Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

MANAJEMEN ANESTESI DENGAN


TEKNIK GENERAL ENDOTRACHEAL
ANESTHETIC PADA PASIEN
EKLAMSIA DENGAN TINDAKAN
SECTIO CAESAREA

Disusun Oleh : Siti Hanisa Malik


12-16-777-14138

Pembimbng : dr. Ajutor Donny Tandiarrang, Sp.An

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
PENDAHULUAN
 General anestesi merupakan teknik yang
paling banyak dilakukan pada berbagai
macam prosedur pembedahan.
 Tahap awal dari anestesi umum adalah
induksi.
 Tujuan dilakukannya intubasi untuk
mempertahankan jalan nafas agar tetap
bebas, mengendalikan oksigenasi dan
ventilasi, mencegah terjadinya aspirasi
lambung pada keadaan tidak sadar, tidak ada
refleks batuk ataupun kondisi lambung
penuh, sarana gas anestesi menuju langsung
ke trakea, membersihkan saluran
trakeobronkial.
 Preeklampsia merupakan sekumpulan
gejala yang terdiri dari hipertensi dan
proteinuria setelah kehamilan berumur
diatas 20 minggu. lstilah eklampsia
digunakan bila sindrom preeklampsia
melibatkan system saraf pusat sehingga
berakibat kejang.
• Beberapa pasien yang memerlukan
tindakan sectio caesaria tentunya
memerlukan penatalaksanaan anestes.
• Karena bahaya yang mungkin timbul
berkaitan dengan manajemen jalan napas
dan gejolak hemodinamik pada saat
intubasi maka anestesi umum dipilih bila
ada kontra indikasi terhadap anestesi
regional
DEFINISI

Tindakan meniadakan nyeri secara sentral


disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
pulih kembali (reversible).
TRIAS ANESTESI
Analge
sia

Mascle
Hipnotic
Relaxan
ANATOMI
Endotracheal tube

Pipa endotrakea adalah suatu alat yang dapat


mengisolasi jalan nafas, mempertahankan
patensi, mencegah aspirasi serta mempermudah
ventilasi, oksigenasi dan pengisapan.
Intubasi Endotracheal tube

 Tindakan memasukkan pipa trakea ke dalam


trakea melalui rima glotis dengan
mengembangkan cuff, sehingga ujung distalnya
berada kira-kira dipertengahan trakea antara
pita suara dan bifurkasio trakea
Usia Diameter (mm) Skala French Jarak Sampai
Bibir
Prematur 2,0-2,5 10 10 cm
Neonatus 2,5-3,5 12 11cm
1-6 bulan 3,0-4,0 14 11 cm

Ukuran ½-1 tahun 3,0-3,5 16 12 cm


Endotracheal 1-4 tahun 4,0-4,5 18 13 cm
tube 4-6 tahun 4,5-,50 20 14 cm
6-8 tahun 5,0-5,5* 22 15-16 cm
8-10 tahun 5,5-6,0* 24 16-17 cm
10-12 tahun 6,0-6,5* 26 17-18 cm
12-14 tahun 6,5-7,0 28-30 18-22 cm
Dewasa 6,5-8,5 28-30 20-24 cm
wanita
Dewasa pria 7,5-10 32-34 20-24 cm
Tujuan dilakukannya intubasi yaitu sebagai berikut :

 Mempermudah pemberian anesthesia.

 Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta mempertahankan


kelancaran pernapasan.

 Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi lambung (pada keadaan tidak


sadar, lambung penuh dan tidak ada reflex batuk)

 Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial.

 Pemakaian ventilasi mekanis yang lama.

 Mengatasi obstruksi laring akut


GETA
 INDIKASI  KONTRAINDIKASI
 Mengontrol jalan napas,  Trauma servikal yang memerlukan
menyediakan saluran udara yang keadaanimobilisasi tulang vertebra
bebas hambatan untuk ventilasi servical, sehinggasangat sulit untuk
dalam jangka panjang dilakukan intubasi.
 Meminimalkan risiko aspirasi  Lain fraktur basis cranii, khususnya
pada tulang ethmoid, epistaksis dan
 Menyelenggarakan proteksi
polip nasal.
terhadap pasien dengan keadaan
gawat atau pasien dengan refleks
akibat sumbatan
 Operasi lama.
Kesulitan Intubasi
 Lidah besar
 Mandibula menonjol
 Maksila atau gigi depan menonjol
 Pertumbuhan gigi tidak lengkap
 Langit-langit mulut sempit
 leher pendek
 Kegemukan
 Hipotiroid
 Benda asing pada jalan napas
 Kebocoran di sekitar masker wajah
Klasifikasi Mallampati
TEKNIK PEMASANGAN

Persiapan intubasi
STATICS
Cara intubasi
 Sebelum dilakukan intubasi terlebih dahulu
dilakukan oksigenasi dengan menggunakan
orotracheal tube dan bag valve kurang lebih
selama 30 detik.

 Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan


dan gagang laringoskop dipegang dengan
tangan kiri. Daun laringoskop dimasukkan
dari sudut kanan dan lapangan pandang
akan terbuka. Daun laringoskop didorong
ke dalam rongga mulut. Gagang diangkat
ke atas dengan lengan kiri dan akan terlihat
uvula, faring serta epiglotis.

 Tracheal tube diambil dengan tangan kanan


dan ujungnya dimasukkan melewati pita
suara sampai balon pipa tepat melewati
pita suara.

 Balon pipa dikembangkan dan daun


laringoskop dikeluarkan selanjutnya pipa
difiksasi dengan plester.

 Dada dipastikan mengembang saat


diberikan ventilasi, dilakukan auskultasi
dada dengan stetoskop
LAPORAN KASUS
 Nama : Ny. C
 Umur : 33 thn
 BB : 72 kg
 Alamat : Jln. Bukit Tursina, Kel.
Kabonena
 Agama : Islam
 Ruangan : IGD KB
 Tanggal Operasi : 14 Desember 2017
 Rumah Sakit : RSU Anutapura Palu
(IGD KB)
 A. Keluhan utama : Kejang

 B. Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang pasien perempuan 33 tahun, dirujuk dari PKM
Kabonena dengan preeklamsia berat (PEB) ke IGD KB
RSU Anutapura dengan keluhan kejang yang dirasakan
kurang lebih 3 menit sebelum masuk RS. Keluhan
kejang diawali dengan perasaan tidak nyaman, sakit
kepala, mual dan munta beberapa kali seta pasien
sempat mengalami penurunan kesadaran kurang lebih 5
menit, saat pagi hari sebelum ke PKM Kabonena. Pasien
rencana untuk operasi SC. Keluhan demam (-), batuk (-
), sesak (-), buang air kecil dan besar pasien lancar.
Riwayat penyakit sebelumnya, pasien tidak memiliki
riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, DM, atau
asma serta tidak memiliki riwayat alergi.
Riwayat AMPLE

A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap obat,


asma (-)
M (Medication) : tidak sedang menggunakan
pengobatan tertentu
P (Past History of Medication) : Riwayat DM (-), HT
(-), icterus (-), riwayat penggunaan obat-obat (-).
L (Last Meal) : Pasien terakhir makan pukul 07,00
pagi sebelum operasi, mual (+), muntah (-)
E (Elicit History) : Mengalami kejang SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis (GCS E4 V5 M6)
Berat Badan : 72 kg

Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 170/ 140 mmHg
 Denyut nadi : 118 x/menit reguler
 Respirasi : 24 x/menit
 Suhu : 37,5 °C
 VAS : 5-6
B1 (BREATH) DAN EVALUASI JALAN NAPAS:

Airway: clear, gurgling/snoring/crowing:(-/-/-),


potrusi mandibular (-), buka mulut 5cm, jarak
mento/hyoid 7 cm, leher pendek (-), gerak
leher bebas, tenggorok T1-1 faring hiperemis (-
), mallampaty: kelas II, obesitas (+), massa (-
), gigi geligi lengkap (tidak ada gigi palsu),
sulit ventilasi (-). Suara pernapasan: Vesikuler
(+/+), suara tambahan (-). Riwayat asma (-),
alergi (-), batuk (-), sesak (-), masalah lain
pada sistem pernapasan (-).
B2 (BLOOD):
Akral hangat, bunyi jantung SI dan SII murni
regular. Masalah pada sistem kardiovaskular (-)

B3 (BRAIN):
Kesadaran composmentis GCS 15 (E4V5M6),
Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm, RCL +/+, RCTL
+/+. Defisit neurologis (-). Masalah pada
sistem neuro/muskuloskeletal (-).
B4 (BLADDER):

BAK (+), volume: 63 cc/jam, warna: kuning


keruh. Masalah pada sistem renal/endokrin (-).

B5 (BOWEL):
Abdomen: tampak cembung, peristaltik (+)
dbn, nyeri tekan regio epigastrium, mual (-
), muntah (-). Masalah pada sistem
hepato/gastrointestinal (-).

B6 BACK & BONE:


Oedem pretibial (+/+).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Range
Parameter Hasil Satuan
Normal
RBC
6,45 106/mm3 3,6-5,8
Hemoglobin
12,4 gr/dL 12,0-16,0
(Hb)
40,5 % 35,0-47,0
Hematokrit
81 103/mm3 150-440
PLT
17,9 103/mm3 3,8-10,6
WBC
>7’ 00” menit 1-3
BT
- menit 5-11
CT
KIMIA DARAH
Parameter Hasil Satuan Range
Normal
GDS 124 mg/dL 80-199
mg/Dl
Creatinin 0,72 mg/dL Lk: 0,70-1,20
mg/dL ; Pr:
0,50-0,90
mg/dL
SGOT 16 U/L 6-30 U/L
SGPT 13 U/L 7-32 U/L
Imunoserologi
Parameter Hasil
HbsAg Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif

Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin Hasil Nilai
rujukan
Protein +2 Negative
PENATALAKSANAAN KESIMPULAN

 yaitu :  Berdasarkan anamnesis


 Rencana operasi : SC dan pemeriksaan fisik,
 Di Ruangan : maka:
 Surat persetujuan  Diagnosis Pre Operatif :
tindakan operasi (+), G6P5A0 gravid aterm +
surat persetujuan Eklamsia
tindakan anestesi (+)  Status Operatif : ASA IIIE
 Puasa : (-) Pasien Mallampati I
Cyto  Jenis Anastesi : General
Anestesi
LAPORAN ANASTESI
Premedikasi :Ranitidine 50 mg,
-Diagnosis Pra Bedah Ondansentron 4 mg, midazolam 2
mg, fentanyl 100 mcg, rocuronium
G6P5A0 gravid aterm + 20 mg, dexamethason 10 mg,
Eklamsia
Induksi : Propofol 150 mg
- Penatalaksanaan Praoperasi
RL 700 ml + MgSO4 (10 gr 40% drip) Medikasi tambahan :
Oxytocine 20 IU, Prostiggmin 1 mg,
- Penatalaksanaan Anestesi atropine 0,25 mg,
Jenis Anestesi :General Anestesi Maintanance : Sevoflurane 3 %
Teknik Anestesi :General Anestesi
dengan teknik Intubasi Alat bantu pernapasan : ETT nomor
7
Mulai Anestesi : 14 maret 2018 Respirasi : Pernapasan
Pukul 09:55 spontan dan bantuan
Mulai Operasi : 14 maret 2018 Posisi : Supinasi
Pukul 10:10
Cairan Durante Operasi: RL 400 ml
Persiapan pasien preoperatif :
IVFD RL 700 ml
Persiapan di kamar operasi :
Hal-hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara
PRE lain adalah :
• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan.
• Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya.
• Alat-alat resusitasi (STATICS).
• Obat-obat anastesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi, misalnya ; adrenalin, atropine,
aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
• Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
• Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh, dan EKG.
• Alat-alat pantau yang lain sesuai dengan indikasi,
misalnya; “Pulse Oxymeter” dan “Capnograf”.
• Kartu catatan medik anestesia
Persiapan pasien preoperatif :
IVFD RL 700 ml
Persiapan di kamar operasi :
Hal-hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain
adalah :
• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan.
• Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya.
• Alat-alat resusitasi (STATICS).
• Obat-obat anastesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi, misalnya ; adrenalin, atropine,
aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
• Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
• Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh, dan EKG.
• Alat-alat pantau yang lain sesuai dengan indikasi,
misalnya; “Pulse Oxymeter” dan “Capnograf”.
• Kartu catatan medik anestesia
Terapi cairan
1. Berat Badan : 72 kg
4. Estimated Blood Volume
2. Jumlah Cairan yang
(EBV) dengan BB pasien
masuk : 1100 cc
72 kg
Preoperatif (RL 700 cc +
BB (Kg) x 75 ml/kgBB
MgSO4)
= 65 cc/kg BB x 72 kg
Durante operatif (RL 400
= 4680 cc
cc)

3. Jumlah cairan keluar : % Perdarahan =


Darah = 410 cc Jumlah Perdarahan :
Urin = 100 cc EBV x 100%
Total output cairan ± = 410 : 4680 x 100%
510 cc = 8,76 %.
Persiapan pasien preoperatif :
IVFD RL 700 ml
Persiapan di kamar operasi :
Hal-hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain
adalah :
• Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan.
• Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya.
• Alat-alat resusitasi (STATICS).
• Obat-obat anastesia yang diperlukan.
• Obat-obat resusitasi, misalnya ; adrenalin, atropine,
aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
• Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
• Alat pantau tekanan darah, suhu tubuh, dan EKG.
• Alat-alat pantau yang lain sesuai dengan indikasi,
misalnya; “Pulse Oxymeter” dan “Capnograf”.
• Kartu catatan medik anestesia
Perhitungan Cairan
Input yang diperlukan selama operasi :

a. Cairan Maintanance
• Cairan maintanance (M) : 30 ml x 72 kg = 2160 ml/hari
• Cairan maintanance per jam : 2160: 24 = 90 ml/jam
• Stress Operasi (operasi besar) : 6 ml x 72 kg = 432 ml
• Cairan defisit darah selama operasi = 410 ml x 3 = 1230ml
Untuk mengganti kehilangan darah 410 ml diperlukan 1230 ml
cairan kristaloid.
• Total kebutuhan cairan selama 30 menit operasi = 90 + 432 +
100 + 410 = 1032 ml
Keseimbangan kebutuhan:

= Cairan masuk – cairan dibutuhkan


= 1100 ml – 1032 ml
= 68 ml
Pemantauan Post Operatif :

• Tensi, nadi, pernapasan, aktivitas motorik.


• Berikan antiemetic, H2 reseptor bloker
dan analgetik
• Bila Aldrette Score ≥8 boleh pindah
ruangan.
• Mual (-), muntah (-), peristaltik usus (+)
• Rawat ICU
Perintah di ruangan :
• Awasi tanda vital (tensi, nadi, pernapasan tiap 5
menit selama 24 jam)
• Bila kesakitan beri analgetik.
• Bila mual atau muntah, beri injeksi Ondansetron 4
mg iv
• Program cairan : infus RL 2000cc/24jam
• Program analgetik : injeksi Ketorolac 30 mg iv tiap
8 jam
Tabel. Skor Pemulihan Pasca Anesthesia J.A
Aldrette 1970
Pembahasan
Seorang pasien perempuan 33 tahun, dirujuk dari PKM
Kabonena dengan diagnosis eklamsia ke IGD KB RSU
Anutapura. Pasien rencana untuk operasi SC Pilihan
anestesi yang dilakukan adalah jenis general anestesi pada
tanggal 14 maret 2018 pukul 09.55

Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan tekanan darah


170/140 mmHg; nadi 118x/menit; respirasi 22x/menit; suhu
36,6OC. Dari pemeriksaan laboratorium hematologi: Hb
12,4 g/dl, PLT: 81 x 103/mm3, BT: >7’ 00”, Protein +2.
Pasien termasuk dalam kategori ASA III E yaitu pasien
dengan penyakit sistemik berat yang emergency atau
signifikan yang membatasi aktifitas normal.
lanjutan

Sebelum dilakukan operasi pasien diberikan cairan


RL 700 ml (+ MgSO4). Pemberian maintenance
cairan sesuai dengan berat badan pasien yaitu 72
kg sehingga kebutuhan cairan maintenance pasien
2160 ml/24jam atau 90 ml/jam. Selama 30 menit
operasi adalah 1032 ml. Pada pasien ini tidak
dilakukan puasa karena pasien dicito. Operasi yang
dijalani tergolong sedang maka stress operatif
sebanyak 6 ml x 72 kg sehingga dibutuhkan 432 ml
cairan kristaloid. Total output cairan ± 1032 ml dan
Total input cairan ± 1100 ml.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai