Anda di halaman 1dari 16

Penanganan pada pasien wanita yang tidak

sadarkan diri, diduga cardiac arrest


Skenario 2

Seorang perempuang berusia 70 tahun datang dibawa ke


IGD RS oleh keluaraganya karena tidak sadarkan diri sejak
30 menit yang lalu. Berapa nilai EWS dari pasien ini?
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik
 Kesadaran : koma

 Anamnesis singkat : alloanamnesis  TD : tidak terukur

 RPS :  Nadi : tidak teraba


o Tak sadarkan diri sejak 30 menit yl
o Nyeri dada & sesak nafas sejak 12 jam
sebelum masuk RS Pemeriksaan
o Minum obat yang ditaruh di bawah lidah
 tidak ada perbaikan Penunjang
 RPD
• EKG : Ventrikel
o Serangan jantung 2 tahun yl
Fibrilasi
o Riwayat hipertensi sejak 15 tahun.
 Working Diagnosis
Ventrikel Fibrilasi ec infark Miokard akut
Ventrikel Fibrilasi ec infark
Kardiomiopati Kelainan Katup Jantung
miokard akut

Ventrikel tidak sanggup Kelainan otot jantung dimana Kelainan katup yang
memompa darah akibat tidak otot tersebut tidak sanggup menghambat proses kerja
normalnya kelistrikan yang memompakan darah. jantung sehingga darah
dipengaruhi oleh tersumbatnya dipompakan tidak optimal.
arteri coroner atau
percabangannya.

Pola hidup, usia, jenis kelamin, Idiopatik, Genetik. Genetik.


genetik.

Lansia Semua usia Semua usia


Cardiac Arrest

Ventrikular Ventrikel Defibrilasi


Tachicardy Asystole
Epidemiologi Etiologi

• Gangguan jantung struktural (iskemik, infark


• Angka kejadian cardiac arrest di
miokard akibat jantung koroner &
Indonesia berkisar 10 dari 100.000
orang normal (dibawah usia 35 kardiomiopati)
tahun) • Gangguan jantung nonstruktural (mekanik)
• Luka atau serangan listrik
• Indo: 300.000-350.000/tahun
• Preeksitasi (Wolff-Parkinson-White syndrome,
kejadian.
heart block, sindrom pemanjangan QT,
• Penyebabnya : gangguan irama Brugada syndrome)
jantung (VF  terbanyak krn
• Noncardiac respiratory (bronchospasm,
infark miokard akut)
aspirasi, hipertensi pulmonal, emboli pulmonal,
• Di Amerika : 300.000/tahun (75- tension pneumothorax)
80% krn VF) • Gangguan elektrolit & asidosis (obat,
keracunan, sepsis)
• Neurologik (kejang, perdarahan intrakranial/
stroke iskemik, tenggelam)
Faktor Resiko

 Merokok
 Tekanan darah tinggi
 Kolesterol tinggi
 RPD/RPK dg cardiac arrest
 Serangan jantung sebelumnya
 Gaya hidup tidak aktif
Shock Energy of Defibrillation
 Biphasic: 120 – 200 J.
 Monophasic: 360 J.
Drug Therapy
 Epinephrine IV/IO  1 mg every 3 – 5 minutes.
 Amiodarone IV/IO:
First Dose: 300 mg bolus
Second Dose: 150 mg
ROSC  Return Of Spontaneous Circulation
 Pulse and Blood Pressure
 Spontaneous arterial pressure waves with intra-
arterial monitoring.
Pencegahan

C • Cek Kesehatan Berkala

E • Enyahkan Asap Rokok

R • Rajin Aktifitas Fisik

D • Diet Sehat dengan Kalori Seimbang

I • Istirahat yang Cukup

K • Kelola Stres
Prognosis

 Resusitasi jantung paru dan defibrilasi yang diberikan


antara 5 sampai 7 menit dari korban mengalami henti
jantung, akan memberikan kesempatan korban hidup
rata-rata sebesar 30% sampai 45%.

 Kematian otak dan kematian permanen dapat terjadi


hanya dalam jangka waktu 8-10 menit saat mengalami
henti jantung.
Kesimpulan

 Berdasarkan skenario kasus, perempuan 70 tahun tersebut mengalami fibrilasi


ventrikel yang disebabkan serangan jantung.
 Fibrilasi ventrikel adalah aritmia yang paling sering ditemukan dan sering
mengalami kematian mendadak. Gejala yang sering dialami yaitu denyut nadi
cepat, bisa lemah, atau tidak teraba. Penanganan harus dilakukan dengan cepat
kurang dari 10 menit untuk mencegah kematian otak dan kematian permanen
dengan pemberian resusitasi jantung paru dan defibrilasi.

Anda mungkin juga menyukai