SYNDROME
1. Pada sisi lesi jaras motorik desenden terganggu, dan setelah syok spinal awal menghilang,
maka akan menyebabkan paralisis spastik ipsilateral dibawah tingkat lesi dengan hiperrefleksia
dan refleks abnormal pada jari-jari kaki. Ipsilateral karena traktus telah menyilang pada tingkat
yang lebih tinggi, dan spastik karena traktus tersebut juga mengandung serat ekstrapiramidal.
2. Cedera funiculus menghilangkan rasa untuk posisi,getaran,dandiskriminasi taktildi bawah
tingkat lesi.
3.Ataksia seharusnya dapat ditemukan, tapi tidak terlihat karena adanya paralisis ipsilateral.
4. Rasa nyeri dan suhu tidak menghilang dibawah tingkat cedera,karenadisini serat traktus
spinotalamikus telah menyeberang kesisi yang “sehat”. Sebaliknya rasa nyeri dan suhu
menghilang pada sisi kontralateral dibawah tingkat lesi.
5. Rasa taktil sederhana tidak menurun karena serat yang mengirim rasa ini menggunakan dua
jaras, yaitu funikuli posterior dan traktus spinotalamikus anterior.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Adanya lumpuh separuh badan, rasa panas dan
kulit memerah pada separuh badan, kehilangan
sensasi proprioseptif dan vibrasi, atrofi otot
segmental dan lumpuh layu, dan anastesia dan
analgesia segmental. Selain itu, pasien juga
biasanya mengeluhkan hilangnya sensasi nyeri
dan sensasi suhu pada separuh badan di
sebelahnya.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK PENUNJANG
4. Tes Sensoris
DIAGNOSIS BANDING
1. Multiple Sclerosis
2. Poliomielitis Akut
3. Guillain Barre Syndrome
TATALAKSANA
– Ulcer
– Pneumonia
– infeksi saluran kemih
– thrombosis vena
– nfeksi postoperasi.
Prognosis
Dubia ad Bonam
Fungsi motorik akan kembali secara perlahan-
lahan dalam 3-6 bulan dan masih akan terus
berlanjut membaik hingga mencapai 2 tahun
setelah lesi terjadi.
TERIMA
KASIH