Pendahuluan:
• Sebagian besar wanita, mual & muntah ringan-
sedang dijumpai sampai sekitar 14-16 mgg
• Namun, pada sebagian wanita, keluhan ini parah &
tdk berespon pada diet sederhana & antiemetik
• Upaya u/ mengatasi keparahan mual & muntah:
indeks penentuan score PUQE-Pregnancy Unique
Quantification of Emesis and Nausea
Williams pg 1108
Insiden Hiperemesis gravidarum
Williams pg 1108
Hiperemesis gravidarum
• Hiperemesis berkaitan dengan hormon terkait kehamilan dlm
serum yg meningkat & tinggi
• Meskipun pemicu blm diket pasti; hCG, estrogen, progesteron,
leptin, hormon pertumbuhan plasenta, prolaktin, tiroksin,
hormon adrenokorteks diperkirakan berperan
• Komponen psikologis
• Janin perempuan meningkatkan risiko 1,5x lipat
• F. Risiko yg mean risiko rawat inap: rw kehamilan mola,
asma, pnykt sal cerna
Williams pg 1108
Infeksi Helicobacter pylori
Williams pg 1108
Komplikasi Hiperemesis gravidarum
Williams pg 1108
Daftar komplikasi yg berpotensi
mematikan
Williams pg 1108
Penatalaksanaan Hiperemesis
gravidarum
Williams pg 1109
2 Uji klinis tdk mendapatkan adanya manfaat metilprednisolon
dibandingkan dgn plasebo, tetapi kel yg diberi steroid jauh lbh
jarang memerlukan rawat inap ulang
Penelitian Bondon 2006; terapi hidrokortison denyut
jantung(pulsed hyrdrocortisone) lbh baik daripada
metoklopramid u/ mengurangi muntah & rawat inap ulang
Antagonis serotonin obat paling efektif u/ mengontrol mual &
muntah akibat kemoterapi
Ondansetron tdk lbh baik daripada prometazin
Setelah pengobatan, sebagian besar wanita memberikan respon
positif & dpt dipulangkan dgn terapi antiemetik
Williams pg 1109
Toxoplasmosis
• Infeksi parasit yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii.
• Hospes definitif : kucing
• Cara infeksi : konsumsi daging mentah yang
terinfeksi kista jaringan, kontak dengan
ookista tinja kucing yang terinfeksi dalam air,
tanah, sampah yang tercemar.
Daur Hidup Toxoplasma
• Takizoit invasi, replikasi dalam sel berinti selama infeksi
• Bradizoit membentuk kista di jaringan selama infeksi laten
• Sporozoit ditemukan dalam ookista yang tahan hidup
pengaruh lingkungan.
Ditemukan : mikrosefalus,ventrikulomegali,
kalsifikasi serebrum, asites, hepato-
splenomegaki, usus hiperekoik, oligohidramnion
Diagnosis CMV
• Pemeriksaan gold standard: pemeriksaan
cairan amnion uji amplikasi asam nukleat
CMV cairan amnion.
• Pemeriksaan lain : PCR
Tatalaksana CMV
• Wanita hamil imunokompeten dan infeksi
primer/ rekuren hanya bisa terapi simptomatik
• Jika ibu sudah dipastikan infeksi primer
pemeriksaan analisis cairan amnion
• Terkadang pengakhiran kehamilan salah satu
pilihan
• Gamsiklovir secara IV kepada neonatus degan
gejala penyakit SSP mencegah perburukan
gangguan pendengaran.
• Perhatikan higiene yang baik ( cuci tangan )
Malaria
• Disebabkan Plasmodium ( vivax, ovale,
malariae, falcifarum )
• Temuan klinis : demam, mengigil, flu like
symptom (nyeri kepala, mialgia, malaise),
anemia, ikterus
• Plasmodium falcifarum dapat menyebabkan
gagal ginjal, koma, kematian
Malaria
• Efek malaria terhadap kehamilan
– Infeksi P. falciparum >> sering morbiditas berat
dan mortalitas. Bila infeksi dini meningkatkan
resiko abortus
– >> sering trimester II dan III
– Eritrosit, monosit, makrofag terinfeksi berkumpul
didaerah vaskuler plasenta parasitemia
berkadar tinggi diplasenta Peningkatan angka
lahir mati, pre-term, hambatan pertumbuhan.
Diagnosis Malaria
• Gold standard apusan darah dengan
pemeriksaan mikroskop
• Antigen spesifik malaria
Pencegahan Malaria
• Kemoprofilaksis di daerah endemik wanita
hamil menggunakan klorokuin
• Kontrol vektor
• Mengunakan kelambu, insektisida
Rubela
• Rubela (german measles) menyerupai campak,
hanya saja bentuknya sdikit lebih kasar.
• Infeksi pada trimester pertama memberikan
dampak buruk (kelainan bawaan)
– Defek jantung, katarak, terinitis dan ketulian,
• Infeksi pada trimester ini memberikan opsi
aborsi.
• Dengan upaya vaksinasi pada remaka, prevalensi
infeksi virus ini menjadi sangat jarang.
Herpes simplex virus
• Jika ibu sudah mempunyai infeksi
kemungkinan infeksi pada bayi hampir tidak
terbuktim maka diperbolehkan persalinan
pervaginam.
• Sebaliknya, infeksi terjadi pada saat
kehamilan, disarankan untuk melakukan
persalinan sesarea.
Pre eklampsia
• Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia
kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.
Faktor Resiko
• Primigravida
• Hiperplasentosis
• Umur yang ekstrim
• Riwayat keluarga
• Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
• Obesitas
Patofisiologi
• Teori kelainan vaskular plasenta
• Teori Iskemia,Radikal bebas dan disfungsi
endotel
• Teori Genetik
Klasifikasi
Preeklamsia ringan Preeklamsia berat
Tekanan darah ≥ 140/90 • Tekanan darah ≥ 160/110
mmHg mmHg
Oedema
• Oedema paru dan sianosis
Karena retensi Na dan air
Kenaikan BB ≥ 1 kg/minggu • Proteinuria ++
Proteinuria + • Oliguria
Sakit kepala • Nyeri epigastrium
Nyeri epigastrium
• Gangguan visual
Gangguan visual (kekaburan)
(kekaburan)
Peningkatan berat badan
berlebihan
PREEKLAMPSIA RINGAN
PREEKLAMPSIA BERAT
PENATALAKSANAAN
• Preeklamsia ringan
– Bed rest
– Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa
tidur.
– Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
– Bila menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat,
dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :
• metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau
• nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5
mg/hari (max.30 mg/hari).
PENATALAKSANAAN
• Preeklamsia Berat
– Dapat ditangani secara aktif atau konservatif
– Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi
bersama dengan pengobatan medisinal.
– Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan
bersama dengan pengobatan medisinal.
– Prinsip : tetap pemantauan janin dengan klinis,
USG, kardiotokografi.
KOMPLIKASI
• Atonia uteri • Perdarahan otak
• Sindrom HELLP • Edema paru
(hemolysis, elevated • Gagal jantung
liver enzymes, low • Syok
platelet count)
• kematiaan
• Ablasia retina
• Gagal ginjal
Eklampsia
• Kelainan pada masa kehamilan, dalam
persalinan, atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelainan saraf) dan/atau koma dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala
pre-eklampsia.
Gejala dan tanda
• Dibagi menjadi 4 tahap:
– Tingkat awal/aura (30 detik)
• Mata terbuka tanpa melihat, tangan dan kelopak mata
bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke kiri
– Tingkat kejangan tonik (<30 detik)
• Smua otot kaku, tangan mengenggam,kaki bengkok ke dalam,
pernapasan berhenti, muka sianotik, lidah dapat tergigit
– Tingkat kejangan klonik (1-2 menit)
• Spasmus tonik, otot berkontraksi, mulut membuka dan
menutup, keluar busa, muka kongesti dan sianosis
– Tingkat koma
• Lama ketidaksadaran tergantung seseorang
PENATALAKSANAAN
• Tujuan
– Untuk menghentikan dan mencegah kejang
– Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya
krisis hipertensi
– Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi
keadaan ibu seoptimal mungkin
– Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu
seminimal mungkin
PENATALAKSANAAN
• Umum
– Sodium Penthotal
• Digunakan untuk menghentikan kejang
• Dapat menurunkan konsumsi oksigen di otak
– Diazepam
• Sedatif dan antikonvulsif
– Sulfat magnesium
• Depresant SSP dan neuromuscular junction
• Vasodilatasi, menurunkan tensi, meningkatkan diuresis
dan menambah aliran darah ke uterus
PENATALAKSANAAN
• Obstetrik
– Jika kehamilan < 37 minggu
• Rawat jalan
• Pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi
janin tiap minggu
• Bila kondisi janin memburuk terminasi kehamilan
– Jika kehamilan > 37 minggu
• Terminasi kehamilan
PENATALAKSANAAN
• Kejang
– Tidurkan pasien dengan posisi Trendelenburg
– Bebaskan jalan napas dengan melakukan aspriasi
mulut dan tenggorokan
– Pasang spatel lidah untuk mencegah tergigitnya
lidah
– Berikan oksigen 4-6 L/menit
PENATALAKSANAAN
POSISI TRENDELENBURG
KOMPLIKASI
• Ibu • Anak
– Cerebro vascular – Prematuritas
accident – Gawat janin
– Gagal jantung – Kematian janin
– Edema paru
– Gagal ginjal
– Gagal hepar
– Gangguan fungsi adrenal
– DIC
Intra-uterine growth retardation
• Bayi yang mempunyai berat badan lahir
dibawah persentil ke-10 dari kurva berat
badan normal yang disesuaikan dengan usia
kehamilan
Klasifikasi
• IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
• IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional)
• IUGR Kombinasi
Klasifikasi
• IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
– Tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil
akibat berkurangnya potensi pertumbuhan janin
dan berkurangnya proliferasi seluler semua organ
janin.
– Ditandai dengan berat badan, lingkar kepala dan
panjang badan berada dibawah persentil 10.
– Terjadi selama kehamilan trimester ke-1 dan
trimester ke-2
Klasifikasi
• IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional)
– Terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan
energi, sehingga sebagian besar energi digunakan
langsung untuk mempertahankan pertumbuhan organ
vital (seperti otak dan jantung).
– Umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta.
– Ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kecil.
– Berat badan yang kurang dari persentil ke-10,
sedangkan ukuran kepala dan panjang badan normal.
– Terjadi pada trimester terakhir, karena terjadinya
penurunan kecepatan pertumbuhan.
Klasifikasi
• IUGR Kombinasi
– Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal,
sedikit pengurangan jaringan lunak.
– Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama
dan parah-> janin mungkin akan mengalami
kemampuan untuk kompensasi-> terjadi peralihan
dari IUGR kombinasi menjadi IUGR tipe simetris.
Faktor Resiko
• Lingkungan sosio-ekonomi rendah
• Riwayat IUGR dalam keluarga
• Riwayat obstetri yang buruk
• Berat badan sebelum hamil dan selama
kehamilan yang rendah
• Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
• Komplikasi medik dalam kehamilan
Diagnosis
• Pengukuran TFU
– TFU akan sesuai dengan jumlah minggu usia
kehamilan 22 minggu sampai 32 minggu dengan
syarat kandung kemih dalam keadaan kosong
• Memperkirakan BB janin pada usia kehamilan
tertentu
• USG
– rasio lingkar kepala dibagi dengan lingkar perut
(HC/AC)
• normal =1.0 sebelum usia kehamilan 32-34 minggu dan <1.0
setelah usia kehamilan 34 minggu
Tatalaksana
• Istirahat
• Suplementasi nutrisi ibu
Persalinan pada IUGR
• Pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu,
persalinan harus dilaksanakan pada:
– Tidak terdapatnya pertumbuhan janin dalam jangka
waktu 3 minggu dan memiliki paru yang matang
– Anhidramnion pada kehamilan 30 minggu atau lebih
– Terdapat AEDF (absent umbilical artery end diastolic
flow) dan REDF (reversed umbilical artery end distolic
flow)
– Pola denyut jantung janin yang abnormal menetap
Komplikasi
• Anomali janin
• Asfiksia perinatal
• Persalinan operatif
• Kematian perinatal
• Hipoglikemia dan hipokalsemia neonatal
• Enterokolitis nekrotikan
• “longterm handicap”
Korioamnionitis
• Keadaan pada perempuan hamil dimana
korion, amnion, dan cairan ketuban terkena
infeksi bakteri
• Infeksi yang berasal dari traktus urogenitalis
ibu
• Kelahiran prematur dan ketuban pecah lama
• Biasa tanpa gejala
• Antibiotik
Inkompatibilitas darah
Penyakit trofoblastik gestasional
Williams pg 271
Mola Hidatiformis – kehamilan mola
Mola Hidatiformis – kehamilan mola
Williams pg 271
Mola Hidatiformis Komplit
• Potensial keganasan
- Insiden ganas mola komplit > tinggi dibanding mola parsial
- 15-20% mola komplit memperlihatkan tanda” pnykt
trofoblastik persisten
- Evakuasi mola sec dini tdk menurunkan risiko ini
F.Risiko:
• Usia: Rmj, wanita berusia 36-40thn risiko 2x lipat, >40 thn hampir 10x lipat
• Rw kehamilan mola:
- Pe an risiko substansial u/ pnykt trofoblastik rekuren
- 23% wanita mengalami 2x kehamilan mola mengalami mola ketiga
- Mola hidatiformis berulang pd wanita dgn pasangan berbeda menandakan
pembentukan mola disebabkan o/ defek oosit
- Kontrasepsi oral & durasinya serta rw keguguran mean kemungkinan
kehamilan mola 2x lipat
• Evakuasi mola
• Follow up
Penatalaksanaan Mola
* Kuretase isap
- Evakuasi mola dgn kuretase isap
- u/ mola besar: diberi anestesi & persediaan darah ckup
- Pada keadaan serviks tertutup->pelebaran praoperasi dgn dilator
osmotik-> serviks diperbesar > lnjut agar kuretase isap 10-12mm msk-
>stlh jar mola dikeluarkan->diberi oksitosin->stlh miometrium kontraksi-
>kuretase menyeluruh tetapi lebut dgn kuret tajam
• Histerektomi
- Jika pas tdk ingin hamil, histerektomi dianjurkan daripada kuretase isap
- Logis bagi wanita usia 40 thn/>
- Histerektomi sangat mengurangi kemungkinan neoplasia trofoblastik
gestasi persisten
- Histerektomi -> terapi adjuvan pntg bagi tumor yg kemoresisten
Penatalaksanaan Mola
Surveilans pasca evakuasi (follow up)
• Bagi wanita yg kehamilan molanya sdh dikeluarkan, follow up harus
• Tujuan: memastikan resolusi sempurna pnykt trofoblastik
• Langkah:
1. Cegah kehamilan min 6 bln dgn kontrasepsi
2. Setelah kadar hCG serum diperoleh dlm 48 jam stlh evakuasi,
dipantau 1-2 mgg
3. Kemoterapi tdk dianjurkan selama kadar menurun
4. Jika kadar hCG turun ke normal, diulang setiap bln selama 6 bln.
Jika tdk terdeteksi follow up distop & diizinkan hamil kembali
Faktor Ovarium
– Memproduksi ovum & ditangkap oleh tuba yang kontralateral,
membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih panjang
Faktor Hormonal
– Pada akseptor, pil KB yang hanya mengandung progresteron
gerakan tuba melambat
Faktor Lain
– Pengguna IUD: proses peradangan di endometrium &
endosalping
– Umur sudah menua
– Perokok
PATOLOGI KET
Embrio tidak bisa mencapai endometrium
Nyeri
• Nyeri perut bagan bawah tiba2 & disertai perdarahan pingsan & syok
• Nyeri bahu
• Defekasi nyeri
Perdarahan per vaginam
• Gangguan pembentukan hCG kematian janin
• Jumlah tidak banyak
• Warna : coklat tua
Amenorea
Kuldosentesis
117
Tata Laksana
• Pernapasan masalah
• Abnormal posisi dan presentasi janin
• Kelahiran kembar
• Distosia bahu
• Prolaps tali pusat
• Placental abruption
Tanda dan gejala Fetal distress
• Gerakan menurun dirasakan oleh ibu
• Mekonium dalam cairan ketuban
• Tanda-tanda biokimia, dinilai dengan mengumpulkan sampel
kecil dari darah bayi dari tusukan kulit kepala melalui leher rahim
terbuka dalam persalinan
• metabolisme janin asidosis
• peningkatan kadar laktat darah janin (dari tes darah kulit
kepala janin ) menunjukkan bayi memiliki asidosis laktat
Disproporsi kepala panggul
Distosia Bahu
• Ketidakmampuan melahirkan bahu pada
persalinan normal
Faktor Resiko
• Makrosomia (>4000 gram)
• Diabetes gestational
• Multiparitas
• Persalinan post term
Gejala
• Kepala seperti tertahan dalam vagina
• Kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi
luar
• Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali
ke dalam vagina (turtle sign)
Tatalaksana
• Ask for help
• Lift the buttcocks and the leg (McRoberts Maneuver)
• Anterior disimpaction of shoulder
– Suprapubic pressure (Massanti)
– Rotate to oblique (Rubin)
• Rotation of the posterior shoulder (Woodscrew
Maneuver)
• Manual removal of posterior arm (Schwartz)
• Episiotomy -> consider
• Roll over
Tatalaksana
• Manuver McRobert
– Paha difleksikan ke arah abdomen
Tatalaksana
• Anterior disimpaction of
shoulder
– Manuver Massanti
• Penekanan pada daerah suprapubik
• Tidak boleh melakukan penekanan
pada daerah fundus
• Pendekatan abdominal:
– Penekanan daerah suprapubik
bertujuan untuk menekan bahu
anterior ke bawah
– Manuver Rubin
• Pendekatan vaginal
– Melakukan penekanan pada aspek
posterior dari bahu anterior
sehingga bahu anterior mengalami
adduksi
Tatalaksana
• Rotation of the posterior shoulder (Woodscrew
Maneuver)
– Bahu posterior diputar menjadi bahu anterior
– Dapat dilakukan bersamaan dengan anterior
disimpaction
Tatalaksana
• Manual removal of posterior arm (Schwartz)
– Fleksikan lengan pada siku dengan menekan fossa
antecubital
– Letakkan lengan bayi pada dada bayi
– Genggam tangan atau pergelangan tangan bayi
dan kemudian keluarkan dengan arah menuju
muka dan membasuh muka
Tatalaksana
• Episiotomi
– Dipertimbangkan untuk memberikan ruang yang
lebih luas untuk melahirkan bahu
Tatalaksana
• Roll over (Gaskin Manuever)
– Posisi nungging
Ketuban Pecah dini
• Pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
Insidens
• Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua
kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan.
• 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup
bulan.
Faktor Resiko
• Berkurangnya as. askorbik sebagai komponen kolagen
• Kekurangan tembaga dan askorbik yang berakibat
pertumbuhan struktur abnormal (merokok)
• Inkompetensi serviks
• Polihidramnion
• Riwayat KPD sebelumya, trauma, kehamilan kembar
• Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
• Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia
kehamilan 23 minggu
• Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis
Diagnosa
• Ditegakkan seorang ibu hamil mengalami
pecah selaput ketuban dan dalam waktu satu
jam kemudian tidak terdapat tanda awal
persalinan
Konfirmasi Diagnosa
• Test lakmus (test nitrazin).
– Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya cairan ketuban (allkalis).
– Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes
yang positif palsu.
• Test Pakis
– Dengan meneteskan cairan ketuban pada obyek
gelas dan biarkan kering.
– Pemeriksaan mikroskopis menujukkan kristal
cairan amnion dan gambaran daun pakis
Komplikasi
• Persalinan Prematur
• Infeksi
– Pada ibu: korioamnionitis
– Pada bayi: septikemia, pneumonia, omfalitis
• Hipoksia dan asfiksia
• Sindrom deformitas janin
– Hipoplasia pulmonal
– Potter’s fascia
– Deformitas ekstremitas
Tatalaksana
• Kehamilan >37 mgg :
– Induksi dengan oksitosin bila gagal seksio
sesarea
– diberikan misoprostol intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali