Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HOME VISITE

Oleh :
A.A.A Lie Lhianna M.P / H1A013001
IDENTITAS PASIEN

• Nama Pasien : An. RB • Status : Belum Menikah


• Umur : 15 tahun • Alamat : Dusun Kalang
Bedil, Desa Gondang, Kecamatan
• Jenis kelamin : Laki-laki
Gangga, Lombok Utara
• Agama : Islam
• Tanggal kunjungan : 20 Desember’18
• Suku : Sasak
• No. RM : 053294
• Pendidikan terakhir : SMP
• Pekerjaan : Tidak bekerja
ALLOANAMNESIS
KU : Mengamuk
RPS:
• mengalami keluhan ini sejak ±1th yang lalu.
• saat mengamuk → mengeluarkan kata-kata kasar, melempar barang-barang yang ada di depannya.
• mengamuk jika pasien tidak mendapat sesuatu yang diinginkan
• sering melawan orang tua.
• sering keluar dari rumah & membuat keributan di lingk. Rumah → keluarga dan penduduk setempat merasa tidak nyaman,
→ mengurung pasien kurang lebih sudah menginjak 1 bulan.
• kurang tidur, namun pasien masih dapat BAB dan BAK di kamar mandi.
• sebelum dibawa ke RSJ pasien cenderung diam jika diajak berbicara oleh keluarga pasien.
• Riw. Terjatuh, trauma, demam, kejang (-)
• Selalu meminta rokok → mengamuk jika tidak diberikan
• Konsumsi alcohol (-), konsumsi sabu sjk naik kelas 3 SMP (±6 bulan)
Keluarga tidak mengetahui secara pasti mengapa keluhan tersebut terjadi.
Namun menurut pengakuan keluarga, → berawal sejak pasien naik kelas 2 SMP, → sering didatangi oleh teman-temannya
dan berkumpul di dalam kamar pasien dalam waktu yang cukup lama.
Berdasarkan pengakuan Ayah pasien, pasien merupakan anak yang santun dan berprestasi di sekolah.
AUTOANAMNESIS
• RPS (Alloanamnesis): Riwayat trauma, riwayat kejang, penyakit lainnya (-), Riwayat gangguan
jiwa disangkal
• R. Pengobatan : belum pernah berobat
• R. Kehidupan Pribadi
RPK + Genogram

• Keluhan serupa pd klg (-)


Sitasi Sosial Sekarang

• Tinggal bersama dengan orang tua dan saudaranya di rumah, dimana pasien
dikurung dikamar berukuran 3x3 m2.
• Tidur beralaskan kasur yang masih layak pakai, menggunakan bantal dan selimut.
pasien tetap terkadang merusak barang-barang disekitarnya apabila pasien
kambuh kembali.
• Pada saat makan dan minum, sehari-hari pasien mendapatkannya dari keluarga
yang mengantarkannya ke kamar. Pasien masih mau makan dan minum seperti
biasa.
• Pasien masih dapat BAB dan BAK di kamar mandi, dan tidak terdapat masalah
pada perawatan diri pasien.
OBYEKTIF

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik


Tanda vital Kesadaran : GCS: E4V5M6, Composmentis
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
Tekanan darah : 100/80 mmHg THT : rhinorea -/-, otorea -/-, deviasi
Nadi : 108 x/m trakea -/-
RR : 22 x/m Thoraks : Cor: S1S2 tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
Suhu : 36,8 °C Pulmo: suara napas vesikuler +/+,
rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), BU normal (+)
Ekstremitas : hangat, edema (-), CRT <2 detik
Pemeriksaan Status Mental

Deskripsi Umum

• Penampilan
Laki-laki, tampak sesuai usia, perawatan diri tampak baik
• Kesadaran
Compos mentis
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
Tenang, normoaktif
• Pembicaraan
Spontan, produktivitas pembicaraan menurun (alogia)
• Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
Fungsi Kognitif

Suasana perasaan dan emosi Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :


Mood : labil tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat
Afek : tumpul
Keserasian : serasi Orientasi:
- Orang, Tempat, Waktu : Baik
Gangguan Persepsi Daya konsentrasi dan perhatian: cukup
Halusinasi visual (+) melihat bayangan seperti pocong Daya ingat
Segera : baik, pasien dapat menyebutkan nama
Pikiran pemeriksa
Arus pikir : Jangka pendek : baik, pasien dapat mengingat menu
Produktivitas : Tidak dapat dievaluasi. makan pagi dan sorenya
Kontinuitas pikiran : Tidak dapat dievaluasi. Jangka menengah : baik, pasien mengetahui
kegiatannya minggu lalu
Hendaya berbahasa : (-)
Jangka panjang : baik, pasien dapat menyebutkan
Isi pikir : teman masa kecilnya.
Waham kejar : tidak dapat dievaluasi
Preokupasi : (-) Pikiran abstrak : tidak dapat dievaluasi
Ide bunuh diri : (-) Bakat kreatif : tidak dapat digali
Bentuk : Tidak dapat dievaluasi. Fungsi visuospasial : tidak dapat dievaluasi
Kemampuan membaca dan menulis : baik, pasien
dapat membaca maupun menulis
Daya nilai
Daya nilai sosial : terganggu
Uji daya nilai : tidak dapat dievaluasi

Tilikan (insight) : derajat 2

Taraf dapat dipercaya


Secara umum, informasi yang disampaikan pasien cukup dapat
dipercaya.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

• Aksis I : F15 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan


Stimulansia Lain Termasuk Kafein + F23.8 Gangguan Psikotik
Akut dan Sementara Lainnya
• Aksis II : F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
• Aksis III : Tidak ada diagnosis
• Aksis IV : Masalah berkaitan dengan “primary support group”
(keluarga)
• Aksis V : GAF 60-51
IDENTIFIKASI KELUARGA PASIEN

• Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Saat ini


pasien tinggal dengan orang tua dan saudaranya.
KEADAAN SOSIAL EKONOMI

• Keluarga pasien merupakan keluarga ekonomi menengah ke


bawah. Kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh penghasilan
dari ayah dan ibu pasien. Ayah bekerja sebagai buruh da
nIbu pasien seorang pedagang sayur keliling.
tidak terdapat ODGJ selain pasien

TANGGAPAN • Pasien dengan gangguan jiwa dapat mengamuk


mengganggu atau orang-orang disekitar dan membuat
MASYARAKAT DI takut masyarakat sekitar.
LINGKUNGAN • Pasien dengan gangguan jiwa dapat merusak apapun
SEKITAR TENTANG disekitar mereka sehingga pasien tersebut harus
dikurung bahkan dilakukan pemasungan
PASIEN GANGGUAN • Pasien dengan gangguan jiwa lebih banyak tidak
JIWA diawasi oleh keluarga pasien sehingga sewaktu-waktu
pasien dapat membahayakan orang disekitar pasien.
• Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan tidak dapat diobati
akibat kekurangan biaya, masyarakat menganggap
pasien dengan gangguan jiwa pantas dikurung dan
dilakukan pemasungan.
• Awalnya keluhan yang dialami oleh pasien ialah
mengamuk → dibiarkan begitu saja.
• lama kelamaan keluarga mulai merasa terganggu
S I KAP KE L UAR GA
dengan kemarahan-kemarahan pasien yang tidak jelas
T E R HADAP AN G G OTA penyebabnya hingga merusak barang-barang apapun
K E L UARGA YAN G yang dilihatnya→ dikurung
DI S AN GKA M E N DERITA
G AN G GUAN J I WA
TUJUAN

 lebih tenang, tidak merusak barang-barang sekitar, serta keluarga dan masyarakat
sekitar merasa lebih aman.
 keluarga tetap memenuhi kebutuhan pokok pasien (makan & minum).
 Keluarga sudah “menerima” terhadap kondisi pasien saat ini, walaupun keluarga
masih merasa malu memiliki anggota keluarga dengan yang mempunyai gangguan
kejiwaan tersebut.
TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP
PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN
JIWA DAN USAHA PENGOBATAN

• Keluarga menganggap keadaan pasien merupakan suatu hal yang cukup berat
sehingga keluarga sangat ingin membawa pasien ke fasilitas kesehatan namun
belum memiliki biaya.
• Sementara itu, karena keadaan pasien yang saat ini lebih tenang, hal ini
menyebabkan keluarga juga menunda untuk membawa pasien ke fasilitas
kesehatan di samping karena terhambat oleh biaya, dan pasien tidak memiliki
kartu jaminan untuk mendapatkan pengobatan gratis.
KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI
KELUARGA TERKAIT PENANGANAN ANGGOTA
KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA
GANGGUAN JIWA

• Disamping persoalan biaya, keluarga pasien merasa yang


menjadi kendala lainnya adalah pasien yang tidak mau
mengatakan apa yang menjadi masalah pada dirinya,
sehingga keluarga merasa kesulitan untuk memahami dan
membantu pasien.
E D UKAS I
KEPADA KE L UARGA • Keluarga diharapkan mengurus kartu jaminan
kesehatan bagi pasien untuk mempermudah
pengobatan pasien.
• Pasien memiliki gangguan jiwa yang memerlukan • Mengurung pasien merupakan tindakan yang tidak benar
pengobatan secara rutin dan teratur, → karena bagaimanapun hal tersebut membatasi kebebasan
membutuhkan dukungan dari keluarga. seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan
• Memberikan edukasi kepada keluarga agar dapat menambah beban mental pada pasien
keluarga tidak menjaga jarak dengan pasien, • Petugas lingkungan setempat juga diharapkan
memberikan dukungan kepada pasien, dan dapat membantu pasien dalam mengurus kartu
tetap memperlakukan pasien dengan baik jaminan kesehatan dan membantu masalah pasien sebaik
dan layak. mungkin.
• Mengedukasi kepada keluarga agar membawa
pasien ke RSJ untuk mendapatkan • Petugas lingkungan juga diharapkan dapat
penanganan yang sesuai. memfasilitasi pasien untuk dapat berobat ke pelayanan
• Keluarga sangat diharapkan dapat menemani kesehatan terdekat.
dan mengunjungi pasien apabila pasien • Masyarakat sekitar diharapakan tidak mengucilkan
rawat inap dirumah sakit dan dilakukan orang dengan gangguan jiwa dan diharapkan
pengobatan serta berjuang membantu pengobatan memperlakukan dengan baik dan layak.
pasien sampai selesai.
LAMPIRAN

• Pasien dan keluarga pasien menolak untuk di


dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai