Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH INDONESIA

KELOMPOK 4
Disusun oleh:
1. Alfian Yudho
2. Elma Febriana
3. Naiz Sofiana Zulfa
4. Retno Wulandari
Perlawanan Banten terhadap
VOC
Latar Belakang
Latar belakang terjadinya perlawanan rakyat Banten terhadap
Belanda disebabkan karena VOC berusaha memonopoli
perdagangan dan menghalang-halangi perdagangan di
Banten. Saat Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa perlawanan
Banten terhadap VOC dimulai, ditandai dengan ditolaknya segala
aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC, ia pun
berusaha mengusir VOC dari Batavia.
Usaha VOC untuk melemahkan peran Banten sebagai bandar
perdagangan dilakukan dengan licik, yaitu melakukan blokade
kapal-kapal dagang dari Maluku yang akan menuju Banten.
SULTAN AGENG TIRTAYASA

Sultan Ageng Tirtayasa lahir di Kesultanan Banten 1631.


Ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dngan gelar
sultan abu al-fath abdulfattah. Sultan Ageng Tirtayasa
berkuasa di Kesultanan Banten ada periode 1652-1683.
Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan
dipenjarakan di Batavia. Ia meninggal dunia dalam
penjara dan dimakamkan di Koplek Pemakaman raja-
raja Banten.
• Sultan Haji
Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau dikenal dengan Sultan Haji merupakan
seorang sultan pada Kesultanan Banten, berkuasa di Banten dalam rentang
waktu 1683 – 1687. Sultan Haji merupakan putera dari Sultan Ageng Tirtayasa.
Ia naik tahta menggantikan ayahnya setelah terjadi pertikaian di antara
mereka dan mengakibatkan perang saudara di Banten.
• Pangeran Arya Purbaya
Pangeran Arya Purbaya adalah putra Sultan Ageng
Tirtayasa . Ia mendukung perjuangan ayahnya
dalam perang melawan VOC tahun 1656. Pangeran
Purbaya juga diangkat menjadi putra mahkota
baru karena Sultan Haji memihak VOC. Setelah
tertangkapnya Sultan Ageng Tirtayasa, Arya
Purbaya dan istrinya lalu melarikan diri ke Gunung
Gede. Setelah penderitaan yang dirasakan Arya
Purbaya membuat dirinya memutuskan untuk
menyerah.
Jalannya Perlawanan Banten terhadap VOC dimulai ketika melakukan
perusakan terhadap kebun-kebun milik VOC, salah satu sasarannya yakni
tanaman tebu. Akibat serangan yang dilakukan tersebut, VOC kemudian
memperkuat pertahanan kota Batavia dengan mendirikan benteng, salah
satunya bernama Noordjwijk. Sultan Ageng Tirtayasa juga memperkuat
pertahanan Banten dengan membuat saluran irigasi yang membentang dari
Sungai Pontang sampai Sungai Untung Jawa. Pada tahun 1671 Sultan Ageng
Tirtayasa mengangkat putra mahkota AbdulnazarAbdulkahar sebagai raja
pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji.
Sebagai raja pembantu Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri,
dan Sultan Ageng Tirtayasa bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu
puteranya yang lain, yakni Pangeran Arya Purbaya.
Pemisahan urusan pemerintahan di Banten ini tercium oleh perwakilan
VOC di Banten W. Caeff. Ia kemudian mendekati dan menghasut Sultan
Haji, apabila dirinya tidak segera dinobatkan sebagai sultan, sangat
mungkin jabatan sultan itu akan diberikan kepada Pangeran Arya Purbaya.
Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan
dengan VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten. Dalam
persekongkolan tersebut VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk
merebut Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat.
1. Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC.
2.Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para
pedagang Persia, India, dan Cina.
3. Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji.
4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan
segera ditarik kembali.

Syarat perjanjian ini disetujui oleh Sultan Haji. Pada tahun 1681 VOC atas
nama Sultan Haji berhasil merebut Kesultanan Banten. Istana Surosowan
berhasil dikuasai. Sultan Haji menjadi Sultan Banten yang berkedudukan di
istana Surosowan. Sultan Ageng kemudian membangun istana yang baru
berpusat di Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa berusaha merebut kembali Kesultanan Banten dari
Sultan Haji yang didukung VOC. Pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng
Tirtayasa berhasil mengepung istana Surosowan. Sultan Haji terdesak dan
segera meminta bantuan tentara VOC. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat
dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa. Sultan Ageng
Tirtayasa akhirnya meloloskan diri bersama puteranya, pangeran Purbaya ke
hutan Lebak Baru setelah melalui tipu muslihat pada tahun 1683 Sultan Ageng
Tirtayasa berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia sampai meninggalnya
pada tahun 1692.
 Dampak positif perlawanan rakyat Banten terhadap VOC (Belanda) yaitu
membuat semangat juang untuk mengusir bangsa asing yang menduduki
wilayah Nusantara menjadi meningkat. Selain itu, perlawanan juga
mempengaruhi bandar perdagangan internasional di Banten sehingga bisa
menjadi ramai kembali walau hanya sebentar.

 Dampak Negatif perlawanan rakyat Banten yaitu wilayah Banten dapat


dikuasai sepenuhnya oleh VOC (kongsi dagang Belanda), sehingga monopoli
dan kebijakan yang ditentukan harus dipatuhi. Dampak negatif lain,
kedudukan VOC di Nusantara menjadi lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai