Anda di halaman 1dari 33

Sirosis Hepatis

Definisi Sirosis Hepatis


Definisi
• Cirrhosis is a condition in which the liver slowly deteriorates and is
unable to function normally due to chronic, or long lasting, injury.
Scar tissue replaces healthy liver tissue and partially blocks the flow
of blood through the liver.
Perubahan arsitektur
jaringan hati yang ditandai
Sirosis Hepatis dengan regenerasi nodular
bersifat difus dan dikelilingi
septa-septa fibrosis

Mengakibatkan peningkatan aliran darah portal,


disfungsi sintesis hepatosit, serta meningkatkan risiko
karsinoma hepatoseluler
Epidemiologi Sirosis Hepatis
Epidemiologi
• Penyebab kematian ketiga terbesar pada penderita berusia 45-46
tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker)
• Diseluruh dunia  urutan ketujuh penyebab kematian
• Perbandingan prevalensi sirosis pada pria:wanita adalah 2,1:1 dan
usia rata-rata 44 tahun.
• Penyebab sebagian besar  penyakit hati alkoholik, hepatitis B (HBV)
dan hepatitis C (HVC)
• Angka kejadian di Indonesia  HBV 21,2-46,9% dan HVC 38,7-73,9%
• Penelitian oleh Jang di Korea menyatakan bahwa sirosis hati adalah
salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas di Korea dan
menduduki urutan ke-8 penyebab kematian tahun 2007.

Wahyudo Riyan, A 78 Years Old Woman With


Hepatic Cirrhosis, J Medula Unila, Volume 3
Nomor 1, September 2014
• Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-
rata prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang
dirawat dibangsal penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari seluruh
pasien penyakit hati yang dirawat.
• Di negara-negara maju seperti Inggris Raya dan Amerika Serikat,
jumlah kematian akibat SH meningkat setiap tahunnya.

(PPHI, 2011; WHO, 2000)


Etiologi
Sirosis Hepatis
Etiologi

Virus hepatitis B, C, dan D


Etiologi

Alkohol Obat-obatan atau toksin


Etiologi
• Kelainan metabolik.
• Kolestasis intra dan ekstra hepatik.
• Gagal jantung dan obstruksi aliran vena hepatika.
• Gangguan imunitas.
• Sirosis biliaris primer dan sekunder.
• Idiopatik atau kriptogenik.
Patofisiologi
NORMAL

HIPERTENSI PORTA
Diagnosis
Sirosis Hepatis
Asimtomatik
Sirosis hati Histopatologis pada stadium
awal
Sirosis kompensata
• Asimptomatis, diagnosis  pemeriksaan fungsi hati.
• Komplikasi belum terjadi
Sirosis dekompensata

Hematemesis
Ensefalopati
Asites melena (varises
Hepatikum
esofagus)

Peritonitis
Sindrom
Bakterial
Hepatorenal
Spontan
Pemeriksaan
penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
1. Darah lengkap
2. SGOT dan SGPT meningkat
3. Albumin menurun
4. Pemeriksaan kadar elektrolit :
hipokalemia
5. Pemanjangan masa protombin
6. Glukosa serum : hipoglikemi
7. Fibrinogen menurun
• Pemeriksaan Diagnostik
1. Esofagoskopi : terlihat adanya varises esofagus
2. USG
3. Radiologi
4. Angiografi : untuk mengukur tekanan vena porta
5. Biopsi hati : mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan jaringan
hati
Tatalaksana Sirosis Hepatis
Asites
Terapi Dosis
Tirah baring
Diet rendah garam 5,2 gr atau 90 mmol/hari
Obat antidiuretik 100-200 mg sekali sehari maks 400 mg
20-40 mg/hari, maks 160 mg/hari
Parasintesis bila asites sangat besar 8 to 10 g IV per liter cairan parasintesis
(jika > 5L)
Retriksi cairan Direkomendasikan jika natrium serum
kurang 120-125 mmol/L
Ensefalopati Hepatikum
Terapi Dosis
Laktulosa 30-45 ml sirup oral 3-4 kali/hari atau 300
ml enema sampai 2-4 kali BAB/hari dan
perbaikan status mental
Neomisin 4-12 gr oral/hari dibagi tiap 6-8 jam;
dapat ditambahkan pada pasien yang
refrakter laktulosa
Varises Esophagus
Terapi Dosis
Propranolol 40-80 mg oral 2 kali/hari
Isosorbid mononitrat 20 mg oral 2 kali/hari
Saat perdarahan akut diberikan
somatostatin atau okreotid diteruskan
skleroterapi atau ligasi endoskopi
Peritonitis Bakterial Spontan
Terapi Dosis
Pasien asites dengan jumlah sel PMN
>250/mm3 mendapat profilaksis untuk
mencegah PBS dengan sefotaksim dan
albumin
Albumin 2 gr IV tiap 8 jam
1,5 gr per kg IV dalam 6 jam, 1 gr per kg IV
hari ke ke 3
Norfloksasin 400 mg oral 2 kali/hari untuk terapi, 400
mg oral 2 kali/hari selama 7 hari untuk
perdarahan gastrointestinal, 400 mg oral
per hari untuk profilaksis
Trimethoprim/sulfamethoxazole 1 tablet oral/hari untuk profilaksis, 1
tablet oral 2 kali/hari selama 7 hari untuk
perdarahan gastrointestinal
Sindrom Hepatorenal (HRS)
• Transjugular intrahepatic portosystemic shunt efektif menurunkan
hipertensi porta dan memperbaiki HRS, serta menurunkan
perdarahan gastrointestinal
• Bila terapi medis gagal dipertimbangkan untuk transplantasi hati
merupakan terapi definitif
PROGNOSIS

Prognosis sirosis sangat bervariasi


dipengaruhi sejumlah faktor, meliputi
etiologi, beratnya kerusakan hati,
komplikasi, dan penyakit lain yang
menyertai
Prognosis sirosis hati dapat diukur dengan kriteria
ChildTurcotte-Pugh. Klasifikasi ini terdiri dari Child A, B dan
C.
Angka kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien
dengan Child A (skor 5-6), B (skor 7-9) dan C (skor 10-15)
berturut-turut 100, 80 dan 45%.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai