Anda di halaman 1dari 18

TELAAH KRITIS JURNAL TERAPI

“Efektivitas dan Keamanan Penggunaan Krim


Terbinafine Hydrocloride 1% vs Eberconazole
Nitrate 1% pada Tine Corporis dan Tinea Cruris”

Disusun Oleh
Wahyu Tanzil Furqan
1102013298
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018
SKENARIO

Seorang pasien berusia 30 tahun datang ke Poli Klinik RS YARSI


dengan keluhan ruam merah disertai gatal gatal di paha dan lipat
paha kiri dan kanan. Keluhan dirasakan sudah 2 minggu. Gatal
dirasakan makin memberat. Pasien sebelumnya membeli obat
diwarung untuk menghilangkan rasa gatal, namun keluhan tidak
berkurang. Pasien bekerja sebagai supir angkutan umum. Yang
sehari-harinya bekerja dari pagi hingga malam, pasien mengatakan
mengganti celana dalam nya sehari satu kali. Pasien mengatakan
sering memakai celana yang ketat. Awalnya keluhan berupa merah
disekitar paha, lama kelamaan ruam merah menyebar dan terasa
sangat gatal saat berkeringat
Komponen PICO
FOREGROUND QUESTION
• Manakah yang lebih efektif dan aman penggunaannya antara Krim
Terbinafine Hydrocloride 1% vs Eberconazole Nitrate 1% pada Tinea
Tinea Cruris

PICO
P : Pasien laki-laki 30 tahun dengan merah disertai gatal dipaha dan
lipat paha kiri dan kanan
I : Krim Terbinafine Hydrocloride 1%
C : Krim Eberconazole Nitrate 1%
O : Membandingkan terapi tinea cruris Krim Terbinafine Hydrocloride
1% vs Eberconazole Nitrate 1% pada Tine Corporis dan Tinea Cruris
Pencarian Jurnal
1. Kata kunci : Dermatophytosis, terbinafine hydrochlorid 1%,
eberconazole nitrate 1%
2. Pemilihan situs : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
3. Limitasi : Free full text available, Published in the last five
years, species human
4. Hasil pencarian : Efficacy and safety of terbinafine
hydrochloride 1% cream vs eberconazole nitrate 1% cream in
localised tinea corporis and tinea cruris.
5. Dipilih Jurnal : Efficacy and safety of terbinafine
hydrochloride 1% cream vs eberconazole nitrate 1% cream in
localised tinea corporis and tinea cruris.
6. Penulis : anjiv V, Choudary, Taru A, Shazia B.

7. Dimuat : Indian Dermatology Online Journal, 2014, 5 (2), 128-131

8. Diunduh : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ (pada tanggal 1


Oktober 2018)
ABSTRAK
1. Tujuan : Untuk meneliti dan membandingkan keefektifan dan
keamanan dari krim terbinafin hidroklorida topikal dan krim
eberkonazol nitrat 1% pada tinea korporis dan kruris terlokalisasi
2. Metode dan material : Pasien dirandomisasi setelah
mempertimbangkan berbagai kriteria inklusi dan eksklusi ke dalam
dua kelompok. Kelompok A (diobati dengan krim terbinafin 1%
selama 3 minggu) dan kelompok B (diobati dengan krim
eberkonazol 1% selama 3 minggu). Jumlah sampel adalah 30 pasien
dengan 15 pasien di setiap kelompok. Penilaian dari perbaikan
klinis, pemeriksaan KOH dan kultur dilakukan setiap minggu sampai
minggu ketiga untuk menilai penyembuhan secara menyeluruh
3. Hasil : Pada perbandingan di antara dua kelompok, dapat diamati
bahwa krim eberkonazol nitrat 1% sama efektifnya dengan krim
terbinafin hidroklorida 1% pada akhir minggu pertama (Non-
signifikan (NS); P = 0.608, 1.00), minggu kedua (NS; P = 0.291, 0.55)
dan minggu ketiga (P = 1.00, 1.00) dengan nilai klinis dan
mikologikal tidak signifikan secara statistik. Pada kedua kelompok,
secara klinis tidak terdapat efek samping lokal berarti yang
ditemukan.
4. Kesimpulan : Fungistatik terbaru krim eberkonazol nitrat 1% sama
efektifnya dengan fungisidal krim terbinafin hidroklorida 1%. Kedua
obat menunjukkan tolerabilitas yang baik dengan tidak adanya efek
merugikan
CRITICAL APPRAISAL

VALIDITAS
1. A
Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi dirandomisasi?
Ya,
Hal ini dijelaskan dalam abstrak dan metode penelitian.
▪ Pasien dirandomisasi ke dalam kelompok A (angka ganjil) dan
kelompok B (angka genap)
2. A
Apakah semua subyek yang ikut serta dalam penelitian diperhitungkan
dalam hasil/kesimpulan? (Apakah pengamatannya cukup lengkap?)

▪ Tidak semua subyek yang ikut


dalam penelitian
diperhitungkan dalam hasil.
Terdapat beberapa peserta
yang hilang saat follow up
sehingga dikeluarkan dari
penelitian dan tidak
diikutsertakan dalam
hasil/kesimpulan
2.B
Apakah subyek dianalisis pada kelompok dimana subyek tersebut dikelompokkan
dalam randomisasi ?

Ya, Hal ini diterangkan dalam


hasil.
▪ Akan tetapi, secara individu
pada kedua kelompok hasil
non-signifikan secara statistik
terlihat
3.
Apakah antara subyek penelitian dan peneliti ‘blind’ terhadap terapi/
perlakukan yang akan diberikan ?

▪ Tidak terdapat penjelasan


sama sekali mengenai hal ini di
dalam jurnal.
4. Apakah kelompok dalam penelitian sama pada awal penelitian?

▪ Ya, karena hal ini dijelaskan


dalam material dan metode, di
mana di sana diterangkan
mengenai kriteria inklusi dan
ekslusi dari pasien yang akan
dilibatkan dalam penelitian.
5. Selain perlakuan eksperimen, apakah keempat kelompok
mendapat perlakuan yang sama?
▪ Ya
▪ IMPORTANCE
6. Berapa besar efek terapi?
Pada akhir minggu kedua, angka penyembuhan total untuk
eberkonazol adalah 93.33% bila dibandingkan dengan terbinafin
yaitu 80% dengan tidak adanya signifikansi stastistik. Perbandingan
di antara kedua kelompok untuk penyembuhan total (klinis dan
mikologikal) pada akhir minggu ketiga menunjukkan angka
kesembuhan 100%.
7. Seberapa tepat estimasi efek terapi ?
▪ Pada kedua kelompok terbinafin dan eberkenazol, penyembuhan total
yang signifikan secara statistik (P < 0.05) terlihat di antara baseline dan
minggu kedua, begitu pula antara baseline dan minggu ketiga. Akan tetapi,
secara individu pada kedua kelompok hasil non-signifikan secara statistik
terlihat pada penyembuhan total ketika perbandingan dilakukan di antara
minggu kedua dan ketiga (NS, P = 0.317, 0.317; P = 0.083, 0.157).
▪ Dalam perbandingan di antara kedua kelompok ini, terlihat bahwa krim
eberkonazol nitrat 1% [Gambar 2a – d] sama efektifnya dengan krim
terbinafin hidroklorida 1% [Gambar 1a – d] pada akhir minggu pertama (NS.
P = 0.608, 1.00), minggu kedua (NS. P = 0.291,0.55) dan minggu ketiga (P =
1.00, 1.00) dengan klinis non-signifikan secara klinis [Tabel 1 dan Gambar 3]
dan nilai mikologikal [Tabel 2 dan Gambar 4].
applicability

8. Apakah hasil ini dapat diterapkan kepada pasien saya?

▪ Ya,
▪ Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa eberkonazol krim dapat
secara efektif dan aman
digunakan untuk pengobatan
tinea korporis, akan tetapi
ketersediaan eberkonazol sebagai
golongan terbaru untuk
mengobati dermatofitosis masih
sangat sedikit di lapangan,
sehingga penggunaan terbinafin
masih lebih umum dilakukan.
9. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien.

▪ Hasil penelitian ini


menunjukkan hasil bahwa obat
tersebut efektif tanpa adanya
efek samping.

Anda mungkin juga menyukai