Anda di halaman 1dari 40

PEMERIKSAAN DASAR

UROLOGI
Anamnesis
Pengambilan data yang dilakukan oleh seorang
dokter maupun perawat dengan cara melakukan
serangkaian wawancara dengan pasien atau
keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu
dengan penolong pasien.
Jenis anamnesis

• Autoanamnesis ( langsung dengan pasien)


• Alloanamnesis ( dengan keluarga pasien)
Anamnesis

• Identitas pasien
• Keluhan utama
• Keluhan tambahan
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat Kebiasaan
Keluhan

1. Nyeri
2. Hematuria
3. Traktus urinaria bawah
4. Disfungsi seksual
5. hematospermia
6. Pneumaturia
7. Inkontensia urin
• Nyeri Ginjal
Nyeri yang timbul dari traktus urinarius dapat berat dan biasanya berhubungan
dengan obstruksi atau inflamasi traktus urinarius
- Nyeri tumpul & nyeri menetap o.k peradangan
- Nyeri kolik o.k obstruksi

• Nyeri Ureter
- Biasanya akut, kolik, dan o.k obstruktif
- Reffered pain sesuai lokasi
- Obstruksi ringan tanpa keluhan
- DD :
divertikulitis (kiri)
adnexitis (kiri/kanan)
appendisitis (kanan
kolik tr.digestivus
• Nyeri vesika
- biasanya disebabkan oleh overdistensi buli-buli sebagai akibat dari retensio
urine atau inflamasi.
- Nyeri menetap : retensi urin
- Nyeri intermiten : inflamasi
- (contoh : sististis bakterial atau sistitis interstisialis)
• nyeri prostat
sekunder o.k. inflamasi dan distensi kapsul prosta
nyeri penis
– nyeri yang dirasakan pada daerah penis yang sedang tidak ereksi, biasanya
merupakan referred pain dari inflamasi pada mukosa buli-buli
• Nyeri testis
- Nyeri pada skrotum dapat primer atau referred.
- Dapat disebabkan oleh epididimitis akut atau torsio testis atau appendiks testis
- Nyeri skrotum kronis sering berhubungan dengan kondisi non inflamasi seperti
hidrokel dan varikokel.
- Sifat nyeri tumpul, sensasi berat dan tidak menyebar.
- Nyeri yang ditimbulkan oleh ginjal atau retroperitoneum dapat menjalar ke
testis oleh karena secara embriologi testis terbentuk dekat dengan ginjal.
Hematuria

• adanya sel-sel darah merah pada urine dengan jumlah lebih dari 3
sel darah merah per lapangan pandang mikroskop
• Kemungkinan identifikasi kelainan patologi semakin besar sesuai
dengan peningkatan derajat hematuria.
• Hematuria mikroskop dan makroskop
Penyebab hematuri
– dalam sistem urogenital
– luar sistem urogenital
Traktus urinaria bawah

Gejala Iritatif
Frekuensi
Frekuensi normal miksi orang dewasa sebanyak 5-6x/hari dengan setiap miksi sebanyak 300cc
Penyebab :
• penurunan kapasitas buli-buli termasuk bladder outlet obstruction dengan penurunan daya
regang buli, peningkatan residu urine, dan/atau penurunan kapasitas fungsional buli karena
iritasi
• neurogenic bladder dengan peningkatan sensitivitas dan penurunan daya regang buli
• penekanan dari luar
• anxietas.
Disfungsi sosial

Libido menurun
Kekuatan ereksi menurun
Disfungsi ereksi
Ejakulasi retrogad
Tidak pernah merasakan orgasmus
Ejakulasi prematur
Hematospermia

Hematospermia atau hemospermia adalah didapatkannya darah di


dalam cairan ejakulat atau cairan semen
- sering sembuh sendiri
- jarang ada patologi Oleh karena inflamasi non spesifik uretra
prostat,ves.seminalis
Pneumaturia

Pneumaturia adalah berkemih tercampur dengan udara


terjadi karena terdapat fistula antara buli-buli dengan usus
Inkontinensia urin

Merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menahan urin yang


keluar dari buli-buli, baik disadari maupun tidak disadari.

Jenis :
– inkontinensia urine paradoksa
– inkontinensia urine stres
– inkontinensia urine urge
– inkontinensia urine continuous atau true
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Generalis
Pemeriksaan Ginjal
Pemeriksaan Buli-buli
Pemeriksaan Genitalia Eksterna
Pemeriksaan Skrotum dan Isinya
Pemeriksaan Colok Dubur
Pemeriksaan Generalis

Keadaan umum perlu diperhatikan seperti apakah pasien sadar penuh atau tidak,
tampak lemas atau tidak, apakah pasien terlihat kesakitan berat atau tidak, cara
berjalan yang membungkuk atau dngan melebarkan kaki untuk menghindari timbulnya
rasa nyeri. Lalu dapat diperhatikan pula adakah perubahan berat badan pada pasien,
dan lain-lain.
PEMERIKSAAN GINJAL

– INSPEKSI : Perhatikan adakah PALPASI : Tangan kiri diletakkan di


benjolan atau massa, adakah sudut kostovertebra untuk
jaringan parut bekas irisan/operasi mengangkat ginjal ke atas sedangkan
di suprasimfisis, adakah tangan kanan meraba ginjal dari
pembesaran asimetris pada daerah depan di bawah arkus kosta. Ginjal
pinggang atau abdomen sebelah kiri sulit diraba karena terletak lebih
atas. Pembesaran mungkin dapat tinggi daripada sisi kanan
disebabkan karena hidronefrosis,
abses paranefrik, atau tumor ginjal.
PERKUSI : dilakukan dengan AUSKULTASI : suara bruit yang
memberikan ketokan pada sudut terdengar di daerah episgastrium atau
kostovertebra. Pembesaran ginjal abdomen sebelah atas curiga adanya
karena hidronefrosis atau tumor stenosis arteria renalis. Bruit pada
ginjal, pielonefritis, mungkin abdomen juga bisa disertai oleh
terasa nyeri pada perkusi. aneurisma arteria renalis atau
malformasi arteriovenus.
II. BULI-BULI
– Buli-buli normal sulit untuk diraba, kecuali jika sudah terisi urine paling sedikit 150
mL. Pada pemeriksaan buli-buli diperhatikan adanya benjolan/massa atau jaringan
parut bekas irisan/operasi di suprasimfisis.
Massa di daerah suprasimfisis mungkin merupakan tumor ganas buli-buli atau karena
buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine. Dengan palpasi dan perkusi
dapat ditentukan batas atas buli-buli. Seringkali dengan inspeksi terlihat buli-buli
yang terisi penuh hingga melewati batas atas umbilikus.
III. PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA PRIA
– INSPEKSI : Perhatikan meatus dan glans penis. Perhatikan kelainan yang ada, antara
lain : mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus
uretra eksterna, fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan dan ulkus.
– PALPASI : striktur uretra anterior yang berat menyebakan fibrosis korpus spongiusum
yang teraba disebalah ventral penis berupa jaringan keras (spiongiofibrosis).
PEMERIKSAAN GENITALIA
EKSTERNA WANITA
Vagina
Inspeksi
– Single opening, fusi labial, klitoris terbelah, lack of fusion of the
anterior fourchette(epispadia),hipertrofi klitoris, skrotalisasi labio mayora
(adrenogenital sindrom)
– Meatus : kemerahan, nyeri tekan, karunkulae uretra, eversi bibir
belakang vagina berhungan dengan uretritis dan vaginitis senilis
Palpasi
– Pada nyeri tekan akan sukar untuk melakukan palpasi.
– Massa Tumor, infeksi, divertikel uretra(tekan pus), dll
– Batu pada uretra mungkin bisa teraba pada palpasi
PEMERIKSAAN SKROTUM DAN ISINYA
INSPEKSI :
– perhatikan adakah pembesaran pada skrotum
PALPASI :
– adakah persaan nyeri saat diraba, hipoplasi kulit skrotum pada
kriptokismus
PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI :
– dilakukan ditempat yang gelap dan menyinari skrotum dengan cahaya
terang. Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi cairan kistus
dan dikatan sebagai transluminasi positif (Hidrokel)
COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER)

Memasukan jari telunjuk ynag sudah diberi pelican ke dalam lubang


dubur. Pada pemeriksaan colok dubur, yang dinilai adalah :
– Tonus sfingter ani dan reflex bulbokavernosus (BCR)
– Penilaian BCR dilakukan dengan cara merasakan adanya reflex
jepitan pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan sakit yang kita
berikan pada glans penis atau klitoris
– Mencari kemungkinan adanya massa di dalam lumen rectum
– Menilai keadaan prostat
Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis dapat menentukan gangguan sensoris


maupun motoris, misal:
– Residual urin ( neuropathic bladder )
– Incontinence
Pemeriksaan neurologis kulit perianal, tonus sfingter ani & menilai
refleks bulbo kavernosus
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Urinalisis
– Makroskopis (warna, bau, berat jenis)
– Kimiawi (pH, protein, gula)
– Mikroskopis (sel-sel, silinder, bentukan lain)
Darah
– Darah rutin
– Faal ginjal
– Elektrolit
– Faal hepar, pembekuan dan profil lipid
– Pemeriksaan penanda tumor
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Analisis semen
Analisis batu
Kultur urin
Sitologi urin
Histopatologi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Foto polos abdomen
2. Intravenous Pyelography (IVP)
3. Sistografi
4. Uretrografi
5. Pyelografi retrograd
6. Pyelografi antegrad
7. USG
8. CT scan/MRI
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen atau KUB (kidney Ureter Blader) merupakan
foto skrining untuk pemeriksaan kelainan – kelainan urologi.
Menurut Blandy pembacaan foto polos abdomen harus diperhatikan
4 S yaitu (side (sisi), skeleton (tulang), soft tissue (jaringan lunak)
dan stone (batu).
Pielografi Intra Vena (PIV)

• Pielografi Intra Vena (PIV) adalah foto yang dapat menggambarkan


keadaan system urinaria melalui bahan kontras radio-opak.
Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya kelainan anatomi dan
kelainan fungsi ginjal.
• Bahan kontras yang dipakai adalah Jodium dengan dosis 300
mg atau 1 mg/kgbb.8
Tahap pembacaan foto IVP

Menit Uraian
0 Foto polos
5 Melihat fungsi eksresi ginjal. Pada ginjal normal system pelvikaliscal sudah tampak
15 Kontras sudah mengisi ureter dan buli – buli
30 Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk melihat kemungkinan terdapat perubahan
posisi ginjal
60 Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih, antara lain : filling defect, hidronefrosis,
double system, atau kelainan lain
Pada buli – buli diperhatikan adanya indentasi prostat, trabekulasi, penebalan otot detrusor,
dan sakulasi buli buli
Pasca miksi Menilai sisa kontras (residu urin) dan divertikel pada buli - buli
Sistografi

Sistogarfi adalah pencitraan buli – buli dengan memakai kontras.


Foto ini dapat dikerjakan dengan beberapa cara, antara lain:
Melalui foto PIV
Memasukkan kontras melalui kateter uretra langsung ke buli – buli
Memasukkan kontras melalui kateter sistotomi atau melalui pungsi
suprapubik.
Uretrografi

Uretrogarfi adalah pencitraan uretra dengan memakai bahan


kontras. Bahan kontras dimasukkan langsung melalui meatus uretra
eksterna sehingg jika terdapat striktura pada uretra akan tampak
adanya penyempitan atau hambatan kontras pada uretra, adanya
ekstravasasi kontras pada trauma uretra, atau adanya filling defect
jika terdapat tumor pada uretra
Pielografi Retrograd (RPG)

Pielografi retrograd atau pyelography (RPG) adalah pencitraan


sistem urinari bagian atas dengan cara memasukkan bahan kontras
radi – opak langsung melalui kateter ureter yang dimasukkan kontras
uretra.
Pielografi Antegrad

Foto pielografi antegrad adalah pencitraan system urinarius bagian


atas dengan cara memasukan kontras melalui sistem saluran (kaliks)
ginjal
USG

USG dapat membedakan antara masa padat (hiperekoik) dengan


masa kistik (hipoekoid), sedangkan batu non opak yang tidak dapat
dideteksi foto rontgen akan terdeteksi oleh USG sebagai echoic
shadow. Salah satunya renal ultrasonografi dimana pemeriksaan ini
mengevaluasi adanya lesi massa pada ginjal, hidronefrosis, atau
terdapatnya batu atau pecahan batu ginjal
CT Scan dan MRI

Kedua pemeriksaan ini banyak dipakai di bidang onkologi untuk


menentukan batas – batas tumor, invasi keorgan di sekitar tumor
dan mencari adanya metsastasis ke kelenjer limfe serta ke organ
lain.

Anda mungkin juga menyukai