengembalian.
Decision usefulness approach dan value
relevance approach menunjukkan bahwa
pengungkapan-pengungkapan informasi
lain, tidak hanya informasi akuntansi dalam
laporan tahunan yang dapat dijadikan
pertimbangan investor dalam mengukur
nilai suatu perusahaan.
Contohnya,
Informasi selain informasi akuntansi
(informasi laba) adalah informasi CSR yang
dapat menjadi salah satu informasi yang
diperhatikan sebagai pertimbangan investor
dalam membuat keputusan, seperti pada
penelitian Narullia (2017) yang menggunakan
relevansi nilai informasi akuntansi dan
informasi CSR.
Ohlson’s Clean
Surplus Theory
❄ Pandangan Ohlson’s Clean Surplus Theory dapat
menjelaskan laporan laba rugi dan neraca dapat
mencerminkan nilai pasar perusahaan (Scott, 2015:
219), yang mana sesuai konsisten dengan decision
usefullness approach.
❄ Model Ohlson’s Clean Surplus Theory dapat digunakan
untuk menguji relevansi nilai informasi akuntansi
yaitu laba perusahaan, nilai buku ekuitas
perusahaan, dan arus kas operasi dalam menilai
perusahaan, dapat dengan menambahkan relevansi
nilai informasi selain informasi akuntansi, yaitu
informasi CSR (seperti penelitian Narullia (2017))
Relevansi Nilai
1. Relevansi Nilai dan Fair Value Accounting (FVA)
Adanya pergeseran dari pengukuran historical
cost accounting (HCA) ke fair value accounting
(FVA), mencerminkan perubahan kebutuhan
pengguna akuntansi keuangan dan adanya upaya
dari badan penetapan standar akuntansi untuk
membalikkan pola menurunnya relevansi dari
informasi keuangan (Barlev & Haddad, 2003: 383;
Francis & Schiper, 1999; Lev & Zarowin, 1999)
Barlev & Haddad, 2003:385
❄ Laporan keuangan berdasarkan FVA
memberikan informasi yang transparan, yang
dimana laporan laba rugi mencerminkan nilai
ekonomi riil dari kegiatan usaha dan neraca
mencerminkan aset, kewajiban, dan ekuitas
sebesar nilai wajarnya
2. Relevansi
Nilai
Informasi Akuntansi
Konsep nomor 2 dari FASB tahun 1980b
menjelaskan relevansi adalah kapasitas informasi
untuk membuat perbedaan dalam keputusan
dengan membantu pengguna untuk membentuk
prediksi tentang hasil dari peristiwa masa lalu,
sekarang, dan masa depan atau untuk
mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi
sebelumnya (Barlev & Haddad, 2003: 396)
Informasi Nilai
Akuntansi Perusahaan

Gambar 1. Kerangka Konseptual Relevansi


Nilai Informasi Akuntansi
Investor membutuhkan informasi tentang
peluang investasi dan kinerja pendapatan
serta potensi pertumbuhannya, yang mana
pada waktunya laporan laba rugi menjadi
laporan keuangan yang penting, namun
kemudian dengan kemajuan di bidang
keuangan, menjadi jelas bahwa laporan laba
rugi tidak mencerminkan kualitas laba dan
tidak cukup untuk pengambilan keputusan.
❄ Pendekatan model relevansi nilai memiliki
pandangan bahwa investor ingin membuat
prediksinya sendiri terkait return masa depan
sekuritas dan investor mampu mengumpulkan
dan mengolah semua informasi untuk
mencapai tujuan tersebut (Scott, 2015: 154)
❄ Informasi laba adalah informasi yang paling
banyak dan yang pertama dijadikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan
oleh investor (Scott, 2015: 172)
❄ Salah satu penyebab terjadinya penurunan
relevansi nilai informasi laba karena
peningkatan dampak dari sumber informasi
lainnya terhadap harga saham (Scott, 2015:
220)
❄ Semakin banyak informasi tambahan yang
berhubungan dengan informasi laba, semakin
besar keungkinan analis untuk merevisi target
harga saham (Scott, 2015: 176)
❄ Terdapat penelitian tentang relevansi nilai
informasi akuntansi di beberapa negara
ASEAN dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015 yang dilakukan oleh Narullia
(2017)
❄ Narullia (2017) juga meneliti relevansi
informasi tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) di beberapa negara
ASEAN
Informasi Nilai
Akuntansi Perusahaan

Informasi
CSR

Gambar 2. Kerangka Konseptual Penelitian Narullia (2017)


Narullia (2017)
Hasil:
Informasi akuntansi (informasi laba, nilai buku, dan arus kas) adalah
informasi yang relevan dalam mengukur nilai perusahaan dan informasi CSR
adalah informasi yang relevan pula karena daat meningkatkan relevansi nilai
informasi laba dan nilai buku perusahaan.
Narullia (2017) menyimpulkan informasi CSR meskipun informasi yang
relevan. Tetapi relevansi nilainya belum cukup baik dan tidak konsisten
karena kualitas laporan CSR masih kurang dan perlu ditingkatkan agar
relevansi nilai informasinya menjadi lebih besar dan konsisten.
Narullia (2017) menggunakan variabel independen yaitu informasi akuntansi
(Laba Akuntansi (earnings per share/ EPS), Nilai Buku per Lembar Saham
(book value per share/ BVS), dan Arus Kas Operasi (cash flow from operating
activities/ CFO)), variabel dependen yaitu harga saham, dan variabel moderasi
yaitu informasi CSR (indeks Global Reporting Initiative/ GRI Guidelines).
Narullia (2017)

❄ Untuk Penelitian Narullia (2017), pengujiannya


menggunakan analisis regresi berjenjang atau
hierarchical regression analysis, yaitu sebagai
berikut:
❄ 𝑃𝑖,𝑡 = 𝑎 + 𝛽1. 𝐸𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽2 𝐵𝑉𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽3 𝐶𝐹𝑂𝑖,𝑡
❄ 𝑃𝑖,𝑡 = 𝑎 + 𝛽1. 𝐸𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽2 𝐵𝑉𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽3 𝐶𝐹𝑂𝑖,𝑡 + 𝛽4 𝐶𝑆𝑅𝑖,𝑡
❄ 𝑃𝑖,𝑡 = 𝑎 + 𝛽1. 𝐸𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽2 𝐵𝑉𝑆𝑖,𝑡 + 𝛽3 𝐶𝐹𝑂𝑖,𝑡 + 𝛽4 𝐶𝑆𝑅𝑖,𝑡 +
𝛽5 𝐸𝑃𝑆𝑖,𝑡 . 𝐶𝑆𝑅𝑖,𝑡 + 𝛽6 𝐵𝑉𝑆𝑖,𝑡 . 𝐶𝑆𝑅𝑖,𝑡 + 𝛽7 𝐶𝐹𝑂𝑖,𝑡 . 𝐶𝑆𝑅𝑖,𝑡 + 𝜀
Ball & Brown (1968)

❄ Penelitian pertama tentang relevansi nilai


informasi laba adalah penelitian dari Ball & Brown
(1968), yang mana menggunakan besaran Earnings
Response Coefficient (ERC) untuk mengukur
besarnya relevansi nilai informasi laba, di mana
Scott (2015: 159) menyatakan penelitian Ball &
Brown (1968) merupakan penelitian yang menjadi
bukti kuat pertama bahwa informasi laba direaksi
oleh pasar.
Iatridis & Rouvolis (2010)
❄ Terdapat berbagai pengujian relevansi nilai dengan Ordinary Least
Square (OLS) Regression pada penelitian-penelitian sebelumnya, seperti
yang dijelaskan pada penelitian Iatridis & Rouvolis (2010), yaitu sebagai
berikut:
❄ Penelitian Barth et. al. (2005); Hung & Subramanyam (2007); Iatridis
(2008b):
𝑃𝑖,𝑡 = 𝑎0 + 𝑎1 𝐵𝑉𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝑎2 𝑁𝑃𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝑒𝑖,𝑡

❄ Penelitian Barth et. al.(2005); Lang et. al. (2005); Iatridis (2008b):
𝑁𝑃𝑃𝑖,𝑡 = 𝑎0 + 𝑎1 𝐴𝑅𝑖,𝑡 + 𝑒𝑖,𝑡

❄ Penelitian Hung & Subramanyam (2007); Iatridis (2008b):


𝐴𝑅𝑖,𝑡 = 𝑎0 + 𝑎1 𝐵𝑉𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝑎2 𝐵𝑉𝐶𝐻𝐴𝑖,𝑡 + 𝑎3 𝑁𝑃𝑃𝑆𝑖,𝑡 + 𝑎4 𝑁𝑃𝐶𝐻𝐴𝑖,𝑡 + 𝑒𝑖,𝑡
International Financial
Reporting Standards (IFRS)
1. IFRS dan Fair Value Accounting
❄ Fair value accounting atau FVA (Akuntansi nilai
wajar) adalah ciri utama IFRS (IAS 16, IAS 36, IAS
38, IAS 39, IAS 40, IFRS 2, IFRS 3), yang mana FVA
mengandung informasi yang lebih daripada
Historical costs accounting atau HCA (Akuntansi
biaya historis) (Ball, 2006)
❄ Paradigma FVA sedang diperkenalkan secara
bersamaan ke seluruh dunia, dengan IASC dan
FASB bekerja sama berkaitan dengan FVA untuk
mencapai tujuan dari pernyataan relevansi nilai
❄ Adanya pergeseran dari pengukuran
historical cost accounting (HCA) ke fair value
accounting (FVA), mencerminkan perubahan
kebutuhan pengguna akuntansi keuangan
❄ IASB (IASC diganti dengan IASB) dan FASB
meminta lebih baik menggunakan
pengukuran FVA di laporan keuangan karena
informasi lebih relevansi nilai untuk investor
dan kreditor daripada informasi HCA (Ball,
2006)
❄ Laporan keuangan berdasarkan FVA memberikan
informasi yang transparan, yang di mana laporan
laba rugi mencerminkan nilai ekonomi riil dari
kegiatan usaha dan neraca mencerminkan aset,
kewajiban, dan ekuitas sebesar nilai wajarnya (Barlev
& Haddad, 2003: 385)
❄ Pengukuran FVA memberikan landasan yang
diperlukan untuk transparansi akuntansi, yaitu benar,
akurat, dan informasi yang lengkap. Sehingga FVA
mendukung pernyataan SEC yang mengharuskan
perusahaan memberikan informasi keuangan yang
transparan kepada investor (pg 12)
IFRS danRelevansi-Nilai

Photo by Markus Spiske · CC-License: CC BY · www.temporausch.com


IFRS adalah aturan akuntansi (standar) yang
dikeluarkan oleh IASB, organisasi independen
yang berbasis di London, Inggris. IASB mengaku
menjadikan seperangkat aturan itu idealnya akan
berlaku sama untuk pelaporan keuangan oleh
perusahaan publik di seluruh dunia.
Terdapat berbagai penelitian tentang penerapan standar dan
relevansi nilai di Eropa, khususnya pada emerging market yang
sama dengan Indonesia, yaitu seperti Ballas, et. al. (2010)
dengan judul relevansi IFRS ke emerging market, bukti dari
Yunani, yang menguji relevansi IFRS di emerging market dengan
referensi khusus untuk Yunani
Hasil: meskipun lingkungan Yunani tidak sesuai untuk
penerapan IFRS, peserta survei percaya bahwa adopsi IFRS
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, dengan
pengenalan IFRS meningkatkan kehandalan transparansi dan
daya banding laporan keuangan.
❄ Ada penelitian yang sama di Yunani pada tahun
sebelumnya, tahun 2009, yaitu penelitian Iatridis &
Rouvolis (2010) yang mengkaji dampak dari transisi
GAAP Greece ke IFRS dengan meneliti penyediaan
pengungkapan IFRS secara sukarela sebelum periode
resmi adopsi IFRS, tingkat manajemen laba
berdasarkan IFRS, dan relevansi nilai angka akuntansi
berbasis IFRS.
❄ Kemudian ada penelitian dari Karampinis & Hevas
(2009) tentang mandat IFRS di lingkungan yang tidak
menguntungkan, dengan pengalaman dari Yunani
❄ Selanjutnya juga telah ada penelitian dari
Tsalavoutas et. al. (2009) yang meneliti transisi
ke IFRS dan relevansi nilai laporan keuangan di
Yunani, yang memeriksa relevansi nilai
gabungan dari nilai buku ekuitas dan laba
bersih sebelum dan sesudah transisi wajib ke
IFRS di Yunani.
❄ Devalle et. al. (2009) menjelaskan terdapat juga
penelitian-penelitian terkait IFRS dan relevansi
nilai informasi akuntansi di negara-negara
Eropa selain Yunani.
Ada pro dan kontra penerapan IFRS (Ball, 2006),
yang didukung oleh penelitian-penelitian tentang
penerapan IFRS dan relevansi nilai, yang salah satunya
adalah penelitian dari Devalle et. al. (2009).
Hasil temuannya:
Hanya ada sedikit bukti peningkatan relevansi nilai,
namun laba ditemukan dapat mempengaruhi harga saham
ke tingkat yang lebih besar daripada sebelum
pengadopsian IFRS, sementara pengaruh nilai buku ekuitas
ditemukan menurun
Penelitian Devalle et. al. (2009) didukung oleh penelitian-
penelitian seperti berikut di bawah ini, yaitu:
❄ Penelitian Harris et. al. (1994) dengan topiknya
perbandingan relevansi nilai German GAAP dan US GAAP
❄ Joos & Lang (1994) dengan topiknya investigasi dari dampak
EU Directives di relevansi nilai di UK, German, dan France
❄ Harris & Muller (1999), membandingkan relevansi nilai dari
US GAAP dan IAS
❄ Ali & Hwang (2000) yang membandingkan relevansi nilai
model continental dan model Anglo-Saxon
❄ Niskanen et al. (2000), evaluasi dari relevansi nilai incremental
dari rekonsiliasi Finnish Local Accounting Standards (LAS) pada
IAS
❄ Bartoc et. al. (2005), yang membandingkan relevansi nilai
German GAAP, US GAAP, dan IAS
❄ Lin & Chen (2005), yang meneliti evaluasi dari relevansi nilai
incremental dari rekonsiliasi dari Chinese Accounting Standards
(CAS) pada IAS
❄ Schiebel (2006) yang meneliti tentang perbandingan relevansi
nilai German GAAP dan IFRS
❄ Hellstrom (2006) yang menginvestigasi perubahan relevansi
nilai di Czech Republic (ekonomi transisi)
❄ Callao et. al. (2007), menginvestigasi dampak dari adopsi IFRS
pada relevansi nilai di Spain
❄ Dobija (2007), menginvestigasi dari perubahan relevansi nilai
di Poland (ekonomi transisi)
❄ Hung & Subramanyam (2007) yang menginvestigasi dampak
dari adopsi IAS pada relevansi nilai di German
❄ Naceur & nachi (2007) menginvestigasi dampak dari
perubahan Tunisian GAAP (khususnya, pembaruan akuntansi
tahun 1997) pada relevansi nilai
❄ Van der meulen et. al. (2007), yang membandingkan relevansi
nilai US GAAP dan laba IFRS
❄ Jermakowicz et. al. (2007), yang membandingkan
relevansi nilai dari laba akuntansi yang dilaporkan di
bawah HGB German, IFRS, dan US GAAP
❄ Gjerde et. al., (2008), yang menginvestigasi perubahan
relevansi nilai di Norwegian GAAP dari waktu ke waktu
(Transisi dari model Continental ke model Anglo-Saxon)
❄ Horton & Serafeim (2008), yang mengevaluasi relevansi
nilai incremental dari rekonsiliasi dari UK GAAP ke IFRS
❄ Dedman et. al. (2009), yang mengevaluasi relevansi nilai
dari pengeluaran R & D di UK
Conclusion
❄ FVA adalah ciri utama dari IFRS (Ball, 2006).
Pengukuran FVA (Transparansi) dapat mengukur
dan mengungkapkan nilai saat ini dari aset dan
kewajiban dan lebih relevansi nilai (Barlev &
Haddad, 2003: 384)
❄ Ada pro dan kontra penerapan IFRS (Ball, 2006) yang
didukung oleh penelitian-penelitian tentang
relevansi nilai dan penerapan IFRSdi Yunani,
negara-negara di Eropa selain Yunani, di beberapa
negara ASEAN, dan di Indonesia.
❄ Dampak dari penerapan IFRS terhadap relevansi
nilai bervariasi dari satu negara dengan negara lain,
sesuai dengan hasil penelitian Iatridis & Rouvolis
(2010), yaitu dampak dari adopsi IFRS bervariasi
dari satu negara dengan negara lain yang
tergantung pada sistem akuntansi yang digunakan,
budaya, dan praktik perusahaan serta lingkungan
hukum dan ekonomi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai