Anda di halaman 1dari 16

BABY BLUES

Kompetensi
dr Dewi Suriany Sp.Kj
• 20 hingga 40 persen perempuan melaporkan adanya
gangguan emosional dan disfungsi kognitif pada periode
pasca melahirkan. Banyak dari perempuan tersebut
mengalami apa yang disebut dengan “baby blues”, yaitu
suatu keadaan normal berupa kesedihan, disforia, sering
menangis, dan ketergantungan untuk “lengket”. Perasaan
ini, yang dapat berlangsung selama beberapa hari,
dikaitkan dengan perubahan cepat kadar hormon
perempuan, stress saat melahirkan anak, dan kesadaran
adanya peningkatan tanggung jawab sebagai ibu
DEFINISI

• “Baby blues” adalah suatu gangguan


psikologis sementara yang ditandai
dengan memuncaknya emosi pada
minggu pertama setelah melahirkan.
Menurut Cunningham, baby blues adalah
gangguan suasana hati yang berlangsung
selama 3-6 hari pasca melahirkan
• baby blues syndrome atau sering juga disebut maternity blues
atau postpartum blues dimengerti sebagai suatu sindroma
gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu
pertama setelah persalinan, dan ditandai dengan gejala-gejala
seperti:
• reaksi depresi/sedih/disforia, menangis, mudah tersinggung
(iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan
diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Gejala-
gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya
akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai
beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan
kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang
lebih berat (yaitu depresi dan psikosis pasca-persalinan)
ETIOLOGI
• Etiologi dari baby blues tidak dipahami dengan baik, banyak
penelitian telah meneliti perubahan biologis yang dramatis
terjadi selama persalinan dan periode postpartum langsung
serta faktor-faktor psikososial dan kepribadian. Umumnya
diyakini memiliki dasar biologis karena penurunan mendadak
hormon ovarium setelah melahirkan yaitu estradiol dan
progesterone tertentu. Ada juga mengatakan kemurungan ini
dipicu oleh turunnya progesterone.
• Ketidakseimbangan hormonal
• Hormon tiroid
• Perubahan gaya hidup
Ketidakseimbangan Hormonal
• Jumlah hormon wanita seperti estrogen dan
progesteron meningkat secara tajam pada saat
kehamilan.Pada minggu-minggu setelah melahirkan,
jumlah hormon estrogen dan progesteron lebih
menurun dari jumlah sebelum kehamilan. Fluktuasi
tiba-tiba pada tingkat hormonal ini berhubungan
dengan gejala dari depresi yang dialami seorang ibu
baru. Wanita lebih rentan pada ketidakseimbangan
hormonal dari pria. Itu disebabkan terjadinya
reaksi kimia antara hormon dan otak yang
meningkatkan risiko terjadinya baby blues
syndrome.
Hormon Tiroid

• Kelenjar thyroid berukuran kecil dan terletak di leher.


Beberapa wanita mengalami penurunan hormon
thyroid setelah melahirkan.
• Rendahnya hormon thyroid akan menyebabkan gejala
depresi, irritabilitas, berkurangnya minat pada aktivitas
biasa kelemahan dan peningkatan berat badan. Akan
tetapi tidak semua wanita mengalami baby blues
syndrome akibat ketidakseimbangan hormon thyroid.
Perubahan Gaya Hidup
• Ibu baru mengalami banyak perubahan gaya hidup, dan
beberapa diantaranya akan berkontribusi dalam
terjadinya baby blues syndrome. Lingkungan yang
meningkatkan risiko gejala baby blues syndrome antara
lain.
• Perubahan jadwal sehari hari akibat bayi yang baru lahir
• Kepikiran pada berat badan dan bentuk tubuh setelah
hamil
• Kelelahan dan kurang tidur setelah melahirkan anak
• Sedikitnya dukungan dalam merawat bayi
• Khawatir akan kemampuan untuk menjadi ibu yang baik
Patofisiologi
Hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) secara
mendadak mengalami penurunan 72 jam setelah melahirkan
dan juga disertai penurunan kadar hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan
mood, dan perasaan tertekan serta di lain sisi terjadi
peningkatan dari hormon menyusui. Level neurosteroid berasal
dari hormon progesteron yang mengalami fluktuasi selama
siklus menstruasi dan memuncak saat kehamilan. Hormon sex
yang dinamakan neurosteroid berikatan dengan beberapa tipe
reseptor termasuk reseptor GABAA untuk memodulasi
eksitabulutas dari sel otak. Kekurangan delta subunit reseptor
GABAA pada wanita menunjukkan sikap depresi dan gangguan
cemas setelah melahirkan.
• Pemberian antidepresan saat kehamilan akan berefek panjang
pada sistem serotonin dan berpengaruh pada sensitivitas
reseptor GABAA. Sebagian besar ibu tidak siap untuk
menghadapi kelahiran bayinya, mereka juga sangat khawatir
bayi mereka terkena penyakit jaundice dan kesulitan makan
yang merupakan masalah kesehatan yang umum bagi bayi.
Selain itu, ibu yang pertama kali memiliki bayi merasa tidak
sanggup merawat bayinya seorang diri di rumah baik itu dari
segi kasih saying maupun dari segi finansial. Baby blues
syndrome juga sangat mungkin terjadi oleh para ibu yang
pernah mengalami trauma melahirkan atau mengalami
kejadian yang sangat menyedihkan selama mengandung
Gejala Klinis
• Baby blues syndrome ditandai perasaan sedih, seperti
menangis, perasaan kesepian atau menolak bayi,
cemas, bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa
tidur. Baby blues syndrome relatif ringan dan biasanya
berlangsung 2 minggu.
• Perbedaan dengan postpartum depression adalah
pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi gejala.
Dalam postpartum depression, gejala yang lebih
sering, lebih intens dan lebih lama. Beberapa gejala
baby blue syndrome
Seseorang terdiagnosis baby blues syndrome apabila terlihat
secara psikologis kejiwaanya seperti di bawah ini:
• Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang
berlebihan, sedih, murung dan sering menangis tanpa ada
sebab (tidak jelas penyebabnya)
• Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam
beberapa kasus sering migraine
• Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak
• Adanya perasaan putus asa
Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi
pasien mengalami postpartum depression. Apabila gejala
diatas tidak disadari dan lama kelamaan tekanan atau stres
yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka
penderita akan mengalami depresi pasca melahirkan yang
berat.
Jika telah mengalami hal ini maka diperlukan penanganan
secara berkala, gejala dari depresi tersebut adalah:

• Kelelahan yang berkepanjangan, susah tidur, dan insomnia.


• Hilangnya perasaan bahagia dan minat untuk melakukan hal-
hal yang menyenangkan.
• Tidak memperhatikan diri sendiri dan menarik diri dari keluarga
dan teman.
• Tidak memperhatikan atau bahkan perhatian yang berlebihan
pada anak.
• Perasaan takut telah menyakiti anak.
• Tidak tertarik pada seks.
• Perasaan berubah-ubah dengan ekstrim, terganggu proses
berpikir dan konsentrasi.
• Kesulitan dalam membuat keputusan sederhana.
Penatalaksanaan
• Tidak ada perawatan khusus untuk baby blues jika
tidak ada gejala yang signifikan. Empati dan
sukungan keluarga serta staf kesehatan
diperlukan. Jika gejala tetap ada lebih 2 minggu
diperlukan bantuan profesional. Konsultasi
kejiwaan umumnya tidak diperlukan. Namun,
pasien harus diinstruksikan untuk menghubungi
dokter kandungan atau primary care providernya
jika gejala menetap lebih dari dua minggu untuk
menidentifikasi dini gangguan afektif yang lebih
parah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai