Anda di halaman 1dari 17

BROWN SEQUARD

SYNDROME

Anisia Ayunda Putri, S.Ked


Dosen Peguji :
71 2018 009 dr. Irma Yanti, Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

– Brown-Sequard Syndrome secara sederhana dapat diartikan


sebagai kumpulan gejala yang diakibatkan oleh adanya lesi pada
sumsum tulang belakang yang biasanya terdapat pada bagian
servikal bagian lateral.
– Sindrom ini pertama kali ditemukan oleh dokter Charles-Edouard
Brown-Sequard, seorang neurologis dari Prancis, pada tahun 1849
sebagai bentuk dari kerusakan pada sumsum tulang belakang.
– Penyebab dari sindrom ini biasanya terjadi akibat trauma pada satu
sisi sumsum tulang belakang dan nontrauma di mana dapat
diakibatkan oleh tumor primer maupun metastasis, multiple
sclerosis, herniasi diskus, spondilosis servikal, hematom epidural,
radiasi, penggunaan obat intravena tertentu, tuberculosis,
meningitis, empyema, herpes zoster, sifilis, iskemia, dan lain-lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Brown-Sequard Syndrome adalah kumpulan gejala yang


timbul oleh karena lesi inkomplit pada anatomi sumsum tulang
belakang pada bagian lateralyang ditandai dengan paralisis upper
motor neuron ipsilateral dan kehilangan sensasi proprioseptif
dengan kehilangan sensasi rasa sakit serta suhu kontralateral.
EPIDEMIOLOGI

– Sejak tahun 2000, sindrom ini mengenai populasi


orang berkulit putih sebesar 63%, ras Afrika-
Amerika sebesar 22,7%, dan ras Amerika Latin
sebesar 11,8%, dan ras lain sebesar 2,4%.
– Sejak tahun 2000, umur rata-rata dari penderita
yang mengalami Brown-Séquard Syndrome yang
diakibatkan oleh trauma adalah 38 tahun.
– Berdasarkan berbagai penelitian demografis,
sindrom ini lebih banyak mengenai laki-laki
daripada perempuan.
ANATOMI

Medula spinalis berada kanalis sentralis vertebra


yang dikelilingi oleh struktur tulang (collum vertebrae),
memanjang dari foramen magnum yang berada di dasar
tengkorak sampai setinggi L1-L2 disebut conus medullaris.
Medula spinalis menerima input melalui nervus
perifer dari bagian tubuh dan melalui traktus descenden
dari otak, kemudian memproyeksikan output melalui saraf
perifer ke bagian tubuh dan melalui traktus ascenden ke
otak.
NON TRAUMA
ETIOLOGI Tumor (metastasis primer)
b. Herniasi diskus
c. Spondilosis servikal
d. Herniasi sumsum tulang belakang
melalui defek dural (idiopatik atau
posttrauma)
e. Epidural hematom pada Medulla
Spinalis
TRAUMA f. Diseksi arteri vertebralis
Kasus trauma yang biasanya g. Myelitis transversal
menyebabkan Brown- h. Radiasi
Séquard Syndrome adalah tusukan, i. Osifikasi dari ligamentum flavum
luka tembak, kecelakaan berkendara, j. Meningitis Medulla Spinalis
k. Empyema
dan lain-lain.
l. Iskemik
m. Hemoragi (termasuk spinal
subdrual atau epidural dan
hematomyelia)
PATOFISIOLOGI

Brown-Séquard Syndrome terjadi karena adanya lesi


pada traktus ascenden dan atau descendens medula
spinalis yang mengenai salah satu sisi medulla
spinalis. Perdarahan berupa bintik-bintik peteki di
grey matter akan meluas dan menyatu dalam 1 jam
setelah trauma terjadi. Perkembangan selanjutnya
berupa nekrosis hemoragik terjadi dalam waktu 24-
36 jam setelah trauma. Peteki pada white matter
terjadi pada 3-4 jam setelah trauma. Serat myelin
akan mengalami kerusakan yang ekstensif.
GEJALA KLINIS

1. Pada sisi lesi jaras motorik desenden terganggu, dan setelah syok spinal awal menghilang,
maka akan menyebabkan paralisis spastik ipsilateral dibawah tingkat lesi dengan hiperrefleksia
dan refleks abnormal pada jari-jari kaki. Ipsilateral karena traktus telah menyilang pada tingkat
yang lebih tinggi, dan spastik karena traktus tersebut juga mengandung serat ekstrapiramidal.
2. Cedera funiculus menghilangkan rasa untuk posisi,getaran,dandiskriminasi taktildi bawah
tingkat lesi.
3.Ataksia seharusnya dapat ditemukan, tapi tidak terlihat karena adanya paralisis ipsilateral.
4. Rasa nyeri dan suhu tidak menghilang dibawah tingkat cedera,karenadisini serat traktus
spinotalamikus telah menyeberang kesisi yang “sehat”. Sebaliknya rasa nyeri dan suhu
menghilang pada sisi kontralateral dibawah tingkat lesi.
5. Rasa taktil sederhana tidak menurun karena serat yang mengirim rasa ini menggunakan dua
jaras, yaitu funikuli posterior dan traktus spinotalamikus anterior.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Adanya lumpuh separuh badan, rasa panas dan
kulit memerah pada separuh badan, kehilangan
sensasi proprioseptif dan vibrasi, atrofi otot
segmental dan lumpuh layu, dan anastesia dan
analgesia segmental. Selain itu, pasien juga
biasanya mengeluhkan hilangnya sensasi nyeri
dan sensasi suhu pada separuh badan di
sebelahnya.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK PENUNJANG

1. Tes Fungsi Kortikal Luhur 1. Radiologi

2. Tes Fungsi Motoris 2. CT scan

3. Tes Fungsi Refleks 3. MRI

4. Tes Sensoris
DIAGNOSIS BANDING

1. Multiple Sclerosis
2. Poliomielitis Akut
3. Guillain Barre Syndrome
TATALAKSANA

– Penggunaan obat untuk Brown-Séquard Syndrome


tergantung pada etiologi dan onset akut.
– Obat lain yang digunakan untuk mengelola gejala dan
komplikasi yang diperlukan, termasuk antibiotik,
antispasmodik, dan obat nyeri,
– Etiologi nontraumatik dari Brown-Séquard Syndrome
biasanya melibatkan kompresI mekanis atau herniasi dari
sumsum tulang belakang dan memerlukan dekompresi
bedah.
KOMPLIKASI

– Ulcer
– Pneumonia
– infeksi saluran kemih
– thrombosis vena
– nfeksi postoperasi.
Prognosis

Dubia ad Bonam
Fungsi motorik akan kembali secara perlahan-
lahan dalam 3-6 bulan dan masih akan terus
berlanjut membaik hingga mencapai 2 tahun
setelah lesi terjadi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai