Anda di halaman 1dari 19

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang

mengiringi proses penuaan penyakit ini terjadi seiring


bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan
istilah yang secara medis digunakan untuk menerangkan
adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa
sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal
sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab
penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik
atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota
keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut
penyakit heredodegeneratif.
Adalah kelebihan berat badan dari berat
badan ideal/normal dengan standar BMI/IMT (Index
Massa Tubuh) > 30 kg/m2.
Pencegahan Obesitas:
a) Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak
dan gula.
b) Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
c) Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan
d) Berolahraga secara teratur : lakukan latihan
aerobik minimal 30 menit per hari, selama 3
kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik
misalnya jalan kaki ke kantor, naik tangga di
dalam kantor.
e) Stop merokok.
Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat
yang biasa disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana
lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan
kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density
Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan
kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh
adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus
dicegah agar tetap dalam keadaan normal.
Paling sering adalah penyakit jantung koroner
(PJK). Koroner adalah arteri-arteri yang melingkari
jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang
berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot
jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner
mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol
dan komponen lain (pembentukan plak) pada dinding
pembuluh darah (aterosklerosis).
Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul
nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina),
terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak
membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat
mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga
pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini. Tanda-
tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan
kolesterol tinggi.
Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka,
agar kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk
mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam susu.
Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk
menyerap kalsium semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda
membiasakan diri atau anak Anda untuk minum susu setiap
hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah
kurangnya asupan kalsium pada usia muda.
 Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda,
bergantung pada berat badan dan aktivitas
yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui,
kalsium yang dibutuhkan lebih banyak.
 Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg
kalsium. Kalsium tidak hanya terdapat pada
susu, makanan lain seperti ikan teri, sup
tulang, sayuran hijau seperti bayam dan
kacang-kacangan adalah salah satu sumber
dari kalsium. Karena kalsium tidak dapat
dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk
minum susu dan mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium.
 5. Stroke
 Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga otak
tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:
 a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada
pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).
 b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang
berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.
 Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:
 a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi badan .
 b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).
 c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda
 d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan
 e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara
kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran
 f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi
 Pencegahan stroke:
 a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.
 b. Diet sehat untuk otak
 c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan antioksidan
 d. Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang
 e. Makanan kaya kalsium
 f. Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai
 g. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna
 Faktor risiko penyakit stroke adalah:
 a. Riwayat stroke dalam keluarga
 b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke
 c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan dengan pria.
 d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
 e. Hipertensi
 f. Hiperkolesterolemia
 g. Merokok
 h. DM
 i. Obesitas, dll
 6. Asam Urat
 Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan
hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
 Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam
tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke
dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
 Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat
adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
 Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal.
Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga
dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
 a. Gejala Asam Urat
 1) Kesemutan dan linu
 2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
 3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
 b. Solusi Mengatasi Asam Urat.
 1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga
7 untuk pria.
 2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
 3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
 c. Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).
 1) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus,
paru dan otak.
 2) Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
 3) Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
 4) Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
 5) Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil
olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang
tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
 6) Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong,
asparagus, kembang kol, buncis.
 7) Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
 8) Minuman dan makanan yang mengandung alkohol
seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.
 4. Hipertensi
 Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi,
ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah.
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh
arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh
manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya
dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka
pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat
denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak,
dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka
kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut
tekanan bawah.
 Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam
pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang
mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
 Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab
tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa
mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
 a. Keturunan
 Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan
darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan
bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
 b. Usia
 Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah,
tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat di anjurkan untuk mengurangi resiko.
 c. Garam
 Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa
orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka
yang berkulit hitam.
 d. Kolesterol
 Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat.
 e. Obesitas / Kegemukan
 Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal,
memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
 f. Stres
 . Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi. Faktor ini bisa di
kendalikan.
 g. Rokok
 Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan
merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan
merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat
berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
 h. Kafein
 Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
 i. Alkohol
 Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah
tinggi.
 j. Kurang Olahraga
 Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam
tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan
melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
 Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan penyebab. Adapun pencehgahan
yang berhubungan dengan makanan adalah urangi konsumsi garam dalam makanan, konsumsi makanan
yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi
tekanan darah tinggi, makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk, kendalikan kadar kolesterol, kendalikan diabetes.
 5. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)
 Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah salah satu di antara
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO menaksir
bahwa lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus.
Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.
 Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami peningkatan
kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup
terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes
melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia di bawah
70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.
 Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih cepat
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO menyimpulkan bahwa di
Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan
Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM di
masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat
seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Temuan tersebut
semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).
 Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1
(insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi
insulin oleh pankreas. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian
insulin. Diabetes melitus tipe-2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus)
yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berespons dengan wajar
terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin),
sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes
melitus tipe-2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi 90%
dari semua kasus diabetes di seluruh dunia (Depkes.go.id, 2005).
 Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin
mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat
dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan pencegahan, antara lain
mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diabetes
yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diantaranya obesitas, merokok,
stres, hipertensi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di
atas 45 tahun keatas, faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes
gestasional, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis
kelamin.
 Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar penyebab diabetes
adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan di Jakarta melihat adanya
korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas secara
tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula
darah. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes, sampai saat ini
masih belum jelas benar.Yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai
etiologi multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).
 Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat menimbulkan kematian.
Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka pada tahun
2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal karena merokok. Di
Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57
persennya memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok di dalam
rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di Indonesia
ini merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005)..
 Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang faktor yang dapat
membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga fisik.
Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam
hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. Para ahli
dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stres psikologisnya
tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka
yang tingkat stres psikologisnya rendah.
 Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan
antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita
yang memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes
dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah rendah. Dari
beberapa studi ditemukan adanya hubungan yang erat antara hipertensi
dengan diabetes tipe 2, namun hanya ada sedikit infomasi mengenai
hubungan antara tingkat tekanan darah dan diabetes tipe 2 yang terjadi
sesudahnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang memiliki
hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes dibandingkan dengan
wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio, 2007).
 Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada
individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai,
aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi
yang berkelanjutan. Meskipun program ini tidak mudah, tetapi sangat
menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-
negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan sekunder,
merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka
panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah,
perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan
protein dalam urine program menurunkan atau menghentikan kebisaaan
merokok (Depkes.go.id, 2007).

Anda mungkin juga menyukai