1. Studi kasus-kontrol dapat, atau kadang bahkan merupakan satu-satunya,cara untuk meneliti kasus yang
jarang atau yang masa latennya panjang.
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
3. Biaya yang diperlukan relative murah.
4. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai factor resikosekaligus dalam satu penelitian.
HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN ISPA PADA MAHASISWA POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
VALIDITAS
Pada penelitian ini mempunyai validitas yang tinggi di mana memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
penelitian variabel (merokok) di ukur memberian hasil bahwa mahasiswa merokok 29,6% memiliki hubungan
antara kejadian merokok dengan ISPA.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan pendekatan retrospektif.
Dilakukan di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang dengan
populasi kasus mahasiswa yang menderita ISPA pada bulan Januari sampai April 2012,
dan populasi kontrol adalah mahasiswa yang berobat ke klinik terpadu pada bulan yang
sama tetapi tidak menderita ISPA dan tidak menunjukkan gejala ISPA saat penelitian
dilaksanakan. Sampel berjumlah 172 mahasiswa namun yang dapat diwawancarai hanya
162 mahasiswa terdiri dari 81 kasus dan 81 kontrol.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian di dapatkan dan disajikan dengan :
1. Penentuan besar sampel di tentukan dengan uji hipotesis odds ratio (OR)
2. Hasil analisa Hasil analisa bivariat menunjukkanbahwa ada hubunganyang bermakna antara merokok, jenis
kelamin, status gizi, dan pencemaran dalam rumah dengan kejadian ISPA pada mahasiswa. Dan variabel yang
tidak berhubungan secara signifikan adalah olahraga, lingkunganfisikrumahdankepadatanhunian.
OUTCOME
hasil keseluruhan dalam penelitian ini menunjukan ada hubungan bermakna antara merokok
dengan kejadian ISPA pada mahasiswa setelah mengontroljenis kelamin, status gizi, pencemaran
dalam rumah, lingkungan fisik rumahdan interaksi antara jenis kelamin dengan merokok.
Mahasiswa yang merokok beresiko 4,278 kali menderita ISPA dibanding dengan mahasiswa yang
tidak merokok, dengan interval antara 1,559 sarnpai 11,739 kali.
Thank you