Anda di halaman 1dari 24

Kultur In Vitro Anggrek

Subtitle
Teknik dalam kultur jaringan antara
lain :
▪ Meristem culture, budidaya jaringan dengan mengunakan eksplan
dari jaringan muda atau meristem.
▪ Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen
atau benang sari.
▪ Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
▪ Chloroplas culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi
protoplas.
▪ Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan
dua macam protoplas, kemudian dibudidayakan hingga menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat baru.
Tujuan teknik kultur jaringan, sebagai
berikut.

▪ Menghasilkan tanaman dalam jumlah besar dengan lahan yang tidak


terlalu luas dan waktu yang sigkat.
▪ Menghasilkan tanaman yang bebas penyakit.
▪ Melestarikan jenis tanaman langka.
▪ Mempertahankan sifat-sifat tanaman induk.
▪ Menghasilkan varietas tanaman baru dengan kultur fusi protoplas.
Tahapan dalam kultur in vitro

▪ Tahapan Persiapan dan Sterilisasi Eksplan


▪ Tahapan Inokulasi
▪ Tahap Subkultur
▪ Tahap Akilimatisasi
Kuktur in vitro anggrek

▪ Eksplan yang digunakan adalah Biji anggrek


▪ Biji merupakan organ tumbuhan yang siap menjadi tumbuhan
lengkap.
▪ Biji anggrek berukuran kecil dan tidak mempunyai endosperm.
▪ karena tidak mempunyai endosperm, media tumbuh perlu bahan
organic seperti air kelapa, kentang dll.
Gambar : biji yang isi & biji yang kosong.

ISI

KOSONG
Contoh biji anggrek
Sterilisasi

Buah anggrek EtOH 70% HgCl 0,2%


2 menit 1 kali 5 menit 2 kali

Aquades steril
Penanaman Blotting 30 detik 3 kali
Media tumbuh anggrek

Media tanam adalah faktor penentu dalam perbanyakan


tanaman dengan teknik kultur jaringan. Komposisi media yang
digunakan bergantung dengan jenis tanaman yang akan
diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral, vitamin, dan hormon. Selainitu, diperlukan juga bahan
tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.

Media tanam anggrek yaitu VW dan Knudson


Media Knudson dan media Vacin and Went

Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek.


Tanaman yang ditanam di kebun dapat tumbuh dengan baik
dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat. S
Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH4+
disamping 8.5 mM NO3-, sangat baik untuk perkencambahan dan
pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata dibutuhkan
untuk perkembangan protocorm.
Beberapa alasan untuk megecambahkan biji
anggrek secara in vitro adalah :

▪ Biji anggrek sangat kecil dan mengandung cadangan makanan yang sangat sedikit
atau bahkan tidak ada. Jika dikecambahkan in vivo kemungkinan besar bisa hilang
atau cadangan makanan tidak mencukupi
▪ Perkecambahan dan perkembangan bibit sangat tergantung pada simbiosis
dengan fungi. Jika ditumbuhkan tanpa fungi maka disebut perkecambahan
asimbiotik.
▪ Jika biji dihasilkan dari persilangan tertentu, maka perkecambahan secara in vitro
akan meningkatkan persentase keberhasilannya
▪ Perkecambahan secara in vitro dapat membantu perkecambahan embrio anggrek
yang belum berkembang atau belum matang sehingga memperpendek siklus
pemuliaannya atau budidayanya
▪ Perkecambahan dan perkembangan bibit dapat berlangsung lebih cepat dalam
kondisi in vitro karena lingkungan yang terkendali dan tidak ada kompetisi dengan
fungi atau bakteri yang tidak menguntungkan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
pemilihan buah anggrek untuk ditanam secara
in vitro adalah :

▪ Lebih mudah untuk sterilisasi buah yang belum pecah


▪ Dengan memilih buah yang belum terlalu masak, dapat dilakukan
penyelamatan embrio dari hasil persilangan antar spesies atau
kultivar yang berkerabat jauh
▪ Mengecambahkan biji yang belum terlalu masak dapat
memperpendek siklus budidaya
▪ Waktu pengambilan buah yang tepat tergantung tiap spesies.
Biasanya diambil saat 2/3.
Subkultur

Pemindahan bibit tanaman anggrek dalam botol ke botol lain


dengan media baru yang komposisinya sama dan bibit yang ditanam di
dalam botol kultur yang baru lebih sedikit jumlahnya. Maksud dari
pemindahan ini adalah untuk menjaga kestabilan pH dan nutrien tetap
tersedia selama pertumbuhan bibit.
Secara umum tujuan dari sub kultur
adalah :

▪ Nutrisi pada media sudah habis atau terserap semua (terjadi fenomena
defisiensi sehingga kualitas bibit menurun)
▪ Media mongering sehingga kadar garam dan sucrose meningkat
▪ Pertumbuhan tanaman di dalam botol telah maksimal (mencapai tutup
botol) sehingga harus segera dipindah
▪ Bahan tanam diperlukan untuk perbanyakan selanjutnya
▪ Terjadi browning yang tampak dengan media menjadi coklat atau hitam
sehingga eksplan perlu dipindah ke media baru
▪ Eksplan perlu dipindah ke media lain untuk perkembangan selanjutnya
▪ Media menjadi caira akibat penurunan pH oleh tanaman / eksplan
Subkultur anggrek biasanya dilakukan 2-3 kali sampai tunas-
tunasnya cukup besar untuk dipindah media di luar lingkungan in vitro.
Media subkultur biasanya berbeda dengan media dimana biji anggrek
dikecambahkan pada tahap awal. Untuk satu fase (hidup dalam satu
botol), akan bervariasi tergantung jenis anggrek dan kondisi lingkungan
sehingga bervarasi dari 6 bulan sampai 2 tahun.
aklimatisasi

aklimatisasi adalah masa adaptasi tanaman hasil pembiakan pada


kultur in vitro yang semula kondisinya terkendali kemudian berubah
pada kondisi lapangan, selain itu tanaman harus mengubah pola
hidupnya dari tanaman heterotroph menjadi autotroph kembali.
Alat dan bahan yang diperlukan
 Media tanam : - Serbuk pakis
► Arang sekam

► Kompos; pupuk kandang

► Pasir

► Tanah

► Media Jiffy

► Moss, cocopit

Seedling botolan/kultur in vitro Steroform


Fungisida, pupuk seedling alami, vitamin B1
Kertas merang/Koran bekas
Peralatan

►Pot kecil, cobek tanah


►Pinset/kawat pengait
►Sekop kecil atau bilah bambu
►Nyiru
►Bak plastik/waskom
►Sungkup dari plastik
►Rak pot/tray
►Sprayer
LANGKAH – LANGKAH AKLIMATISASI
1. Pengeluaran bibit dari botol
Botol diisi air secukupnya, kemudian dikocok agar media
agar terlepas dari bibit anggrek/seedling anggrek.
Keluarkan seedling dengan hati-hati menggunakan kawat
pengait, secara ditarik bagian antara akar dan daun
(usahakan akar keluar lebih dahulu).
Cuci dengan air mengalir atau dengan disemprot pakai
sprayer sampi bersih dari agar-agar(agar tidak mudah
ditumbuhi jamur)
Rendam dalam larutan fungisida 1 % selama 5 detik
Cuci kembali dengan air mengalir, kemudian tiriskan di atas
kertas merang atau koran bekas.
2. Penyiapan Media
a) Media yang telah dipilih rendam dengan larutan pupuk yang telah
diencerkan sesuai rekomendasi.
b) Tiriskan, kemudian disterilkan dan selanjutnya didinginkan.

3. Penanaman bibit
a) Isi pot dengan steroform 1/3 bagian pot
b) Tambahkan moss sampai 2/3 bagian pot
c) Tanam bibit dengan menutup akar dengan moss
d) Atur pot dalam tray/rak yang telah disediakan
e) Letakkan ditempat teduh 1 – 2 minggu (usahakan tidak terkena matahari
secara langsung).
4. Penempatan pot

a) Pot yang telah ditanami planlet dimasukkan sungkup platik


atau diletakkan dalam bak plastik yang diisi air.
b) Gunanya untuk menjaga kelembaban yang tinggi.
c) Letakkan pot tersebut ditempat yang tidak terkena sinar
matahari secara langsung selama 1 – 2 minggu.
d) Tiap selang 6 – 10 hari sungkup plastik dibuka sedikit demi
sedikit dan akhirnya terbuka sama sekali.
e) Apabila sudah cukup kuat, maka tanaman dapat dibiarkan
terkena sinar matahari secara langsung.
Penyiraman
 3 hari pertama tidak disiram
 Selanjutnya 1 hari sekali, bila cuaca dingin
Pemupukan
 Tahap awal tidak perlu dipupuk
 Lebih kurang 3 minggu setelah tanam dipupuk 1 kali
perminggu.

Pencahayaan
 Jangan terkena cahaya mata hari secara langsung
 Usahakan penyinaran 40 % radiasi cahaya mata hari
 Sirkulasi udara harus bebas
PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT

Dapat dilakukan dengan :


Penyemprotan insektisida dan
fungisida
Penyemprotan dilakukan 1 kali
seminggu.

Anda mungkin juga menyukai