Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 4 :

Sa,diah Ayu Wihardini


Sunarni
Wida Arianti
Lia Khamidah
a. PENGERTIAN VAKSIN
Vaksin : suatu produk biologik yang terbuat dari kuman,
komponen kuman (bakteri, virus) atau racun kuman
(toxsoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.

b. Penggolongan dasar antigen


 Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)
Virus : campak, hepatitis B
Bakteri : BCG
 Bibit penyakit yang dimatikan (inactivaterd)
Virus : IVP
Bakteri : pertusis
1. Vaksin BCG (bacillus calmette guerine)
Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis

Cara pemberian dan dosis :


 Vaksin BCG harus dilarutkan dulu dengan
menggunakan alat suntik steril (ADS 5ml)
 Dosis 0,05ml sebanyak 1 kali secara intrakutan
di daerah lengan kanan atas dengan
menggunakan ADS 0,05ml
 Setelah dilarutkan vaksin harus segera
digunakan sebelum 3 jam
2. Vaksin DPT (difteri pertusis tetanus)
Deskripsi :
vaksin DPT t.d : toksoid difteri dan tetanus
yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang
telah di inaktivasi

Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan secara simultan
terhadap difteri pertusis dan tetanus
Cara pemberian :
Vaksin harus dikocok terlebih dahulu sebelum
digunakan agar suspensi menjadi homogen
disuntikkan secara intarmuskular dengan dosis 0,5ml
sebanyak 3 dosis
Dosis pertama diberikan pada bayi umur 2 bulan, dosis
selanjutnya diberikan dengan interval 4 minggu / 1
bulan
Pada unit pelayanan statis vaksin yang dibuka
digunakan paling lama 4 minggu dengan ketentuan
vaksin belum kadaluarsa disimpan pada suhu 2-8 drajat
C, label tidak hilang, tidak terendam air, sterilitas
terjaga, VVM kondisi A/B
Diposyandu : vaksin yang sudah tebuka tidak boleh
digunakan lagi untuk hari berikutnya
3. Vaksin tetanus toksoid (TT)
Deskripsi :
Vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah
dimurnikan dan terabsobsi kedalam 3mg/ml alumunium
fosfat. Thimerasol 0,1mg / digunakan sebagai
pengawet.
Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya
240 UI
Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur
(WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus
pada ibu bayi.

Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus
4. Vaksin difteri dan tetanus (DT)
Deskripsi :
Vaksin yang mengandung toxoid dan tetanus yang dimurnikan

Indikasi :
Vaksin 1 box terdiri dari 10 vial
1 vial berisi 10 dosis
Vaksin berbentuk cairan

Cara pemberian dosis :


Vaksim harus dikocok dahulu sebelum digunakan agar suspensi
menjadi homogen
Dosis pemberian 0,5ml IM / subkutan dalam.
Pada unit pelayanan statis : vaksin yang telah dibuka harus
digunakan tidak lebih 4 minggu, dengan ketentuan :
vaksin belum kadaluarsa
vaksin disimpan dalam suhu 2-8 derajat
Tidak pernah terkena air
sterilisasi terjamin
VVM masih dalam kondisi A/B
Diposyandu : vaksin yang sudah dibukan tidak boleh digunakan lagi
pada hari beriutnya
5. Vaksin polio (oral polio vaccine = OPV)
Deskripsi :
Vaksin oral polio hidup adalah polio trivalent t.d : suspensi
virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang
dilemahkan, dibuat dalam biakan jar ginjal kera dan
distabilkan dengan sukrosa

Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis

Kemasan :
Vaksin 1 bos terdiri daro 10 vial
1 vial berisi 10 dosis (5ml)
Vaksin berbentuk cairan
Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes (dropper)
terbuat dari bahan plastik
Cara pemberian dosis :
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes, sebanyak 4 kali
dosis pemberian dengan unterval setiap dosis 4 minggu.
Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes yang baru
Pada unit pelayanan, vaksin polio yang telah digunakan, hanya
boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan :
vaksin belum kadaluarsa
vaksin yang disimpan dalam suhu 2-8 derajat
tidak pernah terendam air
sterilitasnya terjaga
VVM masih dalam kondisi A/B
Diposyandu :
Vaksin yang terbuka tidak boleh dipergunakan lagi pada hari
berikutnya
6. Vaksin campak
Deskripsi :
Merupakan vaksin virus yang dilemahkan.
Setiap dosis (0,5ml) mengandung tidak kurang dari
1000 infektive unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih
dari 100 mcg residu kanamicyn dan residu eritromicyn

Indikasi :
Pemberiam aktif terhadap penyakit campak

Cara pemberian dan dosis :


Dosis 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan
kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
Ulangan (booster) pada usia 6-7 th (kelas 1 SD)
7. Vaksin hepatitis B
Deskripsi :
Vaksin virus rekombinan yang telah diinaktifkan dan bersifat
non infection, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel
ragi menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B

Cara pemberian dan dosis :


Dikocok dulu sebelum digunakan
Pemeberian vaksin dosis 0,5ml atau 1 HB PID, suntikkan IM
sebaiknya pada anterolateral paha.
Sebanayk 3 dosis, pertama usia 0-7 hari, dosis berikutnya
dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan)
8. Vaksin DPT-HB
Deskripsi :
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid
tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta
vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang
mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.

Indikasi :
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,
teteanus, pertusis, dan hepatitis B

Cara pemberian dan dosis :


Dosis : 0,5ml pada IM sebanyak 3 dosis
Dosis pertama diberikan pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya
dengan interval minimal selama 4 minggu
Vaksin Pada suhu Dapat bertahan
selama
Hepatitis B, DPT-HB -5°C Max ½ jam
DPT, DT, TT -5°C - 10°C Max 1,5 jam -2 jam
DPT,DPT-HB, DT Beberapa °C diatas 14 hari
suhu udara luar
Hepatitis B, TT Beberapa °C diatas 30 hari
suhu udara luar
vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
polio Berapa °C diatas suhu 2 hari
udara luar ( ambient
temperature < 34°C

Campak dan BCG Beberapa °C diatas suhu 7 hari


udara luar ( ambient
temperature < 34°C )
 Kerusakan vaksin terhadap sinar matahari/
sinar ultra violet
 Semua vaksin akan rusak apabila terpapar
/terkena sinar matahari langsung serta sinar
ultra violet
Vaksin dari bakteri :
Dibuat dengan cara melumpuhkan atau
mematikan kuman dengan konsentrasi tertentu

Vaksin dari sera :


Suatu campuran tubuh yang mengandung
sistem kekebalan terhadap suatu kuman yang
apabila dimasukkan dalam tubuh maka orang
tersebut akan mempunyai kekebalan terhadap
kuman yang sama.
Perbedaan Vaksin Sera
Fungsi utama mencegah Mengobati
Kekebalan Long term Short term
Sumber Mikroorganisme yang Serum hewan atau
melemahkan manusia
Jenis Imunisasi Im aktif Im pasif
contoh Polio, campak Hepatitis B dan
Rabies
Vaksin Pemberian
imunisasi
BCG 1x 0-11 bln
DPT 3x (1,2,3) 4 mngg 2-11 bln
Polio 4x (1,2,3,4) 4 mngg 0-11 bln
Campak 1x 9-11 bln
Hepatitis B 3x (1,2,3) 4 mngg 0-11 bln
1. Pemahaman dan pengetahuan dari seorang
ibu mengenai vaksinasi itu sendiri, baik
jadwal pemberian vaksin yang tepat pada
usia berapa saja, vaksin apa saja yang
harus diberikan dan dimana imunisasi harus
dilakasanakan
2. Kesehatan anak saat pemberian vaksinasi
alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril dan bahan yang digunakan
harus masih dalam segel, belum kdaluarsa
dan bentuk fisisk vaksin masih bagus.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai