TERKAIT KESEHATAN
REPRODUKSI
Firstari Vashti
Meylin Purnama Sari
LATAR BELAKANG
KESEHATAN
UUD 1945
Setiap individu mempunyai hak atas kesehatan, baik dalam memperoleh akses kesehatan,
memperoleh pelayanan kesehatan dan menentukan pelayanan kesehatan yang di perlukan
LATAR BELAKANG
KESEJAHATAN REPRODUKSI
Infeksi saluran
Kemandulan
reproduksi
Faktor Faktor
psikologis biologis
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
TUJUAN
KEBIJAKAN Meningkatkan kualitas hidup manusia Meningkatkan komitmen para penentu
DAN STRATEGI melalui upaya peningkatan kesehatan dan pengambil kebijakan dari berbagai
reproduksi dan pemenuhan hak-hak pihak terkait, baik pemerintah dan
KESEHATAN reproduksi secara terpadu, dengan non-pemerintah
REPRODUKSI memperhatikan keadilan dan
kesetaraan gender
Meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan upaya kesehatan
reproduksi
Meningkatkan keterpaduan
pelaksanaan upaya kesehatan
reproduksi bagi seluruh sektor terkait
LANDASAN HUKUM DAN
PERATURAN
– Undang-undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
– Undang-undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Ratifikasi
CEDAW)
– Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
– Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
– Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
– Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan di Daerah
LANDASAN HUKUM KESEHATAN REPRODUKSI
Peraturan pemerintah RI No
61 tahun 2014 tentang
kesehatan reproduksi
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Komponen:
• Penanganan tenaga medis pada proses persalinan (untuk menurunkan
AKI)
• Meningkatkan angka imunisasi di Indonesia
TARGET KESEHATAN IBU & ANAK
– Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak tiga perempat dari
kondisi tahun 1990.
– Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Bawah lima tahun (AKBalita) sebanyak dua
pertiga dari kondisi tahun 1990.
– Cakupan pelayanan antenatal menjadi 95%.
– Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90%.
– Penanganan kasus komplikasi obstetri dan neonatal 80%.
– Cakupan pelayanan neonatal 90 %.
– Cakupan program kesehatan bagi balita dan anak prasekolah 80%.
Strategi Penurunan AKI:
– Menyediakan pelayanan KIA di tingkat desa sesuai standar
– Menyediakan fasyankes di tingkat dasar yang mampu memberikan pertolongan
persalinan sesuai standar selama 24 jam 7 hari seminggu.
– Seluruh Puskesmas Perawatan, Puskesmas PONED dan RS PONEK 24 jam 7 hari
seminggu berfungsi sesuai standar.
– Terlaksananya rujukan efektif pada kasus komplikasi
– Penguatan pemda Kabupaten/Kota dalam tata kelola desentralisasi program
kesehatan (regulasi, pembiayaan).
– Meningkatkan kemitraan lintas sektor dan swasta
– Meningkatkan perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat melalui
pemahaman dan pelaksanan P4K serta Posyandu.
Indikator pemenuhan komponen
kesejahteraan Ibu dan anak
Mengintegras
ikan Meningkatny
Memaksimal Tersedianya
pelayanan Jaminan Terlaksanany a peran serta Terjadinya
kan akses informasi
Keluarga pelayanan KB a mekanisme LSOM, pemanfaatan
dan kualitas tentang
Berencana bagi orang operasional swasta dan data untuk
pelayanan program KB
dengan miskin. pelayanan. organisasi pelayanan
KB. bagi remaja.
pelayanan profesi.
lain
STRATEGI KELUARGA BERENCANA
•Prinsip integrasi
•Prinsip Desentralisasi
•Prinsip pemberdayaan
•Prinsip kemitraan
Penurunan prevalensi
Penurunan Unmet Cakupan pelayanan KB
kehamilan “4 terlalu”
Need KB sebesar 6%. pada PUS 70%.
menjadi 50 %
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) HIV-AIDS dan NAPZA pada kelompok
beresiko tinggi, petugas kesehatan, anak sekolah, Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP), tokoh masyarakat, Karang Taruna.
• Bekerjasama dengan institusi pendidikan untuk Penyuluhan HIV pada generasi
muda
• Pembinaan di Panti Rehabilitasi
• Pengurangan dampak buruk (Harm Reduction) pada pengguna NAPZA suntik.
Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS
Puskesmas
Puskesmas yang
melaksanakan
menjalankan
upaya
pencegahan
pencegahan dan
umum terhadap
penanggulangan
infeksi.
IMS
Kesehatan Reproduksi Remaja
kelompok
remaja yang
Pelaksanaan ada di
pendidikan masyarakat
Penerapan kesehatan
Pelayanan reproduksi
Pembinaan Kesehatan remaja
kesehatan Peduli Remaja
Pelaksanaan reproduksi (PKPR)
pembinaan remaja dengan
Upaya kesehatan memakai
promotif dan reproduksi pendekatan
preventif remaja “pendidik
dilakukan sebaya” atau
terpadu peer conselor.
Kesehatan Reproduksi
Remaja
• Pelaksanaan promosi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
• Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Pelayanan konseling dan
peningkatan kemampuan remaja dalam menerapkan pendidikan dan
keterampilan hidup sehat.
• Program Generasi Berencana (GenRe). Pengembangan pusat informasi dan
konseling remaja/mahasiswa (PIK R/M)
Target yang akan dicapai
Penurunan prevalensi
anemia pada remaja Cakupan pelayanan
menjadi kurang dari kesehatan remaja
20%. Prevalensi
melalui jalur sekolah permasalahan remaja
85%, dan melalui jalur secara umum
luar sekolah 20%. menurun
Pencegahan dan Penanganan
Masalah Usia Lanjut