Anda di halaman 1dari 11

PELANGGARAN HAM

DI INDONESIA
Kelompok 3
Nama kelompok :
1. Agus Ruliyanto (02)
2. Dwi Apriliani Rahayu (06)
3. Muhammad Rizqi Safa’at (14)
4. Natasya Putri Salsabila (19)
5. Retno Wulandari (23)
GERAKAN ACEH
MERDEKA
• Konflik atau Pemberontakan di Aceh antara tahun 1976
hingga tahun 2005
• Gerakan Aceh Merdeka atau yang sering disebut
dengan GAM, merupakan organisasi separatisme yang
telah berdiri di Aceh sejak tahun 4 Desember 1976
diproklamasikan oleh Hasan Di Tiro
• Tujuan didirikannya GAM adalah untuk mengupayakan
Aceh dapat lepas dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan membuat negara kesatuan sendiri
LATAR BELAKANG
• Perbedaan budaya antara Aceh dan banyak daerah
lain di Indonesia,
• banyak kebijakan dalam administrasi pada masa
Presiden Soeharto (Orde Baru) sangat tidak disukai di
Aceh,
• Kemudian lokasi provinsi Aceh yang terletak di ujung
Barat Indonesia menimbulkan anggapan yang meluas
di provinsi Aceh bahwa para pemimpin di Jakarta yang
jauh tidak mengerti dan memperhatikan masalah yang
dimiliki Aceh serta tidak bersimpati pada kebutuhan dan
adat istiadat di Aceh yang berbeda.
PENYEBAB
• Aceh memainkan peranan penting pada revolusi dan
perang kemerdekaan melawan Belanda
• sebagai akibatnya diduga aceh telah mendapatkan
janji dari Presiden Soekarno saat kunjungannya ke Aceh
pada 1947,
• bahwa Aceh akan diizinkan untuk menerapkan hukum
Islam (atau syariah) setelah perang kemerdekaan
Indonesia.
JALANNYA KONFLIK
• Serangan pertama GAM pada tahun 1977 dilakukan
terhadap Mobil Oil Indonesia yang merupakan
pemegang saham PT Arun NGL, dimana PT Arun NGL
adalah operator ladang gas Arun yang berlokasi di
Lhokseumawe, Aceh Utara.
• Pada akhir tahun 1979, tindakan penekanan yang
dilakukan militer Indonesia telah memukul telak GAM,
para komandan GAM banyak yang berakhir di dibunuh,
pengasingan, atau dipenjara
• Periode antara tahun 1989-1998 kemudian dikenal
sebagai era Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh ketika
militer Indonesia meningkatkan operasi kontra-
pemberontakan di Aceh.
• Pemberlakuan DOM menyebabkan korban di
kalangan penduduk sipil lokal di Aceh
• penduduk sipil Aceh kemudian mendukung dan
membantu GAM membangun kembali organisasinya
saat militer Indonesia hampir seluruhnya ditarik dari
Aceh atas perintah presiden B.J. Habibie pada akhir era
1998
• Pada tahun 1999 , GAM melancarkan pemberontakan
kembali di Aceh, namun kali ini dengan dukungan yang
besar dari masyarakat Aceh
• Memburuknya kondisi keamanan di Aceh
menyebabkan tindakan pengamanan keras dilakukan
pada tahun 2001-2002.
• Pemerintah Megawati pada tahun 2003 juga
meluncurkan operasi militer untuk mengakhiri konflik
• Konflik ini sebenarnya masih berlangsung pada akhir
2004
• namun saat itu tiba-tiba bencana Tsunami terjadi pada
24 Desember 2004 , sehingga secara tidak langsung
bencana alam terbesar dalam sejarah Indonesia
tersebut berhasil membekukan konflik yang terjadi di
Aceh.
• GAM dan pemerintah Indonesia menyatakan gencatan
senjata
PENYELESAIAN
• Kemenangan pemilu presiden 2004 oleh Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla mendorong kebijakan
pemerintah untuk melakukan negosiasi untuk mencapai
perdamaian
• Hingga 4 tahun usia perdamaian Aceh, pemerintah di
Aceh tidak serius dalam menangani kasus peghilangan
orang yang terjadi di Aceh
KESIMPULAN
• Sejak dideklarasikannya GAM, Aceh menjadi daerah
dengan potenti pelanggaran HAM yang tinggi.
• Pemberlakuan DOM di Aceh melahirkan pelanggaran
HAM berat, dari mulai penggusuran, penculikan sampai
ke pembunuhan terjadi mulai tahun 1989 sampai 2005.
• Hal ni menyisakan trauma yang mendalam bagi
masyarakat Aceh
• hak hidup, hak kebebasan, hak atas kepemilikan harta
benda, hak kebebasan dari rasa takut serta hak
mendapatkan perlindungan hukum telah dilanggar
• Kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya proses
hukum terhadap para pelaku kekerasan dan
pelanggaran HAM, dan
• tidak adanya rehabilitasi atas dampak konflik yang
dialami korban.

Anda mungkin juga menyukai