Anda di halaman 1dari 46

FISIOLOGI KEL.

TIROID
 Homeostasis Iodin
WHO, UNICEF, ICCIDD
Kelompok umur Kebutuhan iodine (µg/hari)
0-11 bulan 50
12-59 bulan 90
6-12 tahun 120
>12 tahun 150
Wanita hamil dan menyusui 200
PEMBENTUKAN, PENYIMPANAN, DAN
PELEPASAN H. TIROID
 K. tiroid = satu2nya kel. yg menyimpan produk sekretori
dlm kuantitas yg besar (u/ supply 100 hari)
 Sintesis dan sekresi T3 & T4:
1. Iodide trapping
 Sel folikuler tiroid ‘menjebak’ ion iodida (1) dgn mengantar mereka
dari darah ke sitosol
2. Sintesis tiroglobulin (TGB)
 Sel folikuler tiroid juga m’sintesis TGB (glikoprotein dihasilkan di
RE, dimodifikasi di kompleks Golgi, dibungkus di vesikel
sekretorik)  vesikel sekretorik mengalami eksositosis  TGB
terlepas ke lumen folikel
3. Oksidasi iodida
 Beberapa dari AA di TGB = tirosin yg nanti akan teriodinasi
 Tapi ion iodida simpanan-negatif tidak bisa berikatan dgn tirosin

sampai ion tsb teroksidasi mjd iodin (2I-  I2)  saat proses
oksidasi, ion tsb menembus membran ke dlm lumen folikel
4. Iodinasi tirosin
 Saat molekul iodin (I2) terbentuk, dia bereaksi dgn tirosin (bagian
dari molekul TGB)  pengikatan 1 atom iodin m’hasilkan T1
(monoiodotyrosine; MIT) dan iodinasi kedua m’hasilkan T2
(diiodotyrosine; DIT)  TGB (yg terikat dgn atom iodin, yg
terakumulasi dan disimpan di lumen folikel tiroid) disebut koloid
 Koloid = reservoir h. tiroid
5. Pemasangan T1 dan T2
 Pada langkah terakhir sintesis h. tiroid, 1 mol. T2 + 1 mol. T2 = T4,
atau 1 mol. T1 + 1 mol. T2 = T3
 Dibantu enzim tiroid peroksidase

 2 teori pemasangan:

 pemasangan tjd saat kedua molekul T2 masih menempel di TGB

(intramolekuler)
 pemasangan tjd saat 1 mol. T2 (yg m’bentuk cincin luar) itu

terlepas dari TGB dulu (intermolekuler)


6. Pinositosis dan pencernaan koloid
 Droplet koloid kembali masuk ke sel folikuler dgn pinositosis 
merging dgn lisosom  enzim digestif di lisosom memecah TGB 
membelah molekul T3 dan T4
7. Sekresi h. tiroid
 T3 dan T4 itu lipid-soluble  b’difusi mll membran plasma ke darah
 T4 disekresi lebih banyak daripada T3, tapi T3 lebih poten

 Setelah T4 masuk ke sel tubuh  kebanyakan dari dia akan diubah

mjd T3 (m’hilangkan 1 iodin)


8. Transpor di darah
 90% T3 dan T4 b’gabung dgn protein transpor di darah, t.u. TBG
(thyroxine-binding globulin)
 Jumlah RT 3 juga terbentuk, kemungkinan karena
kondensasi T2 dan T1
 Di tiroid normal, distribusinya adalah:
 3% MIT
 33% DIT
 35% T 4
 7% T 3
Secretion and interconversion of thyroid
hormones in normal adult humans
Figures are in micrograms perday. Note that most of the T 3 and RT 3 are formed
from T 4 deiodination in the tissues and only small amounts are secreted by the
thyroid.
T 4 is also conjugated for subsequent excretion from the body.
Th e human thyroid secretes about 80 μg (103 nmol) of
T 4 , 4 μg (7 nmol) of T 3 , and 2 μg (3.5 nmol) of RT 3 per day
Outline of thyroid hormone biosynthesis.
TRANSPOR H. TIROID
 PROTEIN BINDING
 Total level T4 plasma = 8 μg/dL (103 nmol/L)

 Total level T3 plasma = 0.15 μg/dL (2.3 nmol/L).

 Keduanya lipofilik  bentuk bebas mereka di plasma


ada di ekuilibrium dgn sekumpulan h. tiroid protein-
bound di plasma dan jaringan lain  h. tiroid bebas di
plasma ini lah yg punya efek fisiologis!!!!
 Total T3 dan T4 bisa diukur dgn radioimmunoassay.
 Ada assay yg spesifik u/ T3 dan T4 bebas di plasma
ppt dr. djauhari

Plasma Levels Of Thyroid Hormones

 Total plasma T4 : 8 ug/dL (103 nmol/L)


 Total plasma T3 : 0.15 ug/dL (2.3 nmol/L)
 Large amount of both are bound to plasma proteins (Protein-
Bound Iodine / PBI)
o PBI - T4 : 7.998 ug/dL (99.98 %)
o free T4 : 0.002 ug/dL ( 0.02 %)
o PBI - T3 : 0.15 ug/dL (99.98 %)
o free T3 : 0.0003ug/dL ( 0.02%)
 Protein plasma yg mengikat h. tiroid = albumin,
prealbumin (transthyretin), dan TBG (thyroxine-binding
globulin).
 Albumin punya kapasitas terbesar u/ mengikat T4
 TBG punya kapasitas terkecil
 Half-life transthyretin = 2 hari, TBG = 5 hari, dan albumin =
13 hari.
Regulation of thyroid hormone synthesis.
T4 is secreted by the thyroid in response to TSH. Free T 4 secreted
by the thyroid into the circulation is in equilibrium with T 4 bound
to both plasma and tissue proteins. Free T 4 also feeds back to inhibit
TSH secretion by the pituitary.
HPT axis.

TRH dari hipotalamus  sel


tirotrof di hipofisis anterior (mll
sist. hipotalamik-hipofisial) 
stimulasi sintesis dan pelepasan
TSH

Pada hipotalamus dan hipofisis,


T4 mengalami monodeiodinasi
mjd T3  sehingga T3 adalah yg
t.u. inhibisi sekresi TRH dan TSH
METABOLISME H. TIROID
 T3 dan T4 di deiodinasi di hepar, ginjal, dan jar. lainnya
 Beberapa T3 dan T4 dikonversi mjd deiodotyrosine (o/
deiodinase)
 Beberapa T3 dan T4 dikonjugasi di hepar u/ m’bentuk
sulfat dan glukoronida  memasuki empedu  usus 
t’hidrolisis  ada yg direabsorbsi (sirkulasi
enterohepatik), ada yg di ekskresi di tinja
 Beberapa T3 dan T4 lgsg melalui sirkulasi ke lumen usus
KONTROL SEKRESI H. TIROID
 TRH (Thyrotropin-releasing hormone; dari hipotalamus)
dan TSH (thyroid-stimulating hormone; dari hipofisis
anterior) stimulasi sintesis dan pelepasan h. tiroid
1. Level T3 dan T4 darah yg rendah atau kecepatan metabolik
rendah  stimulasi hipotalamus u/ sekresi TRH
2. TRH masuk ke vena portal hipofiseal  mengalir ke
hipofisis anterior  stimulasi tirotrof u/ sekresi TSH
3. TSH stimulasi semua aktivitas sel folikuler tiroid (iodide
trapping (1), sintesis dan sekresi hormon (2, 7),
pertumbuhan sel folikuler)
4. Sel folikuler tiroid melepas T3 dan T4 ke darah sampai
kecepatan metabolik kembali normal
5. Level T3 meningkat  inhibisi pelepasan TRH dan TSH
(negative feedback inhibition)

 Kondisi yg butuh ATP banyak (lingkuhan suhu dingin,


hipoglikemia, ketinggian gunung, kehamilan) 
meningkatkan sekresi h. tiroid
 Efek TSH pada Tiroid
 Saat hipofisis tidak ada, fx tiroid menurun dan
kelenjarnya atrofi  saat TSH teradministrasi, fx tiroid
meningkat  dalam beberapa menit = peningkatan
iodide binding, sintesis T3 T4, sekresi TGB ke koloid,
endositosis koloid  dalam beberapa jam = peningkatan
iodide trapping, aliran darah
 Talak TSH kronik, sel hipertrofi dan kelenjar semakin
berat  pembesaran kel. tiroid = goiter
 Reseptor TSH = Reseptor tipikal G protein-coupled,
seven-transmembrane  m’aktivasi adenilsiklase mll
subunit Gs  m’aktivasi fosfolipase C (PLC)
 Selain reseptor TSH, Tirosit juga memiliki reseptor IGF-
1, EGF, dan faktor pertumbuhan lainnya
 IGF-1dan EGF = stimulasi pertumbuhan
 IFN-Y dan TNF-alfa = inhibisi pertumbuhan
KALSITONIN (CT)
 Diproduksi o/ sel parafolikuler tiroid
 Fungsinya menurunkan level Ca darah, dgn cara:
 Inhibisiaksi osteoklas (sel yg breakdown matriks
ekstraseluler tulang)
 M’percepat uptake Ca dan P ke dalam matriks ekstraseluler
tulang
 Sekresinya dikontrol o/ sistem negative feedback.
AKSI H. TIROID
 Kebanyakan sel tubuh punya reseptor u/ h. tiroid  T3
dan T4 memiliki efek ke seluruh bagian tubuh
 Meningkatkan BMR (basal metabolic rate)
 BMR = kecepatan konsumsi O2 di kondisi standar/basal (bangun,
istirahat, puasa)
 Stimulasi p’gunaan O2 seluler u/ produksi ATP  BMR
meningkat  metabolisme seluler karbohidrat, lipid, protein
meningkat
 Efek kalorigenik; homeostasis suhu tubuh
 Stimulasi sintesis pompa Na/K ATPase  pompa tsb m’gunakan
jml ATP banyak u/ ejeksi Na dari sitosol ke cairan ekstraseluler, K
dari cairan ekstraseluler ke sitosol  saat sel m’hasilkan dan
m’gunakan lebih banyak ATP, suhu tubuh meningkat = efek
kalorigenik
 Stimulasi sintesis protein, meningkatkan p’gunaan glukosa
dan As. L u/ produksi ATP
 Meningkatkan lipolisis dan eskresi kolesterol  mengurangi level
kolesterol darah
 Meningkatkan efek katekolamin
 Up-regulate reseptor beta-adrenergik katekolamin  efek
katekolamin meningkat
 Gejala hipertiroidisme = HR dan TD meningkat, detak jantung
lebih forceful
 Akselerasi pertumbuhan (t.u. sistem rangka dan saraf)
(bareng insulin dan GH)
 Defisiensi h. tiroid  retardasi mental, pertumbuhan tulang
t’hambat
EFFECTS OF THYROID HORMONES ON GROWTH AND
DEVELOPMENT
 Promote normal growth
 Stimulate GH production and secretion
 Enhance GH effects
 Promote IGF-I production by the liver

 Promote development and maturation of


 Nervous system – promote nerve growth factor (NGF)
 Promote neural branching (synapses)
 Promote myelinization of nerve fibers

 Essential for normal cell division, differentiation, and maturation in the


developing fetus, especially in the brain and skeleton
EFEK SEKUNDER THD KALORIGENESIS
 Saat kecepatan metabolik meningkat (akibat T3 dan T4)

 ekskresinitrogen meningkat
 kebutuhan vitamin meningkat  sindrom defisiensi vitamin
 contoh: h. tiroid penting u/ konversi hepatik karoten mjd vit. A,
akumulasi karoten di darah (carotenemia; sindrom hipotiroidisme)
 bilaintake makanan tidak ikut meningkat (tidak seimbang) 
penyimpanan protein dan lemak endogen mjd terkatabolisasi,
penurunan BB
 saat katabolisasi protein, K+ mjd terlepas muncul di urin
EFEK DI CVS
 Efek h. tiroid meningkat  produksi panas meningkat
 suhu tubuh meningkat (kalorigenik)  mekanisme
meredakan panas
 Vasodilatasi kutan  resistensi perifer menurun  level
Na+ ginjal dan absorbsi air meningkat  volume darah
meningkat  CO meningkat (dibantu dgn katekolamin)
 kecepatan denyut dan tekanan nadi meningkat
 Di miosit kardiaka, T3 bukan berasal dari T4, tapi dari
sirkulasi
 T3 sirkulasi masuk ke miosit  berikatan dgn reseptor 
masuk ke nukleus  aktivasi dan inhibisi gen
 gen yg teraktivasi: gen u/ α-myosin heavy chain (u/ kontraksi
miosit), sarcoplasmic reticulum Ca 2+ ATPase, reseptor β-
adrenergic, protein G, Na, K ATPase, dan beberapa kanal K+
 gen yg terinhibisi: gen u/ β-myosin heavy chain,
phospholamban, 2 tipe adenilsiklase, reseptor nukleus T3,
dan NCX (Na + –Ca 2+ exchanger)
EFEK DI DMS (DI GREENSPAN’S)
 Di hipertiroidisme, ada:
 peningkatan pergantian (turnover) dan kehilangan (loss)
protein di otot skeletal  proximal myopathy
 Peningkatan kecepatan kontraksi dan relaksasi otot 
mengakibatkan:
 hiperrefleks dan fine muscle tremor (di hipertiroidisme)
 fase relaksasi tendon yg tertunda (delayed) (di
hipotiroidisme)
(DI GUYTON)
 Peningkatan sedikit pada h. tiroid  otot bergerak
vigorously
 Peningkatan berlebihan jumlah h. tiroid  katabolisme
protein berlebihan  kelemahan otot
 Defisiensi h. tiroid  otot menjadi sluggish, relaksasi yg
lambat setelah kontraksi
EFEK DI SSP
 Di hipotiroidisme:
 pemikiran (mentation) terjadi lambat
 level protein CSF meningkat

 Di hipertiroidisme:
 pemikiran cepat
 iritabilitas
 restlessness

 Defisiensi h. tiroid saat perkembangan  retardasi


mental, rigiditas, tuli-bisu (deaf-mutism)
EFEK DI FUNGSI SEKSUAL
 Pada pria:
 defisiensi h. tiroid: kehilangan libido
 hipertiroidisme: terkadang mengakibatkan impotensi

 Pada wanita:
 defisiensi:menorraghia (menstruasi berlebihan) dan
polymenorrhea (menstruasi keseringan), periode menstruasi
ireguler, amenorrhea (tidak ada menstruasi), kehilangan libido
 hipertiroidisme: oligomenorrhea (menstruasi berkurang), terkadang
amenorrhea
 Efek h. tiroid pada gonad BUKAN melalui fungsi spesifik,
TAPI dari:
 kombinasi efek metabolik langsung pada gonad, atau
 terganggunya HPT axis (feedback (eksitatorik dan inhibitorik) mll
hormon hipofisis anterior yg mengontrol fungsi seksual)
ppt dr. djauhari
Effects Of Thyroid Hormones
(1) Calorigenesis

(2) Increase cardiac output epineph effect β adr receptors

(3) Increase oxygenation


Σ

(4) Effects on carbohydrate metabolism


catabolism
(5) Effects on lipid metabolism

(6) Effects on protein metabolism

(7) Promote normal growth anabolism

(8) Promote development and maturation of nervous system

catabolism ADP + Pi work


ATP
increase oxygenation energy heat
MEKANISME AKSI H. TIROID
 H. tiroid masuk ke sel  T3 berikatan dgn reseptor di
nukleus (T4 juga, tapi ga secepat T3)  kompleks
hormon-reseptor berikatan dgn DNA  meningkatkan
(atau menurunkan) ekspresi varietas gen yg berbeda
 T3 beraksi lebih cepat dan 5x lebih poten daripada T4 
karena keterikatan T3 dgn protein plasma lebih longgar
(less tightly bound) daripada T4, dan T3 lebih ngebet
(avidly) berikatan dgn reseptor
 R3 itu lebih enggan bereaksi (inert)
ABNORMALITAS DI SINTESIS DAN
PELEPASAN H. TIROID
 Defisiensi Dietary Iodine dan Defek Diturunkan
(Inherited)
 Diet intake iodine yg sangat rendah dan defek genetik
pada gen u/ protein u/ biosintesis h. tiroid
(dishormonogenesis)  produksi hormon yg insufisiensi
 tiroid meningkatkan rasio MIT-to-DIT (dalam TGB)
dan proporsi T3 (sekresi dari T4)  HPT axis
(hipotalamus-pituitary-thyroid) meningkatkan sekresi
TSH  pada:
 pasien gejala pembesaran kel. tiroid (goiter)  bisa sebagai:
 kompensasi u/ produksi h. tiroid
 gagal u/ kompensasi  gejala hipotiroidisme

 pasien neonatus dan anak2 gejala ireversibel (terhadap


defisiensi h. tiroid) pada pertumbuhan  cretinism
 beda dengan dwarfisme: kretinisme mengalami perhambatan
pertumbuhan, mental retardasi, pubertas tertunda, disproportionate
pada ekstremitas
 Efek Iodine Berlebihan terhadap Biosintesis H.
Tiroid
 Iodida berlebihan bisa m’hambat 3 langkah di produksi
h. tiroid:
 iodide trapping
 iodinasi TGB
 pelepasan h. tiroid dari kelenjar

 Akibat dari penghambatan ini bersifat transien 


 normalnya, kel. tiroid bisa “escape” setelah 10-14 hari dari
efek iodida berlebihan
 gejala klinis: disfungsi tiroid iodine-induced
 Bila tiroid terkena tiroiditis autoimun atau bentuk
dishormogenesis genetik  tiroid tidak bisa “escape”
dari akibat penghambatan dari iodida berlebihan 
gejala hipotiroidisme
 Iodida berlebihan (pada pasien multinodular goiter /
penyakit Graves stadium laten) mengakibatkan
hipertiroidisme (efek Jod-Basedow)
Sherwood Human Physiol, From Cell to System 9e 2016
REFERENSI
 Anatomi dan Fisiologi Tortora
 Fisiologi Ganong edisi 24

 Fisiologi Guyton edisi 13

 Greenspan’s Endocrinology

 At a Glance: Sist. Endokrin

Anda mungkin juga menyukai