DISAMPAIKAN DALAM:
“MONITORING / KEWASPADAAN DINI KLB ARBOVIROSIS”
KAYONG UTARA 12-13 SEPTEMBER 2017
KOMITMEN NASIONAL,
REGIONAL DAN GLOBAL
KOMITMEN REGIONAL
• NEGARA NEGARA ASEAN BERSAMA DENGAN UNITED STATES, JAPAN, CHINA, REPUBLIC OF KOREA,
INDIA, AUSTRALIA DAN NEW ZEALAND.
• APLMA DIBENTUK PADA THE 2013 EAST ASIA SUMMIT.
• MEMPERCEPAT PENGENDALIAN MALARIA MENUJU ELIMINASI DI KAWASAN ASIA PASIFIK PADA
TAHUN 2030.
KOMITMEN GLOBAL
• RESOLUSI WHA 60/ 2007 : ELIMINASI
MALARIA
• SALAH SATU SDGS : 3.3 BY 2030, END THE
EPIDEMICS OF AIDS, TUBERCULOSIS, MALARIA
AND NEGLECTED TROPICAL DISEASES AND
COMBAT HEPATITIS, WATER-BORNE DISEASES
AND OTHER COMMUNICABLE DISEASES.
• WHA 68 (2015) : GLOBAL TECHNICAL
STRATEGY FOR MALARIA 2016-2030
TUJUAN PENGENDALIAN MALARIA
2014
Populasi Kabupaten/Kota
No Kategori
# % # %
1 Bebas Malaria 178.715.165 69% 247 48 %
2025 2027
Semua Semua
kab/kota provinsi
Target : 300
Target : 265 2030
kab/kota ; kab/kota
Eliminasi
Capaian s/d malaria
April 2017
251 kab/kota 2019 nasional
Target :
225
2018Target : 285
kab/kota
kab/kota
Capaian : 2017
232 2016
kab/kota Target : 245 kab/kota
Capaian : 247 kab/kota
2015
STRATEGI SPESIFIK BERDASARKAN
ENDEMISITAS KAB/KOTA
Strata Tujuan Strategi
Bebas Pemeliharaan
Mencegah munculnya
(Tidak ada Penularan Setempat penularan malaria kembali
Selama 3 Tahun Berturut-turut)
STRATEGI SPESIFIK
ELIMINASI MALARIA
Strategi spesifik Sasaran Tujuan Kegiatan Utama
•Kampanye kelambu berinsektisida secara
massal
daerah endemis tinggi
menurunkan
(khususnya Papua, •IRS di desa dengan API > 20 ‰ &
AKSELERASI jumlah kasus
Papua Barat, NTT,
secepat mungkin pengendalian vektor lain sesuai bukti lokal
Maluku)
•Perluasan Diagnosis Dini - Pengobatan
tepat
•Kelambu berinsektisida untuk
focus/kelompok berisiko tinggi
daerah yang
•Penemuan Dini - Pengobatan tepat dan
mempunyai fokus- Menghilangkan
INTENSIFIKASI komplit
fokus (daerah endemis fokus aktif
•IRS pada KLB & pengendalian vektor lain
sedang)
sesuai bukti lokal
•Penemuan kasus aktif
•Penemuan Dini - Pengobatan tepat dan
menghentikan komplit serta jejaringnya
penularan • Penyelidikan Epid. setiap kasus &
ELIMINASI daerah endemis rendah setempat/ respons dengan formula 1-2-5
menghilangkan •Pengamatan daerah reseptif dan
kasus indigenus pengendalian vektor sesuai bukti lokal
•Penemuan kasus aktif - MBS
• Surveilans Migrasi
mencegah • Penyelidikan Epid. setiap kasus &
PEMELIHARAAN daerah bebas malaria munculnya respons dengan formula 1-2-5
penularan malaria • Penguatan jejaring tatalaksana kasus
•Pengamatan daerah reseptif dan
pengendalian vektor sesuai bukti lokal
SETIAP KASUS WAJIB
DILAKUKAN PENYALIDIKAN
EPIDEMIOLOGI DI WILAYAH
YANG TELAH MEMASUKI
FASE ELIMINASI DAN
PEMELIHARAAN
Mencegah
adanya kasus
indigenous
sehingga
eliminasi
malaria dapat
tercapai dan
dipertahankan
Mengapa setiap kasus perlu dilakukan penyalidikan
Epidemiologi???.....
Target eliminasi malaria semakin banyak dan wilayah yang mencapai endemis
rendah (API<1) semakin banyak, sehingga perlu surveilans ketat dengan melakukan
kegiatan penyelidikan epidemiologi erhadap setiap kasus positif yang ditemukan
Populasi Kabupaten/Kota
No Kategori
# % # %
1 Bebas Malaria 178.715.165 69% 247 48 %
Penanggulangan
Keterangan:
Hari 1: kasus positif dilaporkan dalam waktu 1X24 jam
Hari 2-4: melakukan kegiatan penyeliddikan epidemiologi dan identifikasi fokus
Hari 5: melakukan respon sesuai dengan hasil kegiatan PE
32 Tahun 2017
TERIMA KASIH