Anda di halaman 1dari 17

Hormon Tiroid

Sel-sel folikular kelenjar tiroid mensekresi 2 macam hormone aktif metabolisme, yaitu
tiroksin (T4) ini tidak aktif dan hanya ada pada sirkulasi darah dan triiodotironin (T3) ini

aktif pada jaringan . Kelenjar ini juga mensekresi kalsitonin oleh sel-sel parafolikular.
T4 disekresi dalam jumlah lebih banyak daripada T3 (yaitu 80% berbanding 20%), tetapi T3
merupakan hormon tiroid yang utama (yang aktif).
Sifat T3 dibandingkan dengan T4 :
- konsentrasi dalam darah lebih rendah
- ikatan dengan protein lebih lemah
- 3-5 kali lebih aktif
- 20 kali lebih cepat menghilang (waktu paruh lebih pendek), lebih cepat dihancurkan
- Onset of action-nya lebih cepat
- Di jaringan perifer, setengah dari jumlah T4 akan diubah menjadi T3 (dirangsang oleh
fenitoin dan fenobarbital)
- Jumlah total T3 dari kelenjar tiroid & perifer kira-kira 50% dari jumlah T4 (T3 = T4)
Dalam sel target, hormon tiroid berikatan dengan reseptor protein dalam kromatin inti.
Triiodotrionin (T3) mempunyai afinitas pengikatan yang sangat tinggi terhadap reseptor
hormone thyroid intraselular. 90% molekul hormone thyroid yang berikatan dengan reseptor
adalah T3, hanya 10% T4 yang berikatan dengan reseptor.

STRUKTUR HORMON THYROID


O

O
HO
3,5,3-Triiodothyronine
5 (T3)

CH2

OH

NH2
O

I
OH

CH

CH

CH

OH

2
5
5
3,5,3,5-Tetraiodothyronine
(Thyroxine[T4])
I
I
PEMBENTUKAN,
PENYIMPANAN,
DAN PENGELUARAN HORMON TIROID

Kelenjar tiroid adalah satu-satunya kelenjar endokrin yang menyimpan hasil sekresinya
dalam jumlah besar. Sintesis dan sekresi dari T4 dan T3 sebagi berikut:
*nomor pada gambar bukan urutan pada penjelasan dibawah ini

1.

Iodine trapping. Sel folikular tiroid menangkap ion iodida (I-) dengan cara aktif transpot
dari darah ke dalam sitisol. Normalnya kelanjar tiroid terdiri atas banyak ion iodida di
tubuhnya.

2.

Synthesis of thyroglobulin. Ketika sel folikular menangkap I-, kelenjar tiroid juga
mensintesa tiroglobulin (TGB). TGB adalah glikoprotein besar dimana diproduksi di RE
kasar, lalu dimodifikasi di komplek Golgi, dan dibungkus kedalam vesikel sekretori. Vesikel
tadi mengalami eksositosis, dimana mengelurakan TGB ke dalam lumen folikel. Material tadi
mengalami akumulasi di dalam lumen yang dan disebut kolid.

3.

Oxidation of iodide. Beberapa asam amino dalam TGB yaitu tirosin dimana akan
menjadi diiodinasikan. Tetapi, muatan ion iodida yang negatif tidak dapat berikatan dengan
tirosin hingga mengalami oksidasi (pemindahan elektron) menjadi iodin: 2I - I2. Enzim
yang mengkatalase reaksi ini adlah peroksidase. Setelah ion iodida dioksidasi, lalu masuk
melalui membran ke dalam tiroid.

4.

Iodination of thyrosine. Setelah molekul iodin (I2) terbentuk, molekul ini berreaksi
dengan tirosin dimana menjadi bagian dari molekul tiroglobulin yang terdapat di koloid. Jika
satu atom iodin yang berikatan menjadi monoiodotirosin (T 1) sedangkan dua atom yang
berikatan menjadi diioditirosin (T2).

5.

Coupling of T1 and T2. Tahap terakhir dari sintesa hormon tiroid ini adalah pemasangan
dua molekul T2 menjadi T4 atau satu molekul T1 dengan satu molekul T2 menjadi T3.

6.

Pinocytosis and digestion of colloid. Droplet kolodi kembali masuk kedalam sel folikular
dengan cara pinositosis dan dileburkan ikatannya dengan enzim yang dikeluarkan oleh
lisosom. Enzim penernaan mengkatabolisme TGB, sehingga T3 dan T4 tidak terikat dengan
apapun.

7.

Secretion of thyroid hormones. Karena T3 dan T4 adalah larut dalam lipid maka hormon
tesebut berdifusi melalui membran plasma ke dalam cairan interstisial dan juga ketika masuk
ke dalam darah. Normalnya kuntitas T4 lebih banyak daripada T3, tetapi terkadang T3 lebih
berpotensi. Dan lagi, setelah T4 masuk ke dalam sel tubuh, sebagian besar akan dirubah
menjadi T3 dengan membuang satu iodin.

8.

Transport in the blood. Lebih dari 99% baik T3 maupun T4 berikatan dengan protein
transport dalam darah, terutama dengan thyrosine-binding globulin (TGB).

More info :

Kira-kira dari tirosin yang telah diiodinasi di dalam tiroglobulin tidak akan pernah menjadi
hormon tiroid, tetapi akan tetap sebagai monoiodotirosin atau diiodotirosin. Selama terjadi
proses pencernaan molekul tiroglobulin untuk melepaskan T3 dan T4, tirosin yang telah
mengalami iodinasi ini juga dilepaskan dari sel-sel tiroid. Akan tetapi, tirosin ini tidak
diekskresikan ke dalam darah, melainkan dengan bantuan enzim deiodenase, iodium
dilepaskan dari tirosin sehingga akhirnya membuat semua iodium ini cukup tersedia di dalam
kelenjar untuk membentuk hormon tiroid kembali.

Pelepasan T3 dan T4 dari kelenjar tiroid :


1. Permukaan apikal sel-sel tiroid menjulurkan psedopodia mengelilingi sebagian kecil
koloid, sehingga terbentuk vesikel pinositik yang masuk ke bagian apeks dari sel-sel
tiroid.
2. Lisosom bergabung dengan vesikel-vesikel tersebut untuk membentuk vesikel digestif
yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang berasal dari lisosom yang sudah
bercampur dengan koloid.
3. Proteinase yang ada diantara enzim-enzim ini akan mencernakan molekul-molekul
tiroglobulin dan akan melepaskan T3 dan T4.
4. T3 dan T4 berdifusi melewati bagian basal dari sel-sel tiroid ke pembuluh darah kapiler
yang ada disekelilingnya (dilepaskan ke darah).

Tiap molekul tiroglobulin mengandung 1-3 molekul T4, dan rata-rata terdapat 1 molekul T3
untuk setiap 14 molekul T4. Dalam bentuk ini, homon tiroid disimpan di dalam folikel dalam
jumlah yang cukup untuk mensuplai tubuh dengan kebutuhan normal tubuh terhadap hormon
tiroid selama 1-3 bulan. Oleh karena itu, bila sintesis hormon tiroid terhenti, efek akibat
defisiensi hormon tersebut belum tampak untuk beberapa bulan.

KONTROL SEKRESI HORMON TIROID


Ada dua foktor utama yang mengotrol ukuran dan aktifitas sekresi dari kelenjar tiroid.
Pertama walaupun iodin dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid, konsentrasi iodin yang tinggi
di darah dapat menekan pengeluaran hormon tiroid. Kedua thyroid-releasing hormone (TRH)
dari hipotalamus dan thyroid-stimulating hormone (TSH) dari pituitasi anterior menstimulasi
sintesa dan pengeluaran hormon tiroid.
Adapun mekanisme dari regulasi sekresi dan aksi hormon tiroid sebagai berikut :

1.

Penurunan kadar T3 dan T4 atau penuruna metabilic rate menstimulasi hipotalamus untuk
mengeluarkan TRH.

2.

TRH masuk melalui vena portal hipofiseal dan mengalir ke pituitari anterior, dimana
menstimulasi tirotrop untuk mensekresikan TSH.

3.

TSH menstimulus seluruh aspek aktifitas sel folikular tiroid, termasuk iodine trapping,
sintesa hormon, dan sekresi, dan pertumbuhan sel folikular.

4.

Sel folikular tiroid mengeluarkan T3 dan T4 kedalam darah hingga metabolic rate kembali
normal.

5.

Peningkatan kadar T3 menginhibisi pengeluaran TRH dan TSH (efek umpan balik
negatif).

THYROID HORMONE TRANSPORT


Sebagian besar T3 (triiodothyronine) dan T4 (thyroxine) bersirkulasi dalam darah terikat
dengan protein plasma. Hanya 0,04% T4 dan 0,4% T3 yang tidak terikat (bebas).
Thyroid hormone transport protein :
1. Thyroxine-Binding Globulin (TBG)

- merupakan liver-derived glycoprotein


- memiliki single binding site untuk T4 atau T3
- konsentrasi dalam serum : 15-30 g/ml (280-560 nmol/L)
- memiliki afinitas yang tinggi untuk T4 dan T3 sehingga memungkinkan untuk membawa
70% dari hormon tiroid yang bersirkulasi
2. Transthyretin (Thyroxine-Binding Prealbumin/TBPA)
- merupakan 55-kDa globular polipeptida
- mengikat 10% dari T4 yang bersirkulasi
- afinitas terhadap T4 10 kali lipat lebih tinggi daripada terhadap T3
3. Albumin
- mengikat T4 dan T3 dengan afinitas yang lebih rendah daripada TBG atau TBPA
- karena konsentrasi albumin dalam darah tinggi, maka albumin mentransport 15% dari T4 dan
T3 yang bersirkulas
Thyroid secretion

free

T4 : 0,04%

feedback control

T3 : 0,4%

tissue action
hormone metabolism
fecal excretion

protein bound

T4 : 99,96%

70-75% TBG
15-20% TBPA

have no biologic
activity

5-10% albumin
T3 : 99,6%

70-75% TBG
25-30% albumin

THYROID HORMONE ACTION


Thyroid hormone lepas dari protein binding

T4 dideiodinasi oleh sehingga membentuk T3

Masuk ke dalam sel organ target

T3 memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor hormon thyroid intraselular

Reseptor-reseptor hormon thyroid melekat pada rantai genetic DNA atau berdekatan dengan
DNA

Rantai genetik DNA berikatan dengan hormon thyroid

Reseptor menjadi aktif dan mengawali proses transkripsi

Dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda

Translasi RNA pada ribosom sitoplasma

Terbentuk ratusan tipe protein yang baru

FUNGSI (EFEK) HORMON THYROID


JARINGAN
TARGET
Jantung

EFEK
Kronotropik
Intropik

MEKANISME
Meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor -adrenergik
Meningkatkan respons terhadap katekolamin dalam sirkulasi
Meingkatkan proporsi rantai berat miosin (dengan aktivasi

Jaringan adiposa
Otot
Tulang

ATPase lebih tinggi)


Katabolik
Merangsang lipolisis
Katabolik
Meningkatkan pemecahan protein
Perkembangan Meningkatkan pertumbuhan normal da \n perkembangan

Sistem saraf
Usus
Lipoprotein
Lain-lain

skeletal
Perkembangan Meningkatkan perkembangan otak normal
Metabolik
Meningkatkan absorpsi karbojidrat
Metabolik
Merangsang pembentuka reseptor LDL
Kalorigenik
Merangsang konsumsi oksigen oleh jaringan yang aktif
secara metabolis (pengecualian: testis, uterus kelenjar getah
bening, limpa, hipofisis anterior)
Meningkatkan laju metabolisme

1. Efek pada Kardiovascular


a) Aliran darah & curah jantung
-

Meningkatnya metabolisme dalam jaringan dapat mempercepat pemakaian oksigen


dan meningkatkan jumlah produk akhir metabolisme yang dilepaskan dari jaringan.

Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar jaringan tubuh, sehingga
meningkatkan aliran darah. Akibatnya meningkatkan curah jantung.

Curah jantung meningkat sampai 60% atau lebih di atas normal bila kelebihan
hormone thyroid, dan turun sampai 50% dari normal bila hypothyroidism yang berat.

b) Frekuensi denyut jantung


-

Hormon thyroid berpengaruh langsung padi eksitabilitas jantung, sehingga dapat


meningkatkan frekuensi denyut jantung.

Efek ini sangat penting, karena frekuensi denyut jantung salah satu tanda fisik yang
sangat peka.

c) Kekuatan denyut jantung

Meningkatnya aktivitas enzimatik (karena produksi hormone thyroid yang


meningkat), dapat menyebabkan meningkatkan kekuatan denyut jantung (bila sekresi
hormone thyroid yang tinggi).

Bila meningkatnya hormone thyroid itu lebih nyata, maka kekuatan otot jantung akan
ditekan oleh karena timbulnya katabolisme yang berlebihan.

Penderita tirotoksikosis parah bisa meninggal karena ada dekompensasi jantung


sekunder akibat kegagalan miokard 7 peningkatan beban jantung karena
meningkatnya curah jantung.

d) Volume darah
-

Efek ini disebabkan paling sedikit oleh vasodilatasi yang mengakibatkan


bertambahnya jumlah darah yang terkumpul dalam system sirkulasi.

e) Tekanan arteri
-

Rata-rata biasanya tidak berubah. Tapi karena dapat meningkatkan aliran darah
melalui jaringan di antara 2 denyut jantung, maka tekanan nadi sering meningkat,
bersama dengan kenaikantekanan sistolik sebesar 10-15 mmHg pada hyperthyroidism
dan tekanan diastole yang menurun secara bersamaan.

2. Efek pada Respirasi


-

Meningkatnya kecepatan metabolisme, dapat meningkatkan pemakaian oksigen &


pembentukan karbondioksida.

Akibatnya, aktifnya semua mekanisme yang meningkatkan kecepatan & kedalaman


dalam pernafasan.

3.

Efek pada Saluran Cerna


-

Selain meningkatkan nafsu makan & asupan makanan, hormone thyroid meningkatkan
kecepatan sekresi getah pencernaan & pergerakan saluran cerna.

Sering terjadi diare.

Menurunnya hormone thyroid konstipasi.

4.

Efek terhadap Fungsi Otot


-

Meningkatnya hormone thyroid otot bereaksi dengan kuat.

Bila jumlah hormone thyroid berlebihan, otot malahan jadi lemah berlebihan (karena
berlebihnya katabolisme protein).

Kekurangan hormone thyroid menyebabkan otot sangat lamban & otot tersebut
berelaksasi dengan perlahan setelah kontraksi.

Gejala yang khas dari hyperthyroidism timbulnya tremor halus pada otot.

5. Efek pada Mekanisme Tubuh yang Spesifik


a) Efek pada Berat Badan
-

Bila produksi hormone thyroid sangat meningkat, maka hampir selalu menurunkan
berat badan & sebaliknya.

Hormon thyroid meningkatkan nafsu makan, keadaan ini dapat melebihi


keseimbangan perubahan kecepatan metabolisme.

b) Efek pada Metabolisme Karbohidrat


Hormon thyroid merangsang:
-

Penggunaan glukosa yang cepat oleh sel.

Meningkatkan glikolisis.

Meningkatkan glukogenesis.

Meningkatkan kacaptan absorpsi dari saluran cerna.

Meningkatkan sekresi insulin.

Keseluruhan di atas hasil akhirnya : efek pada metabolisme karbohidrat.


c) Efek pada Metabolisme Lemak
-

Lipid akan diangkut dari jaringan lemak, yang meningkatkan konsentrasi asam lemak
bebas di dalam plasma.

Hormon thyroid juga mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.

d) Efek pada Plasma & Lemak Hati


-

Meningkatnya hormone thyroid menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid, dan


trigliserida dalam darah & juga meningkatkan asam lemak bebas.

Sebaliknya, penurunan hormone thyroid akan menimbulkan pengendapan lemak


secara berlebihan di dalam hati.

e) Efek pada Metabolisme Vitamin

Hormon thyroid meningkatkan jumlah enzim (vitamin merupakan bagian penting dari
beberapa enzim/koenzim).

Sekresi hormone thyroid berlebihan defisiensi vitamin relative.

f) Efek pada Laju Metabolisme Basal


Kelebihan hormone ini meningkatkan metabolisme basal sampai setinggi 60-100% di
atas nilai normal.
6. Efek terhadap Pertumbuhan
-

Pada hipothyroidisme, kecepatan pertumbuhan menjadi sangat tertinggal.

Pada hiperthyroidisme, seringkali terjadi pertumbuhan tulang yang sangat berlebihan,


sehingga anak tadi jadi lebih tinggi daripada anak lain yang seumur.

Efek penting : Meningkatnya pertumbuhan & perkembangan otak selama kehidupan


janin & beberapa tahun pertama kehidupan pasca lahir.

7. Hormon Thyroid Meningkatkan Transkripsi Sejumlah besar Gen


Efek umum thyroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen.
8. Jenis-Jenis Peningkatan Aktivitas Metabolik Selular yang Penting
Hormon thyroid meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh atau sebagian besar jaringan.
a) Efek dalam Meningkatkan Sintesis Protein
-

Fungsi tiroksin yang utama adalah: Meningkatkan jumlah & aktivitas mitokondria.

Selanjutnya thyroid meningkatkan kecepatan pembentukan adenosine trifosfat (ATP)


untuk membangkitkan fungsi selular.

b) Efek dala Meningkatkan Transpor Aktif Ion-Ion Melalui Membran Sel


Hormon thyroid menyebabkan membrane sel dari sebagian besar sel menjadi mudah
dilewati oleh ion natrium.
9. Efek pada SSP
-

Hormon thyroid meningkatkan kecepatan berpikir, tapi juga sering menimbulkan


disosiasi pikiran, & sebaliknya.

Berkurangnya hormone thyroid , akan menurunkan fungsi di atas.

Penderita hyperthyroid cenderung menjadi sangat cemas & psikoneurotik, seperti


kompleks ansietas, kecemasan yang sangat berlebih (paranoia).

10. Efek pada Fungsi Seksual

Pada Pria :

Meningkatnya hormone thyroid Impotensi

Penurunan hormone thyroid hilang libido.

Pada wanita :

Menurunya hormone thyroid menorrhagia, polymenorrhea, periode mens tidak


teratur, bahkan amenorrhea.

Hipothyroid Penurunan libido yang sangat besar.

Hyperthyroid oligomenorrhea, amenorrhea.

Kerja hormone thyroid pada gonad, mungkin disebabkan oleh kombinasi pengaruh
metabolisme langsung pada gonad&melalui kelenjar perangsangan serta pertumbuhan
metabolisme hormone hipofisis enterior yang mengendalikan fungsi-fungsi seksual.

11. Efek pada Tidur


-

Karena efek yang melelahkan dari hormone thyroid pada otot & SSP.

Penderita hyperthyroid sering merasa lelah terus-menerus, tapi karena efek eksitasi dari
hormone thyroid pada sinaps, timbul kesulitan tidur.

Gejala khas hipohyroidism Somnolen yang berat, ditambah waktu tidur 12-14 jam
sehari.

12. Efek pada Kelenjar Endokrin Lain


-

Meningkatnya hormone thyroid meningkatkan sekresi hormone sebagian besar


kelenjar endokrin lain.

Contoh : meningkatnya sekresi hormone tiroksin dapat meningkatkan metabolisme


glukosa di seluruh bagian tubuh, sehingga meningkatkan kebutuhan insulin yang
diekskresikan pancreas.

METABOLISME HORMON TIROID

Kelenjar tiroid lebih banyak mensekresikan T4 dan sedikit T3, dan T3 memiliki aktivitas
tiroid lebih dari T4. Sumber utama T3 sirkulasi adalah deiodinasi T4 di perifer oleh deiodinase.
Sekitar 80% T4 yang diproduksi oleh kelenjar tiroid mengalami deiodinasi di perifer. 40% T4
dideiodinasi pada karbon 5 di cincin luar untuk menghasilkan lebih banyak T3 aktif. 33% T4
dideiodinasi pada karbon 5 di cincin dalam untuk menghasilkan reverse T3 (rT3). Reverse T3
sedikit/tidak memiliki aktivitas biologis, dan memiliki metabolic clearance rate lebih tinggi
dibanding T3. Mengikuti konversi T4 menjadi T3 atau rT3, mereka dikonversi menjadi T2 yang
secara biologis merupakan hormon inaktif. Enzim yang berpengaruh dalam proses metabolisme
hormon tiroid adalah deiodinase, yang memiliki 3 tipe, yaitu :
- Deiodinase tipe I
Mengkatalis deiodinase cincin dalam atau luar T4 dan rT3. Konversi T4 T3, bisa juga
mengkonversi T3 T2.
- Deiodinase tipe II
Mengkatalis deiodinase cincin luar saja. Konversi T4 T3.
- Deiodinase tipe III
Mengkatalis deiodinasi cincin dalam. Konversi T4 rT3 dan T3 T2.

Thyroid gland mensekresi T4

100 nmol/hari dan T3 5 nmol/hari, serta < 5 nmol

diproduksi menjadi inactive reverse T3 (rT3)

Kebanyakan plasma pool-T3 adalah turunan dari peripheral outer rings- atau 5monodeidodinasi T4 pada jaringan luar thyroid gland, sebagian liver, ginjal dan otot skelet.

T3 memiliki binding affinity terhadap nuclear T3 reseptor yang berefek kerja hormon
thyroid, 5-monodeiodinasi bergenerasi secara biologis menjadi lebih aktif secara bilogis
iodothyronin

Deiodinasi pada inner ring T4 (5-deiodination) memproduksi 3,3,5-triiodothyhronin atau


reverse-T3 (rT3) yang inert (tidak aktif) secara metabolisme

Deiodinase type
Substrate
Distribusi jaringan
Hypothyroid
Hyperthyroid
Fungsi

D1
D2
Rt3>T4>T3
T4>rT3
Hati, ginjal, otot
Otak, pituitary
skelet, thyroid

Plasma
T3 Lokal
production

production

D3
T3>T4
Otak,

plasenta,

jaringan fetus

T3

Degradasi T3

D1 : - Berfungsi untuk menyediakan bentuk T3 ke sirkulasi


- Aktifitasnya meningkat pada hyperthyroid dan menurun pada hypothyroid
- Pada hyperthyroid, level T3 yang bersirkulasi meningkat
- Enzim pengubah dapat dihambat oleh anti-thyroid drug PTU

D2 : - Dominan dieksresikan di otak dan pituitary gland, yang menangani level T 3


intraselular secara konstan pada sistem saraf pusat, sangat sensitif terhadap T4
sirkulasi. T4 sirkulasi yang rendah meningkatkan konsentrasi enzim pada otak dan
pitutary dengan mengubah atau degradasi T4 menjadi inactive. Hal inilah yang
menangani T3 intraseluler dan ini merupakan neural selular function.
- Jika terjadi level T4 meningkat maka direduksi oleh tipe D2 untuk mencegah otak
kelebihan T3.
- rT3 juga dapat dimodifikasi oleh aktifitas D2 dan alfa-adrenergik compound
distimulus D2 pada brown fat, tetapi prosesnya belum dapat dijelaskan.

D3 : - Terdapat pada chorionic membrane plasenta dan sel glia pada SSP yang
menginaktifkan T4 dengan mengubahnya ke rT3 dan menginaktifkan T3 dengan
3,3-deiodothyronin.
- Mencegah atau menjaga fetus dari kelebihan atau kekurangan T4.

Fungsi umum deiodinase :


1. memungkinkan jaringan lokal dan seluler untuk modulasi aksi hormon thyroid
2. membantu untuk beradaptasi jika terjadi defisiensi iodin atau sakit chronic
3. meregulasi perkembangan

Sekitar 80% T4 dimetabolisme oleh deiodinase : 35% ke T3, 45 % ke rT3

Metabolisme Hormon Tiroid Sampai Keluar Tubuh


Menurut Ganong (1989) apabila mengkonsumsi iodium 500 mg/hari, hanya sebagian
iodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar tiroid, dan dari kelenjar tiroid disekresikan
sekitar 80 mg yang terdapat dalam T3 dan T4, yang merupakan hormon tiroid. Selanjutya T3 dan
T4 mengalami metabolisme dalam hepar dan dalam jaringan lainnya. Sehingga dari hepar

dikeluarkan sekitar 60 mg ke dalam cairan empedu, kemudian dikeluarkan ke dalam lumen usus
dan sebagian mengalami sirkulasi yang lepas dari reabsorbsi akan diekskresikan bersama feses
dan urin.
Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid di gunakan untuk
memproduksi hormon thyroid. Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing
(urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium.
Tingkat ekskresi (status iodium) yang rendah (25 20 mg I/g creatin) menunjukan risiko
kekurangan iodium dan bahkan tingkatan yang lebih rendah menunjukan risiko yang lebih
berbahaya (Brody, 1999).

Iodium dimakan lalu dirubah menjadi iodine, kemudian iodine

masuk ke kelenjar tiroid untuk mengalami proses biosintesis hormon tiroid. Dalam biosintesis
hormon tiroid, iodine di oksidasi menjadi iodide. Setelah melalui proses biosintesis, kelenjar
tiroid mensekresikan hormon T4 dan T3, yang bebas. Didalam darah, hormon tersebut
kebanyakan berikatan dengan protein transport, dan ada yang bebas memiliki fungsi dalam
feedback control, aksi dalam jaringan, dan metabolisme hormon. Namun, hormon bebas dan
yang berikatan memiliki suatu keseimbangan. Hormon T3 yang bebas kemudian masuk kedalam
sel dan mengalami metabolisme. Hasil akhir metabolisme adalah tyrosine dan iodide didalam
peredaran darah, jika tempat bekerjanya adalah sel hati, tyrosine dan iodide akan terbuang
melalui cairan empedu lalu terbawa feses. Jika tyrosine dan iodide dalam darah tertangkap oleh
kelenjar tiroid, maka mereka akan mengalami proses biosintesis kembali, jika tidak mereka akan
terbawa ke ginjal dan dibuang melalui urine.
Sebagian besar dengan glucoronidation di liver eksresinya melalui bile
Lebih sedikit dengan sulfation dan deiodinase di liver dan ginjal
Dekarboksilasi atau pemecahan ikatan ether inactive compound
Deaminasi alanine side chain membentuk thyroacetic acid derivative dengan aktivasi
biologis yang rendah
Di liver terjadi penambahan sugar-adding enzyme agar lebih water-soluble

Anda mungkin juga menyukai