Anda di halaman 1dari 16

PERDARAHAN POST PARTUM ET

CAUSA UTERINE ATONY


SKENARIO
Seorang perempuan G6P0, 40 menit yang lalu melahirkan seorang bayi
laki-laki dengan BBL 4.200 gram persalinan berlangsung secara spontan
pervaginam tanpa adanya robekan jalan lahir, plasenta lengkap dengan
tarikan ringan terkendali. Pada saat dilakukan observasi jalan lahir
pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, kesadaran CM, tampak
perdarahan masif pervaginam.

RUMUSAN MASALAH
Seorang perempuan G6P0 mengalami perdarahan post partum
Anamne
sis
Pencegah
PF
an

Penatalak
sanaan PP

Rumusan
Masalah
Gejala Diagnosis
Klinis Kerja

Faktor Diagnosis
Resiko Banding

Epidemio
Etiologi
logi
SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menegakkan etiologi dari perdarahan
postpartum.
2. Mahasiswa mampu memahami cara penanganan perdarahan
pospartum dan kapan melakukan rujukan.
ANAMNESIS
1. Identitas pasien : Nama, usia, alamat, pekerjaan, status.
2. Keluhan utama
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya
4. Riwayat haid
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Riwayat pengobatan
7. Riwayat penyakit keluarga
8. Riwayat kebiasaan
9. Riwayat social dan ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum Kesadaran : Compos Mentis
TD : 90/60 mmHg
2. Kesadaran HR : 110x/menit
3. Tanda-tanda vital RR : 24x/menit
Suhu : 36 derajat Celcius
4. Head to toe
Pemeriksaan Abdomen : fundus uteri tidak teraba
Pemeriksaan Genitalia : darah segar dari introitus vagina mengalir
secara masif

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap
2. Urinalisis
3. USG abdomen
DIAGNOSIS KERJA

Perdarahan Postpartum et causa


Uterine Atony

- Perdarahan Postpartum adalah perdarahan yang


melebihi 500 ml setelah bayi lahir.
- Menyebabkan perubahan tanda vital (seperti
kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat
dingin, sesak napas, serta tensi <90 mmHg dan
nadi >100/menit)
DIAGNOSIS BANDING
Perdarahan Post Perdarahan Post Perdarahan Post Perdarahan Post
Partum et causa Uterine Partum et causa Partum et causa Partum et causa
Atony Thrombi Trauma Tissue

Syok Anemia Pucat, lemah, menggigil Tali pusat putus akibat


traksi berlebihan,
inversio akibat tarikan,
perdarahan lanjutan.
Uterus tidak berkontraksi Bleeding time & clotting Melakukan inspeksi pada Plasenta atau sebagian
dan lembek, time : mengalami vagina, vulva dan serviks selaput tidak lengkap,
Perdarahan segera pemanjangan, dengan memakai Perdarahan segera
setelah anak lahir trombositopenia, spekulum untuk mencari
hipofibrinogenemia, sumber perdarahan
terdeteksi adanya FDP, dengan ciri darah dengan
perpanjangan tes warna merah segar dan
protrombin dan PTT. pulsatif sesuai denyut nadi

Partus lama dan partus Solution plasenta, Robekan jalan lahir Plasenta previa, bekas
terlantar, obstetri operatif kematian janin dalam biasanya akibat secsio sesarea, pernah
dan narkosa, uterus terlalu kandungan; eklampsia, episiotomy, robekan kuret berulang, dan
regang dan besar emboli cairan ketuban, spontan perineum, trauma multiparitas
misalnya pada gemelli, dan sepsis. forceps atau vakum
hidramnion atau janin ekstraksi, atau karena
besar, kelainan pada versi ekstraksi
uterus seperti mioma uteri.
ETIOLOGI
Etiologi Perdarahan Postpartum diklasifikasikan ke dalam empat bagian
yaitu Tone, Tissue, Trauma, dan Thrombin.
Tone Tissue Trauma Thrombin
Uterus gagal untuk Robekan jalan lahir Kelainan pembekuan
berkontraksi dan darah. Gejala-gejala
mengecil sesudah janin kelainan pembekuan
keluar dari rahim darah bisa berupa
penyakit keturunan
ataupun didapat
1. Overdistended 1. Retensio plasenta 1. Ruptur uterus 1. Hipofibrinogenemia,
uterus: 2. Sisa plasenta 2. Inversi uterus 2. Trombocitopenia,
• Kehamilan kembar, 3. Plasenta acreta dan 3. Laserasi vagina atau 3. Idiopathic
Fetal macrosomia variasinya cervix thrombocytopenic
(berat janin melebihi 4. Vaginal hematom purpura,
4000g), 4. HELLP syndrome
Polyhydramnion (hemolysis, elevated
2. Partus lama liver enzymes, and
3. Grande multipara low platelet count),
(fibrosis otot-otot 5. Disseminated
uterus) Intravaskuler
Coagulation (DIC)
EPIDEMIOLOGI
• Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% dari
kematian ini disebabkan oleh perdarahan post partum.
• Di beberapa negara berkembang angka kematian maternal melebihi
1000 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup, dan data WHO
menunjukkan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan oleh
perdarahan post partum dan diperkirakan 100.000 kematian matenal
tiap tahunnya.
PATOFISIOLOGI

Perdarahan terjadi karena


Waktu uterus Pembuluh darah
pembuluh darah didalam
berkontraksi, pembuluh tersumbat oleh bekuan
uterus masih terbuka pada
darah yang terbuka darah sehingga
tempat insersinya
tersebut akan menutup. perdarahan akan terhenti
plasenta saat pelepasan.

Sehingga uterus dalam Gangguan retraksi dan


keadaan relaksasi penuh, kontraksi otot uterus, akan
Kegagalan miometrium
melebar, lembek dan tidak menghambat penutupan
untuk berkontraksi setelah
mampu menjalankan pembuluh darah dan
persalinan
fungsi oklusi pembuluh menyebabkan perdarahan
darah yang banyak
• Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli,
polihidroamnion, atau anak terlalu besar.
• Kelelahan karena persalinan lama
• Kehamilan grande-multipara.
Faktor Resiko • Ibu dengan dengan keadaan umum yang jelek, anemis,
atau menderita penyakit menahun.
• Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim.
• Infeksi intrauterine (korioamnionitis).
• Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya

• Perdarahan pervaginam
• Konsistensi rahim lunak
Gejala Klinis • Fundus uteri naik
• Terdapat tanda-tanda syok
PENATALAKSANAAN
• Panggil bantuan tim untuk tatalaksana secara simultan.
• Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
• Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok.
Dalam keadaan ini hal penting yang harus dikerjakan:
• Masase fundus uteri
• Pemberian oksitosin
• Kompresi bimanual
• Pemansangan Kompresi Bimanual Internal

“tampon kondom”

Bila semua tindakan itu gagal maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif
laparotomi dengan pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan
histerektomi. Alternatifnya berupa:
• ligasi arteria uterina atau arteria ovarica
• operasi ransel B Lynch
• supra vaginal histerektomi
PENCEGAHAN
Langkah berikutnya dalam upaya mencegah atonia uteri ialah melakukan
penanganan kala III secara aktif :
1. Penyuntikan oksitosin
2. Peregangan tali pusat terkendali
3. Mengeluarkan plasenta
4. Masase Uterus
KESIMPULAN
Pasien mengalami pendarahan post partum primer yang disebabkan oleh
atonia uteri karena pasien memiliki tekanan darah turun, nadi meningkat,
serta mengeluarkan darah dari vagina 40 menit setelah persalinan yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami pendarahan post partum.
Sedangkan atonia uteri diambil sebagai causa karena berdasarkan
pemeriksaan fisik fundus uteri tidak teraba.

Anda mungkin juga menyukai