A CKD
A CKD
Riwayat Alergi :
Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan,
udara atau obat-obatan tertentu.
Riwayat Psikososial :
Merokok (+) tetapi sejak sakit pasien berhenti
merokok. Minum minuman beralkohol (-). Olahraga
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TANDA-TANDA VITAL
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit reguler, isi cukup
Respirasi : 38 x/menit dangkal
Suhu : 36,8 ˚C
JVP : 5+2 cm H2O
Sianosis : tidak ada
Edema Umum : ekstremitas atas, ekstremitas bawah +
PEMERIKSAAN FISIK
KELENJAR GETAH BENING
Submandibula, leher, supraklavikula, ketiak dan paha : Tidak ada pembesaran
MATA : Konjungtiva anemis
Sklera tidak ikterik
Palpebra edema
TELINGA : tidak ada kelainan
HIDUNG : Pernapasan cuping hidung (-)
MULUT : sianosis per oral (-)
TENGGOROKAN : tidak ada kelainan
LEHER : KGB tidak teraba membesar
Tidak ada deviasi trakea
PEMERIKSAAN FISIK
DADA
Bentuk : Simetris kanan dan kiri
Pembuluh darah: Tidak ada pelebaran
PARU
Inspeksi : Simetris hemithoraks kanan dan kiri simetris saat statis dan dinamis.
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris hemitorak kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada hemitorak kanan-kiri depan-belakang
Batas paru hati di ICS VI linea midklavikula dekstra
Auskultasi : Vesikuler breathing sound Kanan = kiri, Ronkhi basah halus +/+,
Wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis
sinistra
Batas kiri : ICS VI linea axillaris sinistra
Batas kanan : ICS V linea midclavicularis
dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan bunyi jantung II regular,
murmur sistolik (-), gallop (+)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeks : cembung, lembut, tidak ada benjolan, tidak ada
sikatrik
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Perkusi : Timpani di ke 4 kuadran abdomen, undulasi (-),
shifting dullness (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri lepas (-).
Hati : Tidak teraba membesar
Limpa : Tidak teraba membesar
Ginjal : Tidak teraba, ballotment (-), CVA -/-
Ekstremitas
tungkai atas dan bawah edema pitting (+)
Kekuatan : +5 / +5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Haemoglobin : 11,8 gr/dl (12,0 – 16,0 )
Hematokrit : 33% (35-47)
Leukosit : 13200/mm3 (3.800 – 10.600)
Trombosit : 194000/mm3 (150.000-440.000)
KIMIA KLINIK
Ureum : 250 mg/dL ( 15 – 50 )
Kreatinin : 5,17 mg/dL ( 0,5 – 0,9 )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
URIN LENGKAP
Ph : 5,5 (4,0-8,0)
Berat jenis : 1,025 (1,003-1,030)
Protein : (2+) pos (negatif)
Reduksi : (-) negatif ( Negatif)
Urobulin : Normal (Normal)
Bilirubin : (-) negatif (negatif)
Eritrosit : 10-15 (0-1/lpk)
Leukosit : 25-50 (1-6/lpk)
Epithel sel : 1-3 (<15/lpk)
Kristal : (-) negatif (negatif)
Silinder : coral, 1-3 ( negatif)
RUMUS KOCKCORFT-GAULT:
RUMUS KOCKCORFT-GAULT:
LFG = ( 140 – Umur) X BB = (140-72) X 60= 4080 = 11,06 mL/min/1,73m2
72 x Kreatinin 72 x 5,12 368,64
Stage 5 of chronic kidney disease
PERENCANAAN DIAGNOSTIK
EKG
Rontgen foto thorak
USG Abdomen
TERAPI (Konsul Spesialis Penyakit Dalam)
O2 3-5 l
2A 20 gtt/m
Lasik 1x1 amp
Bicnat 3x1 p.0
Diet Ginjal 1500 kkal, protein 0,5 gr
Observasi urin intake dan output : jika urine output <100cc/6 jam cito HD,
jika urin output < 200cc/6jam HD
DEFINISI
Ketidakmampuan ginjal mempertahankan
keseimbangan internal tubuh karena penurunan fungsi
ginjal bertahap diikuti penumpukan sisa metabolisme
protein dan ketidakseimbangan cairan elektrolit.
Kriteria penyakit ginjal kronik
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan stuktural atau fungsional, dengan atau tanpa
penurunan laju fitrasi glomerolus (LFG), dengan
manifestasi:
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin, atau kelaian dalam tes
pencitraan
2. LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73m², selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
KLASIFIKASI4
A. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik meliputi
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
b. Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin
serum, dan penurunan LFG
c. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin,
peningkatan kadar asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper
atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalemia, asidosis metabolik
d. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, leukosuria
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis dan USG
Pemeriksaan radiologis dan USG penyakit GGK meliputi1,7 :
a. Foto polos abdomen
b.Pielografi intravena jarang dikerjakan
c. Pielografi antegrad atau retrograd
d. Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang mengecil,
korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista, massa,
kalsifikasi
e. Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi
Nefrotomogram, pielografi retrograde, pielografi antegrade dan
Micturating Cysto Urography (MCU) juga dapat digunakan terutama dalam
menentukan etiologi..
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi dan pemeriksaan ginjal
Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal dilakukan pada
pasien dengan ukuran ginjal yang masih mendekati normal,
dimana diagnosis secara non invasif tidak bisa ditegakkan.
PENATALAKSANAAN
Rencana Tatalaksanaan Penyakit GGK sesuai dengan derajatnya
Derajat LFG(ml/mnt/1,73m²) Rencana tatalaksana
1 > 90 terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,
evaluasi pemburukan (progession)
fungsi ginjal, memperkecil resiko
kardiovaskuler
2 60-89 menghambat pemburukan (progession)
fungsi ginjal
3 30-59 evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 <15 terapi pengganti ginjal
PENATALAKSANAAN
Memperlambat laju penurunan fungsi ginjal
Pengobatan hipertensi. Target penurunan tekanan
darah yang dianjurkan < 140/90 mmHg.
Pembatasan asupan protein, bertujuan untuk
mengurangi hiperfiltrasi glomerulus dengan demikian
diharapkan progresifitas akan diperlambat.
PENATALAKSANAAN
Transfusi darah hanya diberikan bila perlu dan apabila trasnfusi tersebut dapat
memperbaiki keadaan klinis secara nyata.Terapi terbaik apabila Hb <8 g%
adalah pemberian eritropoietin, tetapi pengobatan ini masih terbatas karena
mahal.
Kalsium dan fosfor
GFR < 30 mL/mnt pemberian fosfor seperti kalsium bikarbonat atau kalsium asetat
yang diberikan pada saat makan. vitamin D juga meningkatkan absorbsi calcium di
usus.
Hiperurisemia
Alopurinol sebaiknya diberikan 100-300 mg, apabila kadar asam urat > 10 mg/dl
atau apabila terdapat riwayat gout1,7.
Inisiasi dialisis
Penatalaksanaan konservatif dihentikan bila pasien sudah
memerlukan dialisi tetap atau transplantasi. Pada tahap ini
biasanya GFR sekitar 5-10 ml/mnt. Dialisis juga diiperlukan bila :
Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Hiperkalemia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Overload cairan (edema paru)
Ensefalopati uremic, penurunan kesadaran
Efusi perikardial
Sindrom uremia ( mual,muntah, anoreksia, neuropati) yang
memburuk.
DAFTAR PUSTAKA
Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3 Edisi
13. Jakarta: EGC, 2000.1435-1443.
Mansjoer A, et al.Gagal ginjal Kronik. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi 3.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2002.
Suhardjono, Lydia A, Kapojos EJ, Sidabutar RP. Gagal Ginjal Kronik. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI, 2001.427-434.
Ganong, WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran: EGC.
Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006.
p.581-584.
Tierney LM, et al. Gagal Ginjal Kronik. Diagnosis dan Terapi Kedokteran
Penyakit Dalam Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.2003.
Collaghan C. At a Glance Sistem Ginjal, 2nd ed. Jakarta: Erlangga:2007;p.29-44
TERIMA KASIH