Anda di halaman 1dari 19

LEUKEMIA

DIBUAT OLEH
F. YUDO W
NIKEN W
PUTRI GINA A
PENDAHULUAN

 Leukemia adalah proliferasi satu jenis atau lebih sel


hematopoetik secara berlebihan, ganas, sering
disertai kelainan bentuk leukosit abnormal dan
dapat disertai anemia, trombositopenia dan berakhir
dengan kematian (Riadi Wirawan, 2002).
Patofisiologi

 Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi


sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi.
 Sel secara normal berkembang sesuai perintah,
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh.
 Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem
sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan
dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
 Leukemia menurut jenisnya dapat dibagi menjadi
leukemia akut dan kronik.
 Leukemia akut dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dan Leukemia
Mieloblastik Akut (LMA)
 Leukemia kronik dibagi menjadi 2 jenis yaitu
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) dan Leukemia
Mielositik Kronik(LMK) (Yohannes N Pasaribu
& Muchtaruddin Mansyur, 2001).
Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah
Putih

 Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem


pertahanan tubuh, yaitu berfungsi melawan infeksi
dan penyakit lainnya.
 Batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari
4.000 sampai 10.000/mm3.
 Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan
bentuk intinya, sel darah putih digolongkan menjadi
2 yaitu : granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan
agranulosit (leukosit mononuklear).
 Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki
granula sitoplasma.
 Berdasarkan warna granula sitoplasma saat
dilakukan pewarnaan terdapat 3 jenis granulosit
yaitu neutrofil, eosinofil, dan basofil.
 Agranulosit
 Agranulosit merupakan leukosit tanpa granula
sitoplasma.
 Agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit.
Klasifikasi Leukemia

 Leukemia Akut
 Adalah keganasan primer sumsum tulang yang
berakibat terdesaknya komponen darah normal
oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang
disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.
1. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

 Merupakan jenis leukemia


dengan karakteristik adanya
proliferasi dan akumulasi sel-
dari sistem limfopoetik yang
mengakibatkan organomegali
(pembesaran alat-alat dalam)
dan kegagalan organ.
 LLA lebih sering ditemukan
pada anak-anak (82%) daripada
umur dewasa (18%). Insiden
LLA akan mencapai puncaknya
pada umur 3-7 tahun
Leukemia Mielositik Akut (LMA)

 Merupakan leukemia yang


mengenai sel stem hematopoetik
yang akan berdiferensiasi ke semua
sel mieloid.
 lebih sering ditemukan pada orang
dewasa (85%) dibandingkan anak-
anak (15%).
 Permulaannya mendadak dan
progresif dalam masa 1 sampai 3
bulan dengan durasi gejala yang
singkat, jika tidak diobati, LNLA
fatal dalam 3 sampai 6 bulan.
 Leukemia Kronik
 Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang
ditandai proliferasi neoplastik dari salah satu sel
yang berlangsung atau terjadi karena keganasan
hematologi.
Leukemia Limfositik Kronis
(LLK)

 suatu keganasan klonal


limfosit B (jarang pada
limfosit T), perjalanan
penyakit ini biasanya
perlahan, dengan akumulasi
progresif yang berjalan
lambat dari limfosit kecil
yang berumur panjang.
Leukemia Granulositik/Mielositik
Kronik (LGK/LMK)

 Adalah gangguan mieloproliferatif


yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel mieloid (seri granulosit)
yang relatif matang.
 Sebagian besar penderita LGK/LMK
akan meninggal setelah memasuki fase
akhir yang disebut fase krisis blastik
yaitu produksi berlebihan sel muda
leukosit, biasanya berupa
mieloblas/promielosit, disertai
produksineutrofil, trombosit dan sel
darah merah yang amat kurang.
Epidemiologi

 Distribusi Frekuensi Leukemia


a. Berdasarkan Orang
- umur
- jenis kelamin
- ras
b. Berdasarkan Tempat dan Waktu
Determinan Penyakit Leukemia

 Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti


hingga kini.Menurut hasil penelitian, orang dengan faktor
risiko tertentu lebih meningkatkan resiko timbulnya
penyakit leukemia.
 a. Host
1. Umur, jenis kelamin, ras
2. Faktor Genetik
 b. Agent
1. Virus
2.Sinar Radioaktif
3. Zat Kimia
4. Merokok
 c. Lingkungan (pekerjaan)
Gejala Klinis

 Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia,


trombositopenia, neutropenia, infeksi, kelainan organ yang
terkena infiltrasi, hipermetabolisme.
 Leukemia Limfositik Akut (LLA)
 Gejala klinis LLA sangat bervariasi.
 Umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang. Gejala
klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi,
pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan, anoreksi,
nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme.Nyeri tulang bisa
dijumpai terutama pada sternum, tibia dan femur.
 Leukemia Mielositik Akut (LMA)
 Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan
dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom
kegagalan sumsum tulang, perdarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau petekia.
 Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi
(lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami
gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada,
gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan
hipoglikemia
 Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
 Mengalami gejala ditemukan limfadenopati generalisata,
penurunan berat badan dan kelelahan, hilangnya nafsu
makan dan penurunan kemampuan latihan atau
olahraga,demam, keringat malam dan infeksi semakin
parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
 Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik
(LGK/LMK)
 Memiliki 2 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi
 Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa
cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung.
Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit
berlangsung lama.
 Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang
bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang
disertai infeksi.
Diagnosis dini

 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi
2. Pemeriksaan sumsum tulang
Penatalaksanaan Medis
 Kemoterapi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai