KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Disusun Oleh :
Asterisa Retno Putri
1161050005
Kesan : Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usia sesuai dengan KPSP
Riwayat Makanan
• Usia 0-1 bulan : pasien mendapat ASI (setiap 2-3 jam sekali).
Sekali menyusui lamanya 30 menit 2 payudara
• Usia 1-6 bulan : pasien minum asi + susu formula (30cc)
dengan frekuensi tiap 2-3 jam
• Usia 6-12 bulan : susu formula (70cc) dengan frekuensi 10 kali
+ bubur saring disertai 1 buah pisang dipotong halus
(frekuensi 3 kali)
• Usia 12 bulan-2 tahun: nasi tim lunak + lauk (ikan / ayam /
telur / tempe) frekuensi 3 kali sehari (1 piring)
• Usia 2 tahun – sekarang: nasi + lauk (ikan / ayam / telur /
tempe) frekuensi 3 kali sehari (1 piring)
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup, tahapan makan
sesuai dengan uisa
Riwayat Imunisasi
Imunisasi di puskesmas
BCG 1 bulan
4 bulan, 6
POLIO 0 bulan 2 bulan bulan
Campak 9 bulan
MMR
HiB
Kesan : Riwayat imunisasi tidak lengkap sesuai IDAI 2004
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan :
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : Lingkar kepala : cm ( Normocephali)
• Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva pucat, kelopak mata cekung +/+, Air mata -/-, RCL +/+
RCTL +/+ pupil isokor
• Telinga : Normotia, liang telinga lapang +/+, serumen -/-, sekret -/-
• Hidung : Sekret -/-, deviasi septum -,
• Bibir : Mukosa bibir kering , sianosis -, nafas bau keton +
• Gigi geligi : Tidak ada kelainan
• Lidah : Coated tongue -
• Tonsil : T1 – T1, hiperemis -/-
• Faring : Hiperemis -
• Leher : Kelenjar Getah bening tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
Paru
•Inspeksi : Pergerakan dinding dada kanan dan kiri simetris, retraksi
+ minimal
•Palpasi : Stem fremitus simetris
•Perkusi : sonor - sonor
•Auskultasi : Bunyi napas dasar vesikuler, Ronki -/-, Wheezing -/-
Jantung
•Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
•Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
•Perkusi : Tidak diperiksa
•Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur -, gallop -
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
•Inspeksi : Perut tampak datar
•Auskultasi : Bising usus (+) 6x/menit
•Palpasi : Supel, Nyeri tekan
•Perkusi : Nyeri ketuk -, Timpani
S: S:
A: A:
P: P:
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber : Baynes HW. Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sumber :.
KLASIFIKASI
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi di Rekomendasikan Oleh
International Society of Pediatric and Adolesence Diabetes dan WHO
I Diabetes Mellitus Tipe – 1 (destruksi sel β)
a.Immune mediated
b.Idiopatik
Keterangan : HNF : Hepatocyt Nuclear Factor ; MODY : Maturity – onset diabetes of the young
Sumber :Suryawan W.B. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI – World Diabetes Foundation 2015. Jakarta Batubara J.R, Tridjaja Bambang,
Pulungan A.B. Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi 1. Cetakan Pertama. IDAI. 2010
Gambaran Karakteristik Diabetes pada Anak
Sumber : Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541. doi:10.4172/2155-
6156.1000541
PATOGENESIS DM TIPE - 1
Penghancuran sel insulin di pankreas oleh sel CD 4+ dan
CD8 + T dan makrofag yang menginfiltrasi Sel
langerhans pancreas. Berikut ciri – ciri diabetes mellitus
tipe – 1 sebagai penyakit autoimun :
Sumber : Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541. doi:10.4172/2155-6156.1000541
GAMBARAN KLINIS DM TIPE - 1
POLIURIA POLIDIPSI POLIFAGIA NOKTURIA
Sumber : Batubara J.R, Tridjaja Bambang, Pulungan A.B. Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi 1. Cetakan Pertama. IDAI. 2010
GAMBARAN KLINIS DM TIPE - 2
RIWAYAT AKANTOSIS
OBESITAS
KELUARGA DM NIGRIKANS
Sumber : American Diabetes Association. Standar of Medical Care in Diabetes-2016. 2016. www.diabetes.org/diabetescare
KRITERIA DIAGNOSTIK
Random Plasma
test
Tes yang paling simpel dimana tidak dibutuhkan puasa sebelum
melakukan tes. Apabila hasil test ≥200 mg/dl mengindikasikan
kemungkinan diabetes tetapi harus dikonfirmasi ulang
Test ini dilakukan dengan cara puasa 8 jam sebelum tes dilakukan,
apabila hasil test ≥126 mg/dl baik pada tes kedua ataupun test
selanjutnya pada hari yang berbeda, maka dapat didiagnosis diabetes 2
Sumber :
Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541. doi:10.4172/2155-6156.1000541
KRITERIA DIAGNOSTIK
Oral Glucose tolerance
est Penilaian hasil tes toleransi glukosa :
1.Anak penderita diabetes mellitus apabila : Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL
(7mmol/L) atau kadar glukosa darah pada jam ke – 2 >200 mg/dL (11,1 mmol/L)
3.Anak dikatakan normal apabila : Kadar glukosa darah puasa (plasma) < 100mg/dL
(5,6 mmol/L) dan kadar glukosa darah pada jam ke – 2 <140 mg/dL (7,8 – 11 mmol/L).
Sumber :
Batubara J.R, Tridjaja Bambang, Pulungan A.B. Buku Ajar Endokrinologi Anak. Edisi 1. Cetakan Pertama. IDAI. 2010
KRITERIA DIAGNOSTIK
Glycated
Proteins :
Protein bereaksi dengan glukosa secara spontan di dalam darah untuk
membentuk derivate glycated
Glycated protein dikontrol oleh konsumsi glukosa dalam darah dan dari
jumlah grup amino reaktif yang ada di dalam protein yang dapat
diakses untuk bereaksi dengan glukosa
Semua protein yang reaktif dan bisa dikaramelisasi (glycated) dan
konsentrasi glycated protein dapat diukur dalam darah sebagai tanda
fluktuasi glukosa darah
Sumber :
Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541.
doi:10.4172/2155-6156.1000541
KRITERIA DIAGNOSTIK
Glycated
emoglobin:
Usia hemoglobin adalah 90 – 120 hari
Selama rentang waktu itu, terbentuk glycated hemoglobin A, yang adalah
bangunan ketoamin tersusun dari kombinasi hemoglobin A dan glukosa.
Fraksi HbA1c dari glycated hemoglobin A adalah indicator terbaik untuk
melihat kadar gula darah secara retrospektif
HbA1c direkomendasikan sebagai indicator esensial untuk memonitor
control gula darah.
Kadar HbA1c ≥ 6,5% dalam darah.
Sumber :
Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541.
doi:10.4172/2155-6156.1000541
KRITERIA DIAGNOSTIK
Fructosamine Test
Sumber :
Baynes HW (2015) Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. J Diabetes Metab 6: 541.
doi:10.4172/2155-6156.1000541
KRITERIA DIAGNOSTIK
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :