Darmilan
Mulyawan Widiasman
Muhammad Kasim S
Nadila
Yulianingsih
A. Sistem Dispersi
Sistem dispersi adalah suatu zat yang
dicampurkan dengan zat lain, akan terjadi
penyebaran secara merata dari suatu zat ke
dalam zat lain.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem
dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu
larutan, dan koloid, serta suspensi.
1. SUSPENSI
Suspensi merupakan sistem dispersi
dimana partikel yang ukuannya relatif besar
tersebar merata di dalam medium
pendispersinya. Pada umumnya, dispersi
merupakan campuran yang heterogen. Contoh
yaitu endapan hasil reaksi atau pasir yang
dicampur dengan air.
2. Larutan
Off On
3.Koloid
Off On
Perbedaan suspensi, koloid dan larutan
Aerosol cair
Aerosol padat
Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi
dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol
detergen, cat dan tinta).
Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat
cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan,
susu, mayonaise, dan minyak ikan).
Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat
cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam
kebakaran, kosmetik dan lainnya). Ada pula buih padat
yang merupakan gas yang terdispersi dalam padat
(Contoh: Styrofoam, batu apung, spons, marshmallow).
Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan
setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
No Jenis Koloid Fase Medium Contoh
terdispersi Pendispersi
1 Aerosol (padat) Padat Gas Asap,debu
Reaksi hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat
koloid-koloid basa dari suatu garam yang hidrolisis
(direaksikan dengan air).
Contoh :
Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan
FeCl3.
FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3HCl
Reaksi redoks
Reaksi yang melibatkan perubahan bilangan
oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi
atau reduksi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan SO2.
2H2S + SO2 2H2O + 3S
Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk
membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan)
yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh:
Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan As2O3.
3H2S + As2O3 As2S3 + 3H2O
E. Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat
koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Bahan-bahan yang
digunakan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium
sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon
aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur
koloidal sehingga lebih mudah disaring. Apabila tingkat
kekeruhan air terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif.
Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit
berfungsi sebagai pembasmi hama, sedangkan kapur
tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk
menetralkan keasaman yang terjadi karena penggunaan
tawas.
Proses pengolahan air bersih
F. Kesimpulan
Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari
fase terdispersi dan medium terdispersi. Perbedaan
antara sistem koloid, larutan dan suspensi meliputi
perbedaan jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid,
penyaringan dan kestabilan. Sifat-sifat sistem koloid
meliputi: efek tyndall, gerak brown, adsorbsi, muatan
koloid, koagulasi, koloid pelindung, elektroforesis dan
dialisis. Pembuatan koloid dapat digunakan dengan dua
cara yaitu Kondensasi dan Dispersi. Selain itu, koloid
dapat digunakan untuk penyaringan, sehingga menjadi air
bersih dengan cara koagulasi dan adsorbsi.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat