Anda di halaman 1dari 21

SEPSIS

DEFINISI

Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam kehidupan (life-


threatening organ dysfunction) yang disebabkan oleh disregulasi imun
terhadap infeksi.

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


EPIDEMIOLOGI
INSIDENSI
 neonatus dan bayi <1 tahun (9,7 kasus per 1000 anak)
 usia >1-18 tahun (0,23 kasus per 1000 anak).

SUMBER INFEKSI  infeksi saluran nafas (36-42%), bakteremia, dan infeksi saluran kemih.

Sepsis Prevalence Outcomes and Therapies (SPROUT), 2015  mengumpulkan data PICU dari 26
negara
• Usia rerata  3,0 tahun (0,7-11,0)
• infeksi terbanyak  sistem respirasi (40%) dan 67% kasus mengalami disfungsi multi organ
• angka kematian  25%
• tidak terdapat perbedaan mortalitas antara PICU di negara berkembang dan negara maju
Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
ETIOLOGI

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


PENEGAKAN DIAGNOSIS a. Faktor predisposisi
b. Tanda & bukti
infeksi
c. Respon inflamasi

a. Penurunan
kesadaran (metode
AVPU)
b. Gangguan
kardiovaskular
c. Gangguan
respirasi

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


1. Faktor-faktor predisposisi infeksi
a. faktor genetic
b. Usia
c. status nutrisi
d. status imunisasi
e. komorbiditas (asplenia, penyakit kronis, transplantasi, keganasan, kelainan
bawaan)
f. riwayat terapi (steroid, antibiotika, tindakan invasif).

2. Tanda infeksi berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratoris.


a. Klinis  demam atau hipotermia, atau adanya fokus infeksi.
b. Laboratoris, digunakan penanda (biomarker) infeksi

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


3. Respon Inflamasi
a. Demam (suhu inti >38,5°C atau suhu aksila >37,9°C) atau hipotermia
(suhu inti <36°C)
b. Takikardia (sesuai usia) tanpa adanya stimulus eksternal, obat kronis, atau nyeri; atau
peningkatan denyut jantung yang tidak dapat dijelaskan lebih dari 0,5 sampai 4 jam.
c. Bradikardia (pada anak <1 tahun) sesuai usia tanpa adanya stimulus vagal eksternal,
beta-blocker, atau penyakit jantung kongenital; atau penurunan denyut jantung yang
tidak dapat dijelaskan selama lebih dari 0,5 jam
d. Takipneu

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


SKOR PELOD-2 (Pediatric Logistic Organ Disfunction)

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
TATALAKSANA
A. TATALAKSANA INFEKSI Pilihan Kombinasi Antibiotik Empiris dgn Penyebab
Tidak Diketahui

Prinsip utama TERAPI EMPIRIS Extended-spectrum penicillina + aminoglikosidab


• Berikan pilihan antibiotik pertama secara efektif Sefalosporinc generasi ketiga atau
dan tepat keempat + aminoglikosidaa +
• Dasarkan pada pengetahuan pola kepekaan lokal vankomisin
(antibiogram lokal) Karbapenem + aminoglikosidaa +
• Optimalkan dosis dan rute pemberian antibiotic vankomisin
aampisilin-sulbaktam  pilihan
• Berikan antibiotik tunggal, spektrum luas
dengan durasi sesingkat mungkin. pertama extended-spectrum penicillin dalam
DAN terapi sepsis
• Sesuaikan atau hentikan terapi antibiotik sedini floroquinolon  dapat
mungkin untuk mengurangi kemungkinan menggantikan aminoglikosida
resistensi (de-eskalasi). pada semua regimen
di atas
Sefalosporin generasi ketiga 
Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
tidak boleh digunakan ketika
Jenis Antibiotika Empirik Berdasarkan Kondisi Sepsis Dan Kemungkinan
Mikroorganisme Penyebab

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


TATALAKSANA
B. TATALAKSANA DISFUNGSI ORGAN

VENTILASI NON INVASIF


RESPIRASI
1. Ventilasi tekanan positif pilihan awal risiko PARDS
atau mengalami imunodefisiensi; dan tidak
NON direkomendasikan untuk pasien PARDS berat.
INVASIF
INVASIF 2. Masker oronasal atau full facial
3. Gas pada ventilasi non-invasif harus dilembabkan dan
dihangatkan
4. Intubasi harus segera dilakukan bila pasien dengan
ventilasi non-invasif tidak ada perbaikan atau
mengalami perburukan.
Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
VENTILASI INVASIF
1. Indikasi ventilasi mekanik  gagal napas atau disfungsi organ lain (gangguan sirkulasi dan
penurunan kesadaran)
2. Modus ventilasi  volume controlled ventilation (VCV), pressure-controlled ventilation (PCV),
atau pressure-controlled dengan volume target.
3. Tidal volume tidak boleh melebihi 10 ml/kg predicted body weight (PBW).
4. Bila tidak ada pengukuran tekanan transpulmonal, direkomendasikan Pplateau maksimal 28
cmH2O; atau 29-32 cmH2O pada kasus yang disertai penurunan komplians dinding dada
5. Untuk memperbaiki oksigenasi, diperlukan titrasi PEEP
6. Target oksigenasi 92-97% pada PEEP optimal <10 cmH2O, atau 88-92% pada PEEP optimal ≥10
cmH2O.
7. Pada PARDS sedang-berat direkomendasikan permissive hypercapnia dengan mempertahankan
pH 7,15-7,30
8. Pasien yang gagal mencapai oksigenasi dan ventilasi optimal dengan Pplateau >28 cmH2O
pada ventilasi mekanik konvensional, serta tidak ada bukti penurunan komplians dinding dada,
dapat beralih pada terapi high frequency osscilation ventilation (HFOV) atau extracorporeal
membrane oxygenation (ECMO)
Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
RESUSITASI CAIRAN DAN TATA LAKSANA HEMODINAMIK

Tata laksana hemodinamik meliputi:


• Akses vaskular secara cepat  akses vena perifer atau intraosseus
• Resusitasi cairan  kristaloid atau koloid dengan bolus sebanyak 20
ml/kg selama 5-10 menit, menggunakan push and pull atau pressure
bag technique.
• Pemberian obat-obatan vasoaktif  Perlu akses vena sentral, pada
anak di vena jugularis interna, vena subklavia, atau vena femoralis.
PEMBERIAN HARUS SESUAI TIPE SYOK

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


TARGET RESUSITASI

Tahap lanjut dari resusitasi cairan adalah terapi cairan rumatan.


Penghitungan cairan rumatan saat awal adalah menggunakan formula
Holliday-Segar

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


PILIHAN OBAT VASOAKTIF BERDASARKAN TIPE SYOK

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016
TRANSFUSI DARAH
1. TRANSFUSI PACKED RED CELL, diberikan bila…
• Saturasi vena cava superior (ScvO2) <70% atau Hb <7 g/dL.
• Target Hb>10 g/dL pada kondisi hemodinamik tidak stabil. Setelah syok teratasi,
kadar Hb <7 g/dL dapat digunakan sebagai ambang transfuse

2. TRANSFUSI KONSENTRAT TROMBOSIT, Kriteria pemberian sebagai


berikut:
1. Profilaksis  trombosit <10.000/mm3 tanpa perdarahan aktif, atau kadar <20.000
/mm3 dengan risiko bermakna perdarahan aktif. Bila pasien akan menjalani
pembedahan atau prosedur invasif, kadar trombosit dianjurkan >50.000/mm3.
2. Terapi  trombosit <100.000/mm3 dengan perdarahan aktif.

3. TRANSFUSI PLASMA
• gangguan purpura trombotik, antara lain: koagulasi intravaskular menyeluruh
(disseminated intravascular coagulation, DIC), secondary thrombotic
microangiopathy, dan thrombotic thrombocytopenic purpura.

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


KORTIKOSTEROID
• Hidrokortison suksinat 50 mg/m2/hari diindikasikan untuk pasien
syok refrakter katekolamin atau terdapat tanda-tanda insufisiensi
adrenal.

KONTROL GLIKEMIK
• Gula darah dipertahankan 50-180 mg/dL.
• Bila gula darah >180 mg/dL  glucose infusion rate (GIR) diturunkan
sampai 5 mg/kg/menit
• Bila gula darah >180 mg/dL, dengan GIR 5 mg/kg/menit, GIR
dipertahankan dan titrasi rapid acting insulin 0,05-0,1 IU/kg

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016


NUTRISI
• Diberikan setelah respirasi dan hemodinamik stabil,
• Secara enteral
• Kebutuhan fase akut 57 kCal/kg/hari dan protein 60% dari total
kebutuhan protein (0-2 tahun: 2-3 g/kg/hari; 2-3 tahun: 1,5-2 g/kg/hari;
3-18 tahun: 1,5 g/kg/hari)

MENGHILANGKAN SUMBER INFEKSI


• Debridemen, mengeluarkan abses dan pus
• membuka alat dan kateter yang berada dalam tubuh merupakan bagian
dari eradikasi sumber infeksi.

Konsensus Diagnosis dan Tata Laksana Spsis pada Anak, 2016

Anda mungkin juga menyukai