MENTAL
ORGANIK
disusun oleh
R a m a Aditya 4115161465
Alifah Rifki R. 4115161464
Wulan Ra m d a n i 4115161480
BAB 1PENDAHULUAN
DEFINISI
PPDGJ III
2. Demensia Vaskular
onset demensia vascular kebanyakan mendadak
berbeda denga demensia tipe Alzheimer terdapat penahanan
kepribadian yang lebih besar pada pasien demensia vascular.
Perjalanan demensia vascular bertahap
Kriteria Diagnostik untuk Demensia Tipe Alzheimer :
A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik
1. Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah
dipelajari sebelumnya).
2. Satu (atau lebih) gangguan kogntif berikut :
a) Afasia (gangguan bahasa)
b) Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik walaupun fungsi motoric adalah utuh)
c) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh)
d) Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak)
B.Defisit kognitif dalam kriteria al dan a2 masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.
C.Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim dari intoksikasi
atau putus zat.
D.Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa defisit secara etiologis berhubungan
dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan).
Kriteria Diagnostik untuk Demensia Vaskular :
A.Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik,
1. Gangguan daya ingat (ganguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru dan untuk
mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
• Afasia (gangguan bahasa)
• Apraksia (gangguan untuk mengenali atau melakukan aktivitas motoric ataupun fungsi
motorik adalah utuh)
• Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda walaupun fungsi
sensorik adalah utuh)
• Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan,
dan abstrak)
B. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna
dan tingkat fungsi sebelumnya.
C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refleks tendon dalam, respon
ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu
ekstremitas) atau tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskular
(misalnya, infark multipel yang mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang
berhubungan secara etiologi dengan gangguan.
D. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium
Creative Writing 101 Presentation
Gejala Klinis
1. Gangguan Daya Ingat
Gangguan daya ingat merupakan ciri yang awal dan menonjol pada demensia yang mengenai korteks, sperti demensia tipe Alzheimer, pada
awal perjalanan demensia gangguan daya ingat adalah ringan dan biasanya paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi
2. Orientasi
Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu, orientasi dapat terganggu secara progresif, selama
perjalanan penyakit demensia. 1,6
3. Gangguan Bahasa
Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer sdan demensia vascular dapat mempengaruhi kemampuan
berbahasa pasien
4.Perubahan Kepribadian
Pssien dengan demenisa juga mungkin introvert dan tampaknya kurang memperhatikan tentang efdek prilaku mereka terhadap orang
lain, waham paranoid biasanya bersikap bermusuhan terhadap anggota keluarga dan orang lain.
5.Psikosis
Diperkirakan 20-30% pasien demensia terutama pasien dengan demensia tipe Alzheimer memiliki halusinasi, dan 30 sampai 40% memiliki
waham, terutama dengan sifat paranoid atau presekutorik
PENGOBATAN
• Gangguan Degeneratif
• Epilepsi
• Tumor Otak
• Trauma Kepala
• Gangguan Demielinisasi
• Penyakit Infeksi
• Gangguan Imunologi
• Gangguan Endokrin
• Gangguan Metabolisme
• Gangguan Nutrisional
Klasifikasi:
Bangkitan parsial : melibatkan aktivitas epileptiformis didaerah otak setempat.
Bangkitan umum : melibatkan keseluruhan otak.
Gejala
Pre iktal : sensasi otonomik, sensasi kognitif, keadaan afektif dan secara klasik
automatisme.
Iktal : Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi dan singkat menandai
sergan iktal. Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama bangkitan
dan suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang.
Interiktal : Kelainan psikiatrik yang seling dilaporkan adalah gangguan
kepribadian dan biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi
yang berasal dari lobus temporalis. Ciri yang paling sering adalah perubahan
perilaku seksual, viskositas kepribadian, religiositas dan pengalaman emosi
yang melambung.
Sklerosis multiple
Berhubungan dengan lesi multifocal di subsansia alba di sistim
saraf pusat. Gejala neuropsikiatrik dibagi atas gejala kognitif dan
gejala perilaku. Pasien dengan sclerosis multiple menunjukkan adanya
penurunan kecerdasa, dan daya ingat. Gejala prilaku yang timbul
adalah euphoria, depresi, dan perubahan kepribadian.
Penyakit Infeksi
• Ensefalitis Herpes Simpleks
Penyakit ini paling sering mengenai lobus fronalis dan temporalis.
Gejala sering berupa anosmia, halusinasi olfaktoris, dan gustatoris,
perubahan kepribadian dan dan juga prilaku yang aneh
• Ensefalitis Rabies
Pada pasien dengan penyakit ini, dpat muncul gejala kegelisahan,
overaktivitas, dan agitasi. Hidrofobia dapat terjadi akibat spasme
laryngeal da diafgramatik yang dialami pasien
• Neurosifilis
Penyakit ini bisanya mengenai lobus frontalis, sehingga
menyebabkan perubahan kepribadian, perkembangan gangguan
pertimbangan, irirtabilitas, dan penurunan perawatan untuk diri
sendiri. Dapat terjadi waham kebesaran, demensia dan tremor.
Gangguan Imunologi
Hipertiroid
Hipertioridisme ditandai oleh konfuusi, kecemasan, dan sindrom depresif
teragitas.
Hiperparatiroid
sekresi hormone paratiroid yang berlebihan menyebabkan hiperkalsemia,
yang menyebabkan delirium, perubahan kepribadian, dan apatis.
Gangguan Adrenal
Pasien dengan insufisiensi adrenokortikal kronis sering menunjukkan gejala
mental ringan, seperti apati, mudah lelah, iritabilitas, dan depresi.
Defisiensi Niasin
Gejala neuropsikiatrik yang mungkin timbul adalah apati,
iritabilitas, insomnia, depresi, dan delirium.
Defisiensi Tiamin
Gejala neuropsikiatrik yang timbul berupa apati, depresi, iritabilitas,
kegelisahan, dan konsentrasi yang buruk.
Defisiensi kobalamin
Perubahan mental yang dapat muncul berupa apati, depresi,
iritablitas dan kemurungan sering ditemukan.
TERIMAKSIH