Anda di halaman 1dari 37

CHRONIC KIDNEY DISEASE

OLEH:
Ns. Gusti Ayu Ary Antari, M.Kep., Sp. Kep. MB
OVERVIEW KIDNEY
• Ginjal  organ retroperitoneal
• Letaknya  setinggi T11/T12 sampai L3
FISIOLOGI GINJAL
FILTRASI
• Filtrasi terjadi di
korpuskel renal
(kapiler glomerulus
+ kapsula Bowman)
• Tiga barier filtrasi
 endotel kapiler
glomerulus, lamina
basalis dan epitel
kapsula Bowman
• Zat yang difiltrasi
melewati pori
endotel dan celah
filtrasi
LAJU FILTRASI GLOMERULUS (LFG)
• LFG  Volume cairan yang difiltrasi ke dalam
kapsula Bowman per satuan waktu
• LFG rata-rata adalah 125 mL/menit
• Pengaturan LFG terutama dikendalikan oleh
pengaturan aliran darah melalui arteriola
renalis
AUTOREGULASI GINJAL
• Autoregulasi  proses pengaturan lokal yaitu ginjal mempertahankan
LFG yang relatif konstan meskipun terjadi fluktuasi normal tekanan
darah.
• Fungsi  untuk melindungi barier filtrasi dari perubahan tekanan darah
• Ada dua mekanisme yang bekerja dalam proses autoregulasi, yaitu 
respon miogenik dan umpan balik tubuloglomerulus
RESPON MIOGENIK

• Vasokonstriksi
meningkatkan
tahanan aliran 
aliran darah ke
arteriola menurun
 penurunan LFG
UMPAN BALIK TUBULOGLOMERULUS
SISTEM RENIN
ANGIOTENSIN
REABSORPSI
• Reabsorpsi dapat
terjadi melalui
transpor aktif, transpor
aktif sekunder,
reabsorpsi pasif
SEKRESI DAN EKSKRESI
• Sekresi  proses aktif karena sekresi menggerakkan
substrat melawan gradien konsentrasi
• Sekresi memungkinkan nefron untuk meningkatkan
ekskresi suatu substrat
• Ekskresi  filtrasi – reabsorpsi + sekresi
• Bersihan (clearance)  kecepatan suatu solut tersebut
hilang dari tubuh oleh proses ekskresi atau metabolisme
OVERVIEW CHRONIC KIDNEY DISEASE
A 50-year-old Hispanic female was diagnosed with type 2 diabetes at
age 30. She has taken medications as prescribed since diagnosis. The
fact that she has confirmed diabetes puts this patient at:
• A. Higher risk for kidney failure and CVD
• B. Higher risk for kidney failure only
• C. Higher risk for CVD only
• D. None of the above
CKD-CVD-Diabetes Link: CKD is a Disease Multiplier
Diabetes and hypertension are leading causes of kidney
failure
DEFINISI
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI:
• MODIFIABLE
• NON-MODIFIABLE
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan faal ginjal (LFG)  ureum,
kreatinin, asam urat serum dan klirens kreatinin
• Urinalisis  proteinuria
• Pemeriksaan elektrolit
• Pemeriksaan Hb, HCT, faktor pembekuan,
fibrinogen, trombosit
• Foto polos abdomen
• USG
TATALAKSANA
Goal of care in CKD
• Slow decline in kidney function
• Blood pressure control
– ACR <30 mg/g: ≤140/90 mm Hg
– ACR 30-300 mg/g: ≤130/80 mm Hg
– ACR >300 mg/g: ≤130/80 mm Hg
– Individualize targets and agents according to age,
coexistent CVD, and other comorbidities
– ACE or ARB
TATALAKSANA CKD STADIUM 5
• Restriksi cairan
• Manajemen diet
• Manajemen kalsium dan fosfat
• Manajemen lipid
• Manajemen anemia
• Pengobatan : antihipertensi, statin untuk mencegah
komplikasi kardiovaskuler, terapi hiperfosfatemia, ESA
• dialisis
DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA CKD
• Kelebihan volume cairan
• Risiko ketidakseimbangan elektrolit
• Intoleransi aktivitas
• Fatigue
• Insomnia
• Koping individu tidak efektif
• Manajemen kesehatan tidak efektif
• Ketidakefektifan performa peran
• Ansietas
• Distress spiritual
• Nausea
• Nyeri akut
• Gangguan rasa nyaman
NOC
• Fluid balance
• Fatigue level
• Compliance behavior
• Electrolyte balance
• Caregiver performance: direct care
• Kidney function
• Knowledge: kidney disease management
• Hypertension severity
• Nutritional status
• Quality of life
• Symptom control
• Self management: kidney disease
• Self management: hypertension
• Spiritual health
NIC
• Fluid/electrolyte management
• Acid base management
• Teaching disease process
• Vital sign monitoring
• Hemodialysis therapy
• Dialysis access maintance
• Nausea management
• Blood product administration
• Emotional support
• Peritoneal dialysis therapi
• Pruritus management
HEMODIALISIS
HEMODIALISIS
• Hemodialisis merupakan proses perpindahan cairan yang
terjadi secara agresif
• Ada efek samping yang dapat dialami oleh pasien selama
hemodialisis  menimbulkan efek samping akut selama
hemodialisis
• Efek samping ini meliputi kardiovaskuler (hipotensi
intradialisis, hipertensi intradialisis, artimia), neuromuskular
(disequilibrium syndrome, kram, nyeri kepala), hematologi
(hemolisis intradialisis, trombositopenia, perdarahan),
kelelahan pasca hemodialisis
ADEKUASI HEMODIALISIS
• Adekuasi hemodialisis merupakan kecukupan dosis hemodialisis
sesuai dengan rekomendasi untuk mendapatkan hasil yang adekuat
pada pasien dengan gagal ginjal dan menjalani hemodialisis
• Adekuasi diukur secara kuantitatif dengan cara menghitung nilai Kt/V
atau URR
• Pernefri (2013) telah menetapkan dua standar ideal untuk nilai Kt/V
yang ditinjau dari frekuensi hemodialisis dalam setiap minggu.
• Untuk pasien yang menjalani hemodialisis dua kali seminggu selama
4-5 jam maka target ideal Kt/V adalah 1,2 sedangkan untuk pasien
yang tiga kali seminggu selam 4 jam maka target ideal Kt/V adalah 1,8
(atau URR mencapai lebih dari 65%).
KEPATUHAN DALAM HEMODIALISIS
Indikator
• Kadar fosfat serum
• Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN)
• Kadar potasium serum
• Peningkatan berat badan diantara waktu hemodialisis
(Interdialytic Weight Gain [IDGW])
• Lama hemodialisis dalam satu sesi dan jumlah sesi hemodialisis
perminggu
INDIKATOR KETIDAKPATUHAN
• Hasil pengukuran IDWG menunjukkan peningkatan lebih dari 5%
dari berat badan kering
• Kadar fosfat serum lebih dari 7 mg/dl selama tiga bulan
pemeriksaan
• Tidak hadir sesi hemodialisis sebanyak satu kali per minggu
• Selain itu, terdapat pula indikator non-compliance lainnya yaitu
meminta pemendekan waktu hemodialisis selama 10 menit atau
lebih dalam satu sesi hemodialisis per minggu dan memiliki kadar
potassium serum lebih dari 6 mg/dl.
KEPATUHAN
KOMPONEN KEPATUHAN
• RESTRIKSI CAIRAN
Menurut Yetti, (2001) penambahan berat badan diantara dua waktu dialisis
dapat dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yakni ringan jika jika
penambahan BB < 4%, rata-rata jika penambahan BB sebesar 4-6% dan
bahaya jika penambahan BB > 6%.

Jika pasien memiliki BB kering 50 kg, maka berapa IDWG yang dikategorikan
ringan, dan berat?
KOMPONEN KEPATUHAN
• DIET
• PENGOBATAN
• DIALISIS
Frekuensi hemodialisis yang dapat dilakukan dua kali seminggu atau tiga
kali seminggu dengan durasi 10-12 jam/minggu, quick of blood
diupayakan diatas 250, dan pasien harus rutin datang ke Unit
Hemodialisis
PERAN PERAWAT
• Perawat memiliki peranan penting dalam kepatuhan
pasien
• Kompetensi yang dibutuhkan oleh perawat:
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
• Etik perawat dalam perawatan pasien yang menjalani HD
 respect to other, compassion, intimacy and advocacy
REFERENSI
• Silverthorn, D.U. (2013). Human physiology: An integrated approach (6th ed.).
USA: Pearson Education
• Daurgidas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S. (2015). Handbook of dialysis (5th ed.).
Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
• KDIGO. (2013). KDIGO 2012 clinical practice guideline for the evaluation and
management of chronic kidney disease. Kidney International Supplements, 3(1).
Retrieved from http://www.kidney-international.org
• National Kidney Foundation. (2002). K/DOQI clinical practice guidelines for
chronic kidney disease: Evaluation, classification and stratification. Am J Kidney
Dis, 39, S1-S266. Retrieved from http://www.kdoqi.org

Anda mungkin juga menyukai