ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang
tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari. ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008). ETIOLOGI • Penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktivitas memasak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadari telah dihirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk dan sesak nafas ANATOMI FISIOLOGI • Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida sisa oksidasi keluar tubuh (ekspirasi) • yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru. Proses pernafasan tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu: • 1.Ventilasi pulmoner. • 2.Difusi Gas. • 3.Transportasi Gas PATOFISIOLOGI • Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksiya virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending & Chernick, 1983). MANIFESTASI KLINIS
• Tanda dan gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah
• Gejala ISPA ringan:Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut, Batuk,Serak, Pilek, Panas atau demam. • Gejala ISPA sedang:Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala” Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau • lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Suhu lebih dari 390C (diukur dengan termometer).Tenggorokan berwarna merah.dan lain”. • • • Gejala ISPA berat • Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala- gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: Bibir atau kulit membiru.Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun,Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah. KOMPLIKASI • Asma:Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten yang disebabkan oleh suatu kondisi alergi non infeksi dengan gejala: sesak nafas. • Tuli:adalah gangguan system pendengaran yang terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus dengan gejala awal nyeri pada telinga yang mendadak. • Syok:Syok merupakan kondisi dimana seseorang mengalami penurunan f'ungsi dari system tubuh yang • disebabkan oleh babagai faktor antara lain: faktor obstruksi contohnya hambatan pada system pernafasan yang mengakibatkan seseorang kekurangan oksigen. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman • Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan adanya • thrombositopenia • Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan (Victor dan Hans, 1997). • PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut
(Smeltzer & Bare, 2002): • A.Pemeriksaan • Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak • B.Pengobatan • Pneumonia berat, Pneumonia, Bukan pneumonia • A.Perawatan di rumah • Mengatasi panas (demam), Mengatasi batuk, Pemberian makanan, Pemberian minuman dan lain-lain. • PENCEGAHAN • Menurut Depkes RI (2002), pencegahan ISPA antara lain • 1.Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik • 2.Imunisasi • 3.Menjaga kebersihan diri dan lingkungan • 4.Mencegah berhubungan dengan penderita ISPA ASUHAN KEPERAWATAN * PENGKAJIAN * Identitas Pasien * Jenis kelamin * AlamatPENGKAJIAN * Identitas Pasien * Jenis kelamin • Alamat DIAGNOSA KEPERAWATAN • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas • Nyeri akut berhungan dengan agen pencedera fisiologis infalmasi • • Intervensi
• Dx1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
nafas • Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperaatan klien selama 5 x 24 jam maka pola nafas klien kembali efektif • Noc • Frekuensi pernafasan • Irama pernafasan • Kedalaman inspirasi • Kemempuan untuk mengeluarkan sekret • • Nic • Monitor adanya nyeri • Monitor status oksigenasi pasien ( nilai SaOe3 atau SvO2 ), status neorologis ( misalnya, status mental, tekan intrekranial, tekanan perfusi cerebral dan status hemodinamik ( misalnya , nilai MAP dan irama jantung ) segara sebelumnya, selama dan setelah melakukan suction • Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi sekret.