RUMUSAN MASALAH
Seorang perempuan G6P0 mengalami perdarahan post partum
Anamne
sis
Pencegah
PF
an
Penatalak
sanaan PP
Rumusan
Masalah
Gejala Diagnosis
Klinis Kerja
Faktor Diagnosis
Resiko Banding
Epidemio
Etiologi
logi
SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menegakkan etiologi dari perdarahan
postpartum.
2. Mahasiswa mampu memahami cara penanganan perdarahan
pospartum dan kapan melakukan rujukan.
ANAMNESIS
1. Identitas pasien : Nama, usia, alamat, pekerjaan, status.
2. Keluhan utama
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya
4. Riwayat haid
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Riwayat pengobatan
7. Riwayat penyakit keluarga
8. Riwayat kebiasaan
9. Riwayat social dan ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum Kesadaran : Compos Mentis
TD : 90/60 mmHg
2. Kesadaran HR : 110x/menit
3. Tanda-tanda vital RR : 24x/menit
Suhu : 36 derajat Celcius
4. Head to toe
Pemeriksaan Abdomen : fundus uteri tidak teraba
Pemeriksaan Genitalia : darah segar dari introitus vagina mengalir
secara masif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hitung darah lengkap
2. Urinalisis
3. USG abdomen
DIAGNOSIS KERJA
Partus lama dan partus Solution plasenta, Robekan jalan lahir Plasenta previa, bekas
terlantar, obstetri operatif kematian janin dalam biasanya akibat secsio sesarea, pernah
dan narkosa, uterus terlalu kandungan; eklampsia, episiotomy, robekan kuret berulang, dan
regang dan besar emboli cairan ketuban, spontan perineum, trauma multiparitas
misalnya pada gemelli, dan sepsis. forceps atau vakum
hidramnion atau janin ekstraksi, atau karena
besar, kelainan pada versi ekstraksi
uterus seperti mioma uteri.
ETIOLOGI
Etiologi Perdarahan Postpartum diklasifikasikan ke dalam empat bagian
yaitu Tone, Tissue, Trauma, dan Thrombin.
Tone Tissue Trauma Thrombin
Uterus gagal untuk Robekan jalan lahir Kelainan pembekuan
berkontraksi dan darah. Gejala-gejala
mengecil sesudah janin kelainan pembekuan
keluar dari rahim darah bisa berupa
penyakit keturunan
ataupun didapat
1. Overdistended 1. Retensio plasenta 1. Ruptur uterus 1. Hipofibrinogenemia,
uterus: 2. Sisa plasenta 2. Inversi uterus 2. Trombocitopenia,
• Kehamilan kembar, 3. Plasenta acreta dan 3. Laserasi vagina atau 3. Idiopathic
Fetal macrosomia variasinya cervix thrombocytopenic
(berat janin melebihi 4. Vaginal hematom purpura,
4000g), 4. HELLP syndrome
Polyhydramnion (hemolysis, elevated
2. Partus lama liver enzymes, and
3. Grande multipara low platelet count),
(fibrosis otot-otot 5. Disseminated
uterus) Intravaskuler
Coagulation (DIC)
EPIDEMIOLOGI
• Data statistik nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% dari
kematian ini disebabkan oleh perdarahan post partum.
• Di beberapa negara berkembang angka kematian maternal melebihi
1000 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup, dan data WHO
menunjukkan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan oleh
perdarahan post partum dan diperkirakan 100.000 kematian matenal
tiap tahunnya.
PATOFISIOLOGI
• Perdarahan pervaginam
• Konsistensi rahim lunak
Gejala Klinis • Fundus uteri naik
• Terdapat tanda-tanda syok
PENATALAKSANAAN
• Panggil bantuan tim untuk tatalaksana secara simultan.
• Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
• Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok.
Dalam keadaan ini hal penting yang harus dikerjakan:
• Masase fundus uteri
• Pemberian oksitosin
• Kompresi bimanual
• Pemansangan Kompresi Bimanual Internal
“tampon kondom”
Bila semua tindakan itu gagal maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif
laparotomi dengan pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan
histerektomi. Alternatifnya berupa:
• ligasi arteria uterina atau arteria ovarica
• operasi ransel B Lynch
• supra vaginal histerektomi
PENCEGAHAN
Langkah berikutnya dalam upaya mencegah atonia uteri ialah melakukan
penanganan kala III secara aktif :
1. Penyuntikan oksitosin
2. Peregangan tali pusat terkendali
3. Mengeluarkan plasenta
4. Masase Uterus
KESIMPULAN
Pasien mengalami pendarahan post partum primer yang disebabkan oleh
atonia uteri karena pasien memiliki tekanan darah turun, nadi meningkat,
serta mengeluarkan darah dari vagina 40 menit setelah persalinan yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami pendarahan post partum.
Sedangkan atonia uteri diambil sebagai causa karena berdasarkan
pemeriksaan fisik fundus uteri tidak teraba.