DENGUE (DHF)
Definisi
■ Demam Dengue = Penyakit infeksi akibat virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi, leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia, dan diatesis hemoragik
■ DBD = Demam Dengue disertai perembesan plasma, ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh (efusi pleura, asites)
■ Dengue Shock Syndrome = DBD disertai dengan syok
Epidemiologi
Patogenesis
■ Patogenesis DBD dan Sindrom Syok Dengue (SSD) masih merupakan masalah yang
kontroversial.
■ 2 teori terbanyak yg digunakan adalah
– hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologus infection)
– antibody dependent enhancement (ADE)
■ Teori SHI
■ DBD dapat terjadi bila seseorang setelah infeksi dengue primer mendapat infeksi
berulang (sekunder) dengan tipe virus dengue yang berlainan dalam jangka waktu
yang tertentu (6 bulan - 5 tahun).
■ Akibat infeksi primer oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang penderita
dengan kadar antibodi anti dengue yang rendah respons antibodi anamnestik
(terjadi dalam beberapa hari berikutnya) proliferasi dan transformasi limfosit
imun antibodi IgG anti dengue titer tinggi.
■ Disamping itu, replikasi virus dengue terjadi akibat terdapatnya virus dalam jumlah
yang banyak terbentuknya kompleks antigen antibodi mengaktivasi sistem
komplemen C3 dan C5 pelepasan C3a dan C5a
– meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah merembesnya
plasma melalui endotel dinding pembuluh darah.
■ Infeksi virus dengue pada makrofag dan monosit mengaktivasi limfosit T (T
helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8))
– menghasilkan mediator inflamasi (IL-2, TNF , IL-1, IL-6 dan IFN)
■ Aktivasi makrofag dan monosit merangsang infeksi virus dengue mengaktivasi
makrofag dan monosit yg lainnya
– memproduksi mediator inflamasi (TNF, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-
6, histamine)
■ Teori ADE
■ Adanya antibodi menyebabkan proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi
virus dengue di dalam sel mononuclear sekresi mediator vasoaktif yang dapat
menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah mengakibatkan
keadaan hipovolemia dan syok
Tanda-tanda Perdarahan
■ Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO terdiri dari:
■ 1) Kriteria klinis
– Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari.
– Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
■ Uji tourniquet positif
■ Retekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi
■ Hemetamesis dan atau melena.
– Pembesaran hati
– Syok ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.
■ 2) Kriteria Laboratoris
– Trombositopenia (100.000 sel/mm3 atau kurang)
– Hemokonsentrasi peningkatan hematokrit 20% atau lebih.
■ Disebabkan oleh kebocoran plasma
■ Nilai hematocrit dapat dipengaruhi pemberian cairan atau karena perdarahan
Klasifikasi : Demam typical
Demam Dengue
Tes Torniquet (+)
(Dengue Klassik) Perdarahan spontan + / -
Perdarahan Spontan
DBD Derajat III
Tekanan nadi < 20 mmHg
D TDS < 90 mmHg
DBD Derajat IV Kulit lembab,dingin, lemah
S
S Nadi tak teraba
TD tak terukur
Tourniquet Test
Infeksi primer
• viraemia berkembang 1-2 hari sebelum
onset demam / 4-5 hari setelahnya
• antibodi spesifik anti-dengue IgM terdeteksi
3-6 hari setelah onset demam, meningkat
di hari ke 6-10
• antibodi spesifik-dengue IgG meningkat
perlahan di hari ke 9-10
• kadar IgG rendah menetap setelah
beberapa dekade --> indikasi past dengue
infection
Infeksi sekunder
• antibodi spesifik anti-dengue IgG
meningkat cepat --> menetap selama 30-
40 hari
• antibodi spesifik IgM menurun perlahan
fase febril (onset demam hari 1 ke 4-5)
• virus infektif diisolasi dan inokulasi di kultur
jaringan nyamuk --> identifikasi serotipe virus
• deteksi genome virus (dgn RT-PCR)
mengonfirmasi infeksi dengue akut
• NS1 Ag (non structural protein 1) adalah
marker infeksi dengue akut, dideteksi dgn
ELISA
■ Bersifat simptomatik dan suportif, utk mengatasi kehilangan cairan plasma akibat
peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan
■ Keberhasilan terletak di bagian mendeteksi secara dini fase kritis (saat suhu turun
fase awal terjadi kegagalan sirkulasi)
■ Peningkatan hematokrit akibat perembesan plasma indikasi pemberian cairan
■ Cairan oral utk mencegah dan mengurangi rasa haus dan dehidrasi karena demam
tinggi, anoreksia, muntah
– Bila tidak bisa oral (tidak mau minum, muntah, nyeri perut) IV
– Cairan: air teh manis, sirup atau susu, oralit
■ Jenis cairan kristaloid yg direkomendasikan
– Larutan ringer laktat (RL) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat
(D5/RL).
– Larutan asetat (RA) atau dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RA).
– Larutan NaCl 0,9% (faali/GF) atau dekstrosa 5% dalam larutan garam faali
(D5/GF)
menjadi menjadi
menjadi menjadi
Walaupun udah diberi
tampon hidung
Transfusi trombosit
diberikan bila perdarahan
spontan, masif dgn jml
trombosit < 100.000/mm3
Pencegahan
■ Pembersihan jentik
– Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
■ dgn 3 M (menutup dan menguras tempat penampungan air bersih, mengubur
barang bekas, membersihkan tempat berpotensi utk perkembangbiakan nyamuk)
– Larvasidasi
■ Memberikan larvasida ke penampungan air positif jentik Aedes
– Menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang)
■ Pencegahan gigitan nyamuk
– Menggunakan kelambu
– Menggunakan obat nyamuk anti repellant
– Tidak melakukan kebiasaan berisiko (menggantung baju, tidur siang)
– Penyemprotan dgn insektisida (fogging focus)
■ utk membunuh nyamuk dewasa dlm radius 1 RW per 400 rumah per 1 dukuh
Referensi
■ IPD
■ handbook_for_clinical_management_of_dengue WHO 2012
■ Penyakit Tropis Erlangga