RABIES
Disusun oleh:
Preseptor :
RSUD AL-IHSAN
2018
RABIES
A. Definisi
Penyakit peradangan akut SSP oleh virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, family
kematian.
B. Epidemiologi
- Rabies diperkirakan menyebabkan 59.000 kematian manusia setiap tahun di lebih dari
- Rabies adalah beban utama di Asia, dengan perkiraan 35.172 kematian manusia per
tahun. India menyumbang 59,9% kematian rabies di Asia dan 35% kematian secara
global.
C. Etiologi
Virus rabies terdapat dalamair liur binatang (anjing, kucing, monyet, kelalawar, serigala
atau tikus) yang telah terinfeksi melalui gigitan, goresan, dan garukan yang masuk ke
D. Faktor resiko
E. Pathogenesis
Binatang Manusia
Ke Otak
(Predileksi sistem limbic, hipotalamus, brain stem)
Penyebaran ke ekstraneural;
kelenjar adrenal, ganglia Sel bukan saraf; epitel
kardiak, dan pleksus ludah, otot jantung, otot
saluran cerna, hati, skeletal, folikel rambut
pankreas
F. Patofisiologi
Rabies
RAS terganggu
Penurunan
kesadaran
G. Manifestasi klinis
Periode inkubasi biasanya 20-60 hari tapi bisa singkat menjadi 14 hari, terutama jika
gigitannya dalam dan berulang disekitar wajah dan leher.(Ropper and Robert H. Brown,
2005)
Onset ditandai dengan nyeri atau mati rasa pada area yang digigit bahkan ketika luka
telah sembuh, hal ini diduga menunjukan respon inflamasi yang dicetuskan ketika virus
mencapai sensori ganglion. Gejala lainnya termasuk demam, apatis, perasaan mengantuk,
sakit kepala, dan anorexia. Periode letargis ini berganti cepat menjadi periode eksitabilitas
dimana semua stimulus eksternal menyebabkan kedutan lokal atau kejang umum.(Ropper
Dapat terjadi delirium dengan halusinasi dan perilaku ganjil (memukul, menggigit,
cemas). Terjadi pengeluaran saliva dengan jumlag banyak, kontraksi hebat dari faring dan
laring dipercepat oleh konsumsi makanan cair maupun padat. Sebagai hasilnya pasien
Suhu tubuh biasanya meningkat bisa mencapai 40,6oC hingga 41,7oC pada fase
periode kelumpuhan umum dan koma. Kematian disebabkan paralisis dari respirasi.
Periode kelumpuhan (paralytic form atau dumb rabies) terjadi tanpa fenomena muntah
atau spasme laryngeal. Paralisis merupakan tipe flaccid dan dapat dimulai dari 1 anggota
gerak dan menyebar dengan cepat ke anggota gerak lainnya. Paralisis biasanya simetris
dan bisa ada gejala dari transverse myelitis.(Ropper and Robert H. Brown, 2005)
H. Diagnosis
Riwayat gigitan (+) dan hewan yang menggigit mati dalam 1 minggu
I. Diagnosis Banding
Tetanus
Ensefalitis
Intoksikasi obat
Herpes simpleks
J. Management
a. Isolasi pasien penting segera setelah diagnosa untuk menghindari rangsangan yang
b. Fase awal :
Luka gigitan harus dicuci dengan air sabun selama 5-10 menit lalu dibilar dengan air
Fase lanjut ;
Tidak ada terapi pada penderita yang sudah menunjukkan gejala. Hanya tindakan
c. Pemberian SAR (Serum Anti Rabies) serum heterolog dosis 40 IU/kgBB disuntikkan
infiltrasi pada luka sebanyak-banyaknya lalu sisanya dimasukkan IM. Bila serum
homolog diberi 20 IU/kgBB dengan cara yang sama, wajib dilakukan skin test.
d. Pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies) dalam waktu 10 hari infeksi (post exposure
prophylaxis/PEP) diberi IM pada otot deltoid atau anterolateral paha dengan dosis 0,5
anjing tersangka rabies, vaksin cukup diberikan 2 dosis pada haro 0 dan 3. Namun
f. Pada luka gigitan yang parah, gigitan di leher ke atas, pada jari tangan, genitalia
berikan sar 20 IU/kgBB dosis tunggal. Cara pemberian setengah dosis disuntikkan
pada sekitar luka dan setengah dosis di suntukkan IM pada tempat yang berlainan
b. Hewan atau anjing liar atau gila yang tidak dapat diobservasi atau hewan tersebut
dibunuh.
2. Penyuntikkan vaksin anti rabies tidak dilanjutkan bila hewan yang menggigit tetap
3. Petugas (tenaga medis) harus memakai sarung tangan, pakaian, dan masker
K. Komplikasi
Gagal jantung
Gagal nafas
Kematian’
L. Prognosis
Prognosis pada umumnya dapat buruk, karena kematian dapat mencapai 100% apabila
virus rabies mencapai SSP. Prognosis selalu fatal karena sekali gejala rabies terlihat, hampir
selalu kematian terjadi dalam 2-3 hari setelahnya sebagai akibat dari gagal nafas/henti
jantung.
Pada orang yang tidak divaksinasi, rabies hampir selalu berakibat fatal setelah gejala
mencegah penyakit jika diberikan segera, dengan sedikit atau tanpa penundaan, PEP 100%
M. Pencegahan
1. Vaksinasi
2. Edukasi
Keluarga ikut membantu dalam hal jika penderita rabies yang sudah
fasilitas kesehatan. Pada pasien yang digigit hewan tersangka rabies, keluarga
Ropper, A.H., Robert H. Brown, 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology.
https://www.who.int/rabies/