KELOMPOK 1
Sintia
Mustopa
Rai Rendra
Mahardika
ANATOMI FISIOLOGI KULIT
Proteksi, berfungsi untuk memberikan perlindungan dari terhadap trauma fisik, kimia, dan
1 biologis dari invasi bakteri.
2 Absorpsi, berfungsi untuk penyerapan oksigen dan uap air oleh kulit.
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
(Smeltzer, suzanna, 2002).
Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka yang lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap
berada pada tempatnya untuk janga waktu yang lama. (Arif Muttaqin dalam buku
Asuhan keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2011)
ETIOLOGI LUKA BAKAR
Panas basah (luka bakar) yang disebabkan Radiasi (misalnya terbakar sinar
1 oleh air panas (misalnya: teko atau 5 matahari).
minuman).
Luka bakar listrik akibat buruknya
6 pemeliharaan listrik.
Luka bakar dari lemak panas akibat
2 memasak lemak.
Luka bakar akibat zat kimia, disebabkan
Arif Muttaqin dalam buku Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2011
MANIFESTASI KLINIS
(Amin Huda dalam buku Aplikasi Asuhan Keperwatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, 2015)
Lanjutan
2 Dijumpai bullae.
2
Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea
6 sensasi, karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan/ kematian.
mengalami kerusakan.
Karakteristik
Waktu
Klasifikasi Etiologi
Penampilan Sensasi Penyem- Bekas Luka
buhan
Luka bakar Terbakar Terbatas di Nyeri Penyembuhan Tidak
superfisial matahari epidermis. terjadi secara menimbulkan
Terdapat eritema, spontan dalam jaringan parut.
tetapi tidak segara 3-4 hari. Biasanya tidak
timbul lepuh timbul
komplikasi.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Karakteristik
Waktu
Klasifikasi Etiologi
Penampilan Sensasi Penyem- Bekas Luka
buhan
Luka bakar Pajanan air Meluas ke epidermis Sangat nyeri 7-10 hari Luka bakar ini
partial-thickness panas dan ke dalam biasanya sembuh
lapisan dermis, serta tanpa meninggalkan
menimbulkan bula jaringan parut.
dalam beberapa Komplikasi jarang
menit terjadi, walaupun
mungkin timbul
infeksi sekunder pada
luka.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Karakteristik
Klasifikasi Etiologi Waktu Penyem-
Penampilan Sensasi Bekas Luka
buhan
Luka bakar Pajanan air Meluas ke seluruh Nyeri dengan Penyembuhan Folikel rambut
Partial-thickness panas, kontak dermis. Namun, tekanan parsial beberapa minggu. mungkin utuh
dalam dan akan tumbuh
langsung daerah di sekitarnya Memerlukan
kembali.
dengan api, biasanya mengalami tindakan
Pada luka bakar
atau minyak luka bakar derajat debridement
ini selalu terjadi
panas. kedua superfisial untuk membuang
pembentukan
yang nyeri. jaringan yang
jaringan parut.
mati. Biasanya
diperlukan tandur
kulit
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Karakteristik
Klasifikasi Etiologi Waktu Penyem-
Penampilan Sensasi Bekas Luka
buhan
Luka bakar full- Pajanan air Meluas ke epidermis, Saraf rusak Luka bakar jenis Luka bakar derajat
thickness panas, kontak dermis, dan jaringan sehingga luka tidak ini mungkin ketiga membentuk
langsung subkutis. Kapiler dan terasa nyeri kecuali memerlukan jaringan parut dan
dengan api, vena mungkin dengan tekanan waktu berbulan- jaringan tampak
minyak panas, hangus dan aliran dalam. Namun, bulan untuk seperti kulit
uap panas, darah ke daerah daerah sembuh dan yangkeras.
agen kimia, tersebut berkurang. disekitarnya diperlukan
dan listrik biasanya nyeri pembersihan Risiko tinggi untuk
kedua.
FASE LUKA BAKAR
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi 1. Pertolongan pertama
atau segera cairan 2. Pencegahan syok
3. Pencegahan gangguan pernafasan
4. Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai
5. Penilaian luka dan perawatan pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya deuresis hingga hampir 1. Perawatan dan penutupan luka
selesainya proses penutupan luka 2. Pencegahan atau penanganan komplikasi,
termasuk infeksi.
3. Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang besar hingga 1. Pencegahan parut dan kontraktur
kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan 2. Rehabilitasi fisik, oksupasional dan vokasional
psikososial yang optimal 3. Rekontruksi fungsional dan kosmetik
4. Konseling psikososial
UKURAN LUAS LUKA BAKAR
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode
Rule of Nine
Kepala dan leher: 9%
Dada depan dan belakang: 18%
Abdomen depan dan belakang: 18%
Tangan kanan dan kiri: 18%
Paha kanan dan kiri: 18%
Kaki kanan dan kiri: 18%
Genital: 1%
UKURAN LUAS LUKA BAKAR
Metode Lund dan Bowder
10-14
Area 0-1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun 15 tahun
tahun Dewasa
Kepala 19 17 13 11 9 7
Leher 2 2 2 2 2 2
Dada dan abdomen depan 13 13 13 13 13 13
Dada dan abdomen belakang 13 13 13 13 13 13
Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Genitalia 1 1 1 1 1 1
Lengan atas kanan 4 4 4 4 4 4
Lengan atas kiri 4 4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3 3
Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3 3
UKURAN LUAS LUKA BAKAR
Lanjutan…
Metode Lund dan Bowder
0-1 1-4 5-9 10-14 15
Area
tahun tahun tahun tahun tahun Dewasa
Telapak tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tepakan tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6 6,5 7
Tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6 6,5 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
KOMPLIKASI LUKA BAKAR
1. Kehilangan fungsi (luka bakar pada wajah, tangan, kaki dan genitalia)
2. Penyumbatan total sirkulasi dalam ekstremitas (akibat edema karena luka bakar yang melingkar)
3. Obstruksi jalan napas (luka bakar leher) atau ekspansi respirasi yang terbatas (luka bakar pada dada)
4. Cedera paru (akibat inhalasi asap atau emboli paru)
5. Sindrim gawat napas dewasa (akibat dekompensasi jantung kiri atau infark miokard)
6. Kerusakan yang lebih besar dari pada yang terlihat pada luka bakar permukaan (luka bakar elektrik
atau kimia) atau kerusakan jaringan internal di sepanjang lintasan hantaran arus listrik (luka bakar
elektrik)
7. Aritmia jantung (akibat luka bakar elektrik dan perpindahan cairan)
KOMPLIKASI LUKA BAKAR
Hitung darah lengkap Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang
banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya
cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya
kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan
kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
Leukosit Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau
inflamasi.
GDA (Gas Darah Arteri) Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan
tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida
(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
Elektrolit serum Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan
dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal
dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Natrium Urin Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang
dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.
Alkali Fosfat Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
Glukosa serum Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
Albumin serum Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
BUN atau kreatinin Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi
kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
Loop aliran volume Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.
EKG Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
Fotografi Luka Bakar Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.
(Doengoes, 2000)
PENATALAKSANAAN
1. Pertolongan Pertama
• Segera hindari api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian
yang terbakan untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala.
• Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek torniket, karena jaringan yang
terkena luka bakar akan segera menjadi edema.
• Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air
mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Akan tetapi, cara ini dapat dipakai untuk luka
bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada
luka bakar apapun.
PENATALAKSANAAN
a. Airway
• Bersihkan obstruksi dengan menggunakan tangan dan mengangkat dagu (pada pasien tidak sadar)
• Lindungi jalan nafas dengan jalan nafas orofaringeal atau nasofaringeal (pada pasien tidak sadar)
• Jalan nafas defenitif (akses langsung melalui oksigenasi intratrakeal) dindikasikan pada: apneal
(risiko) obstruksi jalan nafas atas/ (risiko) aspirasi/memerlukan ventilasi mekanik, selang orotrakeal
dan selang nasotrakeal.
• Jalan nafas dengan pembedahan (krikotiroidotomi) diindikasikan pada: trauma
maksilofasial/disrupsi laring/gagal intibasi
PENATALAKSANAAN
b. Breathing/ pernafasan
• Berikan suplemen O2
• Nilai frekuensi nafas/ masuknya udara rontgen simetris/ pergerakan dinding pada toraks
simetris/posisi trakea
• Pantau dengan oksimetri nadi dan observasi
c. Circulation/sirkulasi
• Nilai frekuensi nadi dan karakteristiknya/ rontgen tekanan darah/pulsasi apeks/JVP/bunyi
pelvis jantung/bukti hilangnya darah
• Ambil darah dengan cross match, DPL dan ureum + elektrolit
PENATALAKSANAAN
3. Resusitasi Cairan
• Perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, pemberian cairan intravena yang adekuat
harus dilakukan, akses intravena yang adekuat harus ada, terutama pada bagian ekstremitas
yang tidak terkena luka bakar.
• Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi
jaringan tanpa menimbulkan edema.
• Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air
yang hilan pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Pemberian cairan paling sering
adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar.
PENATALAKSANAAN
Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah Formula Parkland: 24 jam pertama:
Cairan Ringer Laktat: 4 ml/ kgBB/ %luka bakar.
Contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25% membutuhkan cairan:
Jawab : (4 ml) X (80 kg) X (25%)= 8000 ml dalam 24 jam pertama.
½ jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam, ½ jumlah cairan sisanya 4000 ml
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
PENATALAKSANAAN
5. Nutrisi
Perhitungan kebutuhan kalori basal dengan Formula Harris Benedict yang melibatkan faktor BB,
TB dan umur.
Pria : 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Wanita : 65,6 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
7. Escharotomy
Luka bakar grade III yang melingkar pada ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang
progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi cairan, dan saat adanya pengerutan keropeng.
Iskemik dapat menyebaban gangguan vaskuler pada jari-jari tangn dan kaki. Tanda dini iskemi adalah
nyeri, kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada ujung-ujung distal. Juga luka bakar
menyeluruh pada bagian thorax atau abdomen dapat menyebabkan gangguan respirasi, dan hal ini
dapat dihilangkan dengan eschaeotomy. Dilakukan insisi memanjang yang membuka keropeng sampai
jepitan bebas.
8. Antibiotik
Antibiotik yang sering dipakai berupa salep antara lain: Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver
nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B,
Nystamin, Muporicin, MEBO (Moist Exposed Burn Ointment).
PENATALAKSANAAN
1. Jangan menaruh es batu , margarin atau air es langsung pada bagian kulit yang mengalami luka bakar
karena bisa mengakibatkan kerusakan lebih lanjut
2. Mempertahankan status nutrisi yang normal
3. Oleskan krim antibiotika atau salep khusus luka bakar sesuai anjuran dokter
4. Tutupi luka bakar dengan kasa steril
5. Cucilah tangan dengan sabun dan air sebelum mengganti kasa pembalut
6. Jangan memecahkan dan menggaruk lepuhan luka bakar agar luka tidak infeksi
7. Bersihkan luka bakar dengan kasa steril secara berkala
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d deformitas dinding dada, keletihan otot-otot pernapasan, hiperventilasi.
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (evaporasi akibat luka bakar)
3. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup jantung, kontraktilitas dan frekuensi jantung
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka
5. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka
6. Nyeri akut b.d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar
7. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada penampilan tubuh (trauma)
8. Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d menurunnya sirkulasi darah ke ginjal (hipoksia ginjal)
9. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
10. Resiko infeksi b.d hilangnya barrier kulit dan terganggunya respons imun
11. Defisiensi pengetahuan b.d proses penanganan luka bakar
12. Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan dan pola interaksi
FASE PENYEMBUHAN LUKA
1. Fase Inflamasi
Terjadi pada awal kejadian atau saat luka terjadi (hari ke 1 hingga hari ke-
3 atau hari ke-5). Pada fase ini terjadi kegiatan utama yaitu respons
vascular dan respons inflamasi. Respons vaskular diawali dengan
respon hemostatic tubuh selama 5 detik pasca luka (kapiler berkontrasi
dan trombosit keluar). Respons inflamasi diawali dari semakin
banyaknya aliran darah ke sekitar luka yang menyebabkan bengkak,
kemerahan, hangat/ demam, ketidaknyamanan/nyeri, dan penurunan
fungsi tubuh (tanda inflamasi).
FASE PENYEMBUHAN LUKA
2. Fase Proliferasi
Terjadi mulai hari ke-2 sampai ke-24 yang terdiri atas proses destruktif (fase
pembersihan), proses proliferasi atau granulasi (pelepasan sel-sel
baru/pertumbuhan), dan epitalisasi (migrasi sel/penutupan). Pada fase destruktif,
sel polimorf dan makrofag membunuh bakteri jahat dan terjadi proses debris
(pembersihan) luka
3. Mia : kenapa hasil lab kalium tinggi, albumin rendah, trombosit tinggi ?
4. Irda : post amputasi, proses penyembuhan luka pada post amputasi itu sama tidak dengan adanya
diperberat dengan adanya luka bakar ? Dx : resiko infeksi, tanda” infeksi biasanya ada peningkatan
suhu tubuh dan diberikan paracetamol.
5. Annisa : bagaimana cara perawatan luka bakar terkena sengatan listrik, terutama dikasus.
6. Fitria : bagaimana prognosis dari pasien yang terkena luka bakar? Dan apa saja indikasi yang
mendukung untuk kesehatannya.
Annisa : bagaimana managemen keperawatan dalam
mengatasi luka bakar listrik ?
Pemateri : rai rendara
Managemen :
pertahankan kepatenan jalan napas dan lakukan rjp , ekg, predictor spesifik
keterlibatan jantung
Identifikasi luka masuk dan luka keluar (amputasi)
Luka bakar mengikuti jalan luka
Pembanding : Rizki
Resusitasi awal
Fiksasi spinal
Fraktur dan dislokasi harus dipasang perban
Mia : kenapa hasil lab kalium tinggi, albumin rendah,
trombosit tinggi ?
Pemateri : sintia M
kalium dan albumin, kalium : memperlancar fungsi otot dan fungsi jantung. Karena ada kerusakan
jaringan menyebabkan pelepasan kalium ke dalam aliran darah dan menyebabkan hiperkalemia, dan
bisa menyebabkan aktivitas listrik jantung.
Albumin menurun : fungsinya untuk protein dalam darah, mengatur tekanan di pembuluh darah dan
menjaga cairan di tubuh agar tidak banyak keluar. Menurun karena adanya penguapan dan albumin ikut
keluar bersamaan dengan penguapan.
Trombosit meningkat : karena di LB ada kerusakan jaringan, infeksi, peradangan sehingga
menyebabkan trombosit meningkat. Dengan adanya peningkatan trombosit dalam menyebabkan
menyempitan pembuluh darah.
Indikasi pemberian vitamin C untuk memproduksi sel darah merah dan memperbaiki jaringan kulit
(kolagen).
Koreksi : trombosit 251.000 bukan 1.251.000
Rani : bagaimana cara mengobati luka bakar tersengat listrik ?
Pemateri : sintia m
Luka terbuka = infeksi
Paracetamol indikasinya untuk Pereda nyeri untuk pasien, bukan untuk
menangani demam pasien.
Pembanding : nden ayu
Jangan biarkan kulitnya kering
Badan tidak boleh ditutupi selimut, namun tetap di tutupi oleh laken.
Fitria : bagaimana prognosis dari pasien yang terkena luka bakar?
Dan apa saja indikasi yang mendukung untuk kesehatannya.
Pemateri : sintia m.
Prognosisnya dilihat dari penyertanya. Lihat usia, kedalam luka bakar, ada
penyakit penyerta lain atau tidak selain luka bakar.
Cara baux :
Umur + area presentasi luka bakar + (17 x trauma inhalasi, 1= ya . 0 = tidak)
Audience : annisa
Bergantung pd keparahan luka + jumlah area yang terlibat. Luka bakar
tingkat 2 wajib mendapatkan perhatian medis. Luka bakar serius dpt
menyebabkan kematian.
Bayi memerlukan penanganan luka bakar yang cepat
Annisa : bagaimana cara perawatan luka bakar terkena sengatan listrik,
terutama dikasus.