Alfianus S Kabaikan
#promosikesehatan
6-1
#dinkesprovgtlo
TUJUAN
INFEKSI DARAH
Luka Terbuka
Luka Bekas Suntik
-injeksi melalui
pembuluh darah
-Donor darah
-Dialisis
-Tranfusi
6-3
Risiko Transmisi Penyakit
6-4
KEWASPADAAN STANDART
6-7
KEWASPADAAN STANDART
BARIER PROTEKTIF
6-8
KEWASPADAAN STANDART
6-11
Terima kasih
Mencuci tangan
6-13
Larutan Alkohol/Gliserin
Formula
• Tambahkan 2 ml gliserin kedalam 100 ml larutan alkohol 60-
90%.
• Tuangkan sebanyak 3 to 5 ml dan gosokkan pada kedua belah
tangan selama 2-5 menit, diperlukan sejumlah 6-10 ml untuk
keseluruhan proses.
6-14
Cuci tangan pra-bedah
• Gunakan larutan antiseptik (bila
tersedia) dan bilas dengan air
bersih mengalir
• Gunakan sikat halus untuk
membersihkan kuku
• Gunakan spons untuk
membersihkan kulit
• Keringkan tangan dan lengan
dengan handuk
6-15
INGAT !
6-16
Barier Protektif
• Gunakan kacamata
pelindung, masker, celemek
dan sepatu tertutup.
6-17
Gunakan Sarung Tangan (lihat tabel 3-2 halaman U-
15)
6-18
Gunakan sarung tangan
Saat melakukan tindakan Saat memegang atau menyentuh peralatan bekas pakai
bedah
6-20
Prevalensi HIV dalam darah donor di Indonesia
pada tahun 1992-2001
0.016
0.014
0.012
Per 1000 HIV-positif
0.010
0.008
0.006
0.004
0.002
0.000
1992 – 1993 – 1994 – 1995 – 1996 – 1997 – 1998 – 1999 – 2000 –
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
6-22
Mencegah Luka Tusuk
• Gunakan pinset saat mengambil jarum dan zona aman sebagai
penghantar instrumen tajam
6-23
Mencegah Luka Tusuk
Gunakan klem atau
pemegang jarum saat
memasang atau
melepaskan pisau bedah
atau instrumen tajam lain
yang harus disatukan atau
dipisahkan
6-24
Eradikasi mikroorganisme di peralatan bekas pakai melalui
berbagai tingkatan proses
6-25
Dekontaminasi
DTT
Sterilisasi Cuci dan Bilas Merebus
Mengukus
• Kimiawi
Kimiawi
• Uap panas tekanan tinggi
• Panas kering
6-27
Pencucian
• Cuci dengan air bersih dan
sabun atau deterjen
• Sikat dengan sikat halus hingga
tampak bersih
• Lakukan penyikatan dalam air
pencuci untuk menghindarkan
percikan
• Buka engsel atau sambungan
peralatan
• Bilas merata dengan air bersih.
6-28
Desinfeksi Tingkat Tinggi
(Perebusan)
• Susun peralatan hingga terendam
dalam air
• Rebus hingga mendidih dalam
panci bertutup.
• Hitung waktu dari saat air mulai
mendidih hingga 20 menit untuk
proses DTT
• Jangan menambah sesuatu ke
dalam panci setelah penghitungan
waktu dimulai
• Keringkan di udara terbuka
sebelum disimpan.
6-29
Desinfeksi Tingkat Tinggi (Pengukusan)
Susun peralatan/sarung tangan agar semua bagian
terpapar uap dan tak terendam air pengukus
Kukus hingga keluar uap air dari pengukus dan mulai
saat itu, hitung hingga 20 menit
6-30
Desinfeksi Tingkat Tinggi secara Kimiawi
• Masukkan peralatan kedalam
larutan dekontaminan yang
tersedia
• Rendam selama 20 menit.
• Bilas dengan air DTT
• Biarkan kering sebelum
digunakan dan disimpan.
6-31
Autoklaf
106 kPa, 121°C, 20 menit & 30 menit (tanpa bungkus &
terbungkus) Sterilisasi
Kimiawi
Rendam dalam Glutaraldehida selama 10 jam
Panas kering
170°C selama 60 menit atau 160°C selama
120 menit
6-32
Menyiapkan kulit atau mukosa untuk
prosedur pembedahan
• Jangan menggunakan pisau cukur pada area pembedahan
• Pada area berambut, lakukan pengguntingan bila menghalangi
lapangan pandang operator
• Tanyakan riwayat alergi antiseptik pada klien.
• Bersihkan area operasi dengan sabun.
• Usapkan larutan antiseptik pada area operasi secara secara
melingkar atau atas-bawah
6-33
Mengamankan atau membuang
instrumen tajam
Masukkan dalam wadah khusus yang tahan bocor atau tusukan
Lakukan dekontaminasi sebelum di buang atau dimasukkan ke dalam
wadah tersebut
Jangan menekuk atau mematahkan jarum dengan tangan
6-34
Mengelola Limbah
• Untuk mencegah infeksi atau cedera
berbahaya akibat benda tajam pada
petugas pengelola limbah
• Menghindarkan penularan penyakit
ke masyarakat sekitar
• Pisahkan limbah terkontaminasi dan
non-kontaminasi
• Masukkan bahan-bahan
terkontaminasi kedalam pembungkus
tahan bocor atau kantong plastik.
• Dibuang secara dibakar atau
ditanam.
6-35
Cara Pengelolaan Limbah
• Gunakan sarung tangan rumah tangga
• Tempatkan limbah berbahaya dalam wadah tertutup dan aman
• Masukkan instrumen/benda tajam ke dalam tempat khusus/tahan
tusuk
• Buang limbah cair pada saluran khusus
• Bakar/tanam limbah padat yang terkontaminasi
• Cuci tangan, sarung tangan dan wadah yang telah digunakan
untuk mengelola limbah
6-36
Rangkuman
• Pencegahan Infeksi merupakan upaya untuk mencegah transmisi
silang dan diterapkan dengan mengacu pada kewaspadaan standar
• Proses peralatan atau instrumen harus dilakukan secara benar dan
taat azaz agar diperolrh hasil maksimal dan memenuhi syarat
• Pencegahan Infeksi tidak selalu berati penambahan biaya, yang
paling penting adalah pembudayaan lingkungan bersih dan aman
serta menumbuhkan perilaku bekerja secara standar dan selalu
menjaga kualitas pelayanan
6-37
Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
Disampaikan dalam Pelatihan Eliminasi Penularan HIV , Sifilis & Hepatitis B dari Ibu ke Anak
Topik:
• Jenis pajanan & risiko penularan
• Penatalaksanaan pasca pajanan
• Regimen Profilaksis Pasca Pajanan
• Pencatatan dan pelaporan
Jenis pajanan dan risiko
penularan
Jenis Pajanan
OKUPASIONAL
Berhubungan dengan pekerjaan sebagai petugas kesehatan
NON OKUPASIONAL
Tidak berhubungan dengan pekerjaan sebagai petugas
kesehatan
Perkosaan, hubungan seks, perkelahian, jarum suntik bergantian
Cidera pada kulit (tersayat benda tajam atau tertusuk jarum yang
terkontaminasi)
Kontak dengan selaput lendir atau kulit yang tidak utuh (kulit luka
terbuka, lecet atau dermatitis)
Tempat & alat berisiko penularan HIV
Tempat dan alat untuk tindakan:
Operasi major & minor
Persalinan dan tindakan obstetrik
Pemeriksaan ginekologi
Perawatan bayi
Pemasangan infus
Pemeriksaan laboratorium
Sampah/ limbah medis
Tindakan berisiko penularan HIV
Operasi
Pengambilan darah
Penutupan kembali jarum suntik
Memasukan dan menangani cairan IV
Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di laboratorium
Membersihkan, menangani dan menghancurkan limbah dan alat-alat medis
yang terkontaminasi
Kemungkinan tertular HIV, HBV, dan HCV sebagai akibat pajanan pada
kecelakaan kerja lebih kecil
HIV= Human Immunodeficiency Virus
HBV= Hepatitis B Virus
HCV= Hepatitis C Virus
Mazami Enterprise © 2009
Risiko penularan di sarana pelayanan
kesehatan
Profilaksis
Lanjutan
Evaluasi
Penatalaksanaan umum
Konseling
Risiko transmisi HIV & HBV
Profilaksis Pasca Pajanan
Perilaku seksual aman
Informasi bagi orang yang terpajan 1/2
KS
Status HIV Klinis RNA HIV & CD4
HIV
•VL Titer rendah
1 HIV Positif •Asimtomatik
•CD4 tinggi
•VL Titer tinggi
•HIV primer
2 HIV Positif •VL meningkat
•AIDS
•CD4 rendah
Tidak
Tidak diketahui
tahu
Profilaksis pasca pajanan
Tentukan regimen PPP
KP KS HIV Regimen PPP ZDV NVP
3TC
1 1 Tidak dianjurkan PPP TDF EFV
2 TDF + 3TC
FTC
2 1 TDF + 3TC
2 TDF + 3TC + EFV
(FTC)
3 1 atau 2 TDF + 3TC + EFV
(FTC)
Profilaksis pasca pajanan
Dosis obat ARV untuk PPP
AZT 2x 300 mg/ hari
Zidovudin ZDV NVP
3TC
TDF 1x 300 mg/ hari
TDF EFV
Tenofavir
FTC
3TC 2x 150 mg/ hari,
Lamivudin
Efavirens
Emtricitabin
disebut Truvada
atau
Sumber pajanan kemungkinan tidak mendapat resistensi
terhadap ARV, dengan adherens terhadap pengobatan baik
atau
Sumber pajanan tidak diketahui
dan
Prevalensi resistensi terhadap ARV di masyarakat lebih dari15%
Pencatatan kejadian
Identitas
Saat pajanan & kunjungan
Jenis & status HIV sumber pajanan