ASMA BRONCHIALE
LATAR BELAKANG
1 2
LATAR BELAKANG
3
LAPORAN KASUS
2 4
◉ IDENTITAS PASIEN
5
ANAMNESA
◉ Keluhan utama : Sesak
◉ Riwayat penyakit sekarang :
An. RJ, 10 tahun, diantar ibunya datang ke IGD RSUD Syamrabu Bangkalan
dengan keluhan sesak disertai batuk berdahak (dahak warna putih) 1 hari,
Pasien mengaku kecapekan dari aktivitas sekolah yang padat dan ketika
pulang lupa tidak memakai masker sehingga batuk-batuk hingga sesak dan
terasa dada seperti ditekan. Sesak semakin memberat ketika malam hari
saat udara dingin dan biamembaik ketika diberikan obat semprot, namun
saat itu obat habis. Panas (+), 1 hari, panas tidak terlalu tingi, naik turun
dengan obat penurun panas dari apotek, pilek (-). MuIal (-), muntah (+) 1
kali, muntah cairan dan makanan setiap mencoba untuk makan. Pasien
mengalami penurunan nafsu makan dan masih mau minum. BAB normal,
BAK normal.
6
◉ Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mempunyai riwayat
asma sejak umur 5 tahun (terakhir kambuh bulan Juli 2018)
dan kambuh setiap tahunnya ± 5 kali.
◉ Riwayat Penyakit Keluarga : Kakek mempunyai riwayat
asma.
◉ Riwayat Pengobatan : Berobat asma terakhir 4-5
bulan lalu karena sudah tidak ada keluhan
7
Riwayat Persalinan :
◉ Usia Kehamilan Ibu : 9 Bulan
◉ Persalinan : Normal
◉ APGAR Score : Tidak ada data
◉ Kondisi saat Lahir : Langsung menangis
◉ Berat Badan Lahir : 3000 gram
◉ Panjang Badan Lahir : Tidak ada data
◉ Lingkar Kepala : Tidak ada data
◉ Lingkar Lengan : Tidak ada data
◉ ANC : Kontrol ke bidan 1 bulan sekali sampai usia kehamilan 7 bulan, saat
usia kehamilan 8 bulan kontrol 2x dalam sebulan. Pada usia 9 bulan
kontrol 4 kali dalam sebulan. Nutrisi (+), Keluhan saat hamil (-)
8
◉ Riwayat Imunisasi : Lengkap
◉ Riwayat Gizi : ASI sampai usia 6 bulan. Setelah usia
6 bulan tidak diberikan ASI lagi, hanya Sufor. Mulai
diberikan MPASI usia 6 bulan.
◉ Riwayat Tumbuh Kembang : tumbuh kembang anak baik.
◉ Riwayat Alergi :
◉ Alergi obat : Sulfadiazine, Paracetamol, Cefotaxime
◉ Alergi makanan : semua jenis makanan yang digoreng
◉ Alergi lain : alergi debu, alergi cuaca dingin
9
Pemeriksaan Fisik
10
◉ Antropometri
◉ BB : 38 kg
◉ PB : 155 cm
◉ LK : Tidak dilakukan
◉ LILA : Tidak dilakukan
◉ Status Gizi
◉ BB/U (waterlow) : Gizi Baik
11
◉ Kepala : Normosefal, Ubun-ubun cekung (-), cembung (-).
◉ Wajah : Simetris
◉ Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut.
◉ Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri, cairan (-).
◉ Mata : Cekung (-), Kering (-), anemis (-), refleks pupil (+), isokor (+), diameter 3 mm.
◉ Hidung : sekret (-), pernafasan cuping hidung (+)
◉ Mulut : trismus (-), bibir kering (-), bibir pucat (-), lidah kotor (-)
◉ Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) , Pembesaran Kelenjar parotis (-)
◉ Tenggorokan : pembesaran tonsil (-), hiperemi (-)
12
◉ Jantung
◉ Inspeksi : Ictus Cordis (-)
◉ Palpasi : Ictus Cordis Kuat Angkat
◉ Auskultasi : S1 S2 single, murmur (-)
◉ Perkusi : Jantung dalam batas normal
◉ Paru
◉ Inspeksi : Bentuk simetris, barrel chest (-), retraksi
subcostal (+) minimal
◉ Palpasi : Taktil frenicus normal
◉ Auskultasi :
◉ Perkusi : sonor / sonor
13
◉ Abdomen
◉ Inspeksi :Cembung (-) Ikut gerak nafas (+)
◉ Palpasi : Soufel (+), Distended (-), Nyeri Tekan (-), Turgor : <
2 detik
◉ Perkusi : Timpani (+), Meteorismus (-)
◉ Auskultasi : Bising Usus Normal
◉ Hepar : Pembesaran (-)
◉ Limpa : Perbesaran (-)
◉ Ginjal : tidak teraba
◉ Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
14
Diagnosa Banding
◉ Asma Bronchiale
◉ Bronchopneumonia
◉ Aspirasi
◉ Tuberculosis
◉ Penyakit Jantung Bawaan
15
Pemeriksaan Penunjang
◉ Saturasi oksigen : 90%
◉ Darah lengkap
◉ Foto thorax
16
Diagnosa Kerja
◉ Asma bronkial
17
Tatalaksana
18
SOAP
19
20
21
Resume
◉ An. RJ, 10 tahun, diantar ibunya datang ke IGD RSUD Syamrabu Bangkalan dengan
keluhan sesak disertai batuk berdahak (dahak warna putih) 1 hari, Pasien mengaku
kecapekan dari aktivitas sekolah yang padat dan ketika pulang lupa tidak memakai
masker sehingga batuk-batuk hingga sesak dan terasa dada seperti ditekan. Sesak
semakin memberat ketika malam hari saat udara dingin. Panas (+), 1 hari, panas tidak
terlalu tingi, naik turun dengan obat penurun panas dari apotek, pilek (-). Mual (-),
muntah (+) 1 kali, muntah cairan dan makanan setiap mencoba untuk makan. Pasien
mengalami penurunan nafsu makan dan masih mau minum. BAB normal, BAK normal.
22
◉ Pasien mempunyai riwayat asma sejak umur 5 tahun dan terakhir
kambuh bulan juli 2018. Pasien mengalami kekambuhan asma ±
5x/tahun. Ibu pasien mengaku kakek pasien mempunyai riwayat asma.
Pasien mempunyai alergi seperti makanan yang digoreng, cuaca dingin
dan debu serta alergi obat seperti paracetamol, sulfa cefotaxim.
◉ Tanda vital ditemukan tensi 100/60, nadi 136x/menit, RR 28 x/menit, suhu
37.2°C, SpO2 89%. Pada pemeriksaan fisik ditemukan cuping hidung,
retraksi dada jelas, wheezing (+).pemeriksaan penunjang ditemukan
saturasi oksigen <95%, eosinofil yang meningkat dan foto thorax dengan
kesan cor dan pulmo tampak normal
23
TINJAUAN PUSTAKA
3 24
DEFINISI
“Asma adalah keadaan inflamasi “Asma adalah penyakit saluran
respiratori dengan dasar inflamasi kronik
kronik dengan penyempitan
yang mengakibatkan obstruksi dan
saluran pernafasan yang hiperreaktivitas saluran respiratori
reversibel. Ditandai dengan dengan derajat yang bervariasi.
episode wheezing berulang, Manifestasi klinis asma dapat berupa
batuk, wheezing, sesak nafas, dada
sering batuk yang menunjukkan
tertekan yang timbul secara kronik dan
respon terhadap obat atau berulang, reversible, cenderung
bronkodilator dan anti- memberat pada malam atau dini hari,
inflamasi” dan biasanya timbul jika ada pencetus”
25
EPIDEMIOLOGI
26
Etiologi
27
PATOFISIOLOGI
28
29
30
MANIFESTASI KLINIS
◉ Gejala khas pada asma yaitu batuk, sesak, dan wheezing. Batuk
sangat mungkin disebabkan disebabkan oleh stimulasi saraf
sensoris pada saluran respiratori oleh mediator inflamasi.
Klasifikasi
32
KLASIFIKASI
DIAGNOSA
Anamnesis
◉ Keluhan yang sering dialami oleh pasien asma adalah batuk, mengi (wheezing), sesak nafas, rasa dada
◉ Timbul bila ada faktor pencetus : iritan (asap rokok, suhu dingin, makanan dan minuman dingin, pengawet
makanan, pewarna makanan, dan lain-lain), alergen (debu, serbuk, bulu), infeksi respiratori akut (virus,
◉ Gejala dapat membaik secara spontan atau dengan pemberian obat pereda asma.
Pemeriksaan Fisik
37
Alur Diagnosa
Asma
38
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◉ X-ray toraks
Bronchopneumonia
◉ Trias bronchopneumoni adalah sesak, panas, dan batuk.
◉ Pada pemeriksaan auskultasi ditemukan rhonki basah halus nyaring, sedangkan pada pemeriksaan foto
thorax ditemukan patchy infiltrat.
Tuberculosis
◉ Gejala klinis tuberculosis adalah berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas
atau gagal tumbuh, demam tanpa sebab jelas ≥ 2 minggu, batuk kronik ≥ 3 minggu, sesak, penurunan nafsu
makan, riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
◉ Pada pemeriksaan fisik mungkin bisa didapatkan pembesaran kelenjar limfe (leher, axilla, inguinal),
tuberkulosis skeletal (gibbus, koksitis, gonitis, dektilitis), skofuloderma.
◉ Pada pemeriksaan penunjang seperti biakan/kultur, sputum BTA, uji tuberculin, dan tes cepat molekuler
(TCM) akan memberikan hasil positif. Pada pemeriksaan foto thorax akan ditemukan fibroinfiltrat, efusi
pleura, milier atau cavitas.
Aspirasi
◉ Merupakan masuknya benda asing pada saluran pernafasan yang dapat
menyebabkan batuk, sesak, dan stridor.
◉ Pada anamnesa biasanya adanya riwayat tersedak benda asing seperti
bakso, mainan, atau benda asing lainnya.
◉ Pada pemeriksaan foto thorax biasanya akan terlihat benda asing pada
saluran pernafasan (logam, jarum, dan lain-lain), dan sulit terlihat pada
benda asing yang lunak
Penyakit Jantung Bawaan
◉ Penyakit jantung bawaan pada anak seperti atrium septum defek (ASD),
ventrikel septum defek (VSD), tetralogy of fallot (TOF) dapat menyebabkan
anak sesak, sianosis, takikardi, lemas, ditemukan murmur pada auskultasi
dan tidak merespon dengan pengobatan asma.
TATALAKSANA
43
44
45
FARMAKOLOGI
Pengontrol
◉ Medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma, diberikan
setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma
terkontrol pada asma persisten.
◉ Kortikosteroid inhalasi
◉ Kortikosteroid sistemik
◉ Sodium kromoglikat
◉ Nedokromil sodium
◉ Metilsantin
◉ Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
◉ Agonis beta-2 kerja lama, oral
◉ Leukotrien modifiers
◉ Antihistamin generasi ke dua (antagonis -H1) 46
47
48
Pelega
◉ Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan dengan
gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk, tidak memperbaiki
inflamasi jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan napas.
◉ Agonis beta2 kerja singkat
◉ Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila
penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal tetapi hasil belum
tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain).
◉ Antikolinergik
◉ Aminofillin
◉ Adrenalin
49
50
51
Asma Dikatakan Terkontrol Apabila
52
53
Kriteria Rawat Inap
54
Kriteria Rawat ICU
55
◉ Acuan Awal penetapan jenjang tata laksana jangka panjang menggunakan klasifikasi
kekerapan.
◉ Bila suatu jenjang dalam tata laksana sudah berlangsung 6-8 minggu dan asma belum
terkendali, maka tata laksana naik ke jenjang atasnya (Step up)
◉ Bila suatu jenjang dalam tata laksana sudah berlangsung 8-12 minggu dan asma terkendali
penuh, maka tata laksana turun ke jenjang bawahnya (Step down)
◉ Perubahan jenjang tata laksana harus memperhatikan aspek-aspek penghindaran, penyakit
penyerta.
◉ Pada jenjang 4 jika belum terkendali tata laksana ditambahkan omalizumab.
KOMPLIKASI
57
PROGNOSIS
58
Komunikasi Informasi dan Edukasi
◉ Tujuan program KIE adalah memberi informasi dan pelatihan yang sesuai
terhadap pasien dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuan atau
pemahaman, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam mengenali gejala
serangan asma, mengambil langkah-langkah yang sesuai, serta memotivasi
dalam menghindari faktor-faktor pencetus sehingga meningkatkan
keteraturan terhadap rencana pengobatan yang sudah diterapkan serta
pada akhirnya mampu meningkatkan kemandirian dalam tatalaksana asma
yang lebih baik
59
PEMBAHASAN
4 60
PENEGAKKAN DIAGNOSA
63
PEMERIKSAAN PENUNJANG
64
◉ Foto thorax
◉ Pada sebagian besar rontgen menunjukkan
normal atau hiperinflasi (gambaran
intercostalis melebar) dan hiperlucent.
◉ Pada pemeriksaan foto thorak An. RJ
ditemukan kesan cor dan pulmo normal
65
◉ Berdasarkan derajat serangan asma, An. RJ memasuki
kategori asma serangan ringan sedang karena pasien
datang tidak gelisah dan mampu bicara dalam kalimat,
lebih nyaman duduk daripada berbaring, nadi meningkat,
retraksi dada minimal, dan SpO2 90%.
66
◉ Berdasarkan kekerapan gejala asma, An. RJ memasuki
derajat intermiten karena didapatkan pada anamnesa
bahwa pasien mengalami gejala asma ± 5x/tahun.
67
Tatalaksana
◉ Oksigen
◉ Pemberian oksigen menggunakan face mask dengan dosis 5-
10 liter/menit diindikasikan pada pasien dengan saturasi
oksigen 90-95%. Pada pemeriksaan dengan pulse oxymetri,
saturasi oksigen An. RJ didapatkan 90%. Lama pemberian
sampai saturasi oksigen mencapai 95%, selanjutnya diganti
dengan nasal kanul.
68
◉ Infus Kaen 3B
◉ Pemilihan cairan maintenance menggunakan Kaen 3B karena usia
pasien > 2th.
◉ Pemilihan jenis infuse menggunakan makro sehingga 1 tetes
mengandung 20ml Kebutuhan cairan pasien saat datang hanya
memerlukan cairan maintenance. Hal ini didasarkan karena keluhan
pasien yang mengalami penurunan nafsu makan dan minum sehingga
perlu diperhatikan pemberian cairan tubuh. Jumlah kebutuhan cairan
dengan berat badan 38 kg adalah 1860 ml/24 jam. Bila infuse set
menggunakan tetesan makro maka pemberiannya 25 tpm.
69
Combivent
dewasa adalah 2,5 ml (1 unit vial) berisi 0,5 mg ipratropium bromida dan
◉ Jika anak mengalami serangan wheezing akut berat berikan kortikosteroid sistemik
metilprednisolon 0,3 mg/kgBB/kali 3 kali sehari pemberian secara oral atau deksametason 0,3
mg/kgBB/kali IV/oral tiga kali sehari pemberian selama 3-5 hari tanpa tappering off.
◉ Pemberian kortikosteroid deksametason pada An. RJ adalah 0,3x38 = 11,4 mg/kali IV,
pemberian 3 kali sehari selama 3-5 hari tanpa tappering off. Dosis 1 ampul dexametason
71
PENUTUP
5 72
Kesimpulan
73
Saran
74