Anda di halaman 1dari 30

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

—————————————
PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam


memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam
teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan
dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi
pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. 
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk
menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini.

Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah


dikembangkan tersebut secara umum terbagi
menjadi 3 metode pengolahan:
1.    pengolahan secara fisika
2.    pengolahan secara kimia
3.    pengolahan secara biologi
Pengolahan Secara Fisika

sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap


air buangan, diinginkan agar bahan-bahan
tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung
disisihkan terlebih dahulu.
Penyaringan (screening) merupakan cara yang
efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar.

Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat


disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan. 

Parameter desain yang utama untuk proses


pengendapan ini adalah kecepatan mengendap
partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak
pengendap.
Penapisan
Pemisahan Cair - Presipitasi Klarifier
Padatan Tipe konvensional
Tipe resirkulasi berlumpur
Tipe selimut lumpur
Tipe pallet selimut lumpur
Pemekatan
Flotasi
Filtrasi Filtrasi Filtrasi lambat
Filtrasi cepat
Tipe bertekanan
Tipe gravitasi
Filtrasi precoat
Filter membran Mikro filter
Ultra filter
Reverse osmosis
Dialisis elektris
Dewatering Filter vacuum rotasi
Filter tekan/press
Belt press
Contrifugasi Presipitasi sentrifugasi
Dehidrasi sentrifugasi

Gb.1. Diagram Pengolahan Fisik


Pengolahan secara fisika antara lain terdiri
dari :
1. Penyaringan (screening)
2. Flotasi
3. Filtrasi
4. Adsorbsi
5. Teknologi membran (reverse osmosis)
Proses flotasi banyak digunakan untuk
menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses pengolahan berikutnya.

Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara


penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification)
atau pemekatan lumpur endapan (sludge
thickening) dengan memberikan aliran udara ke
atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air
buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului
proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-
nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan
sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam air agar tidak mengganggu proses
adsorbsi atau menyumbat membran yang
dipergunakan dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif,
dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik
(misalnya : fenol) dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk
menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya


diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil,
terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya
instalasi dan operasinya sangat mahal.
Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya


dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang
tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.
Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya
berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi
mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan
atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga
berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
Netralisasi

Pengolahan Kimia - Koagulasi & Flokulasi


Fisik
Oksidasi dan/atau Reduksi

Oksidasi kimia/reduksi

Aerasi

Elektrolisis

Ozonisasi

UV

Adsorbsi Karbon aktif

Alumina aktif

Penukar ion Resin penukar kation

Resin penukar anion

Resin penukar anion

Zeolite

Gb.2. Diagram Pengolahan Kimiawi


Pengolahan secara kimia terdiri dari :
1. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak
mudah larut
2. Penyisihan bahan-bahan organik beracun

Skema pengolahan secara kimia dapat dilihat


pada Gb.2
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah
larut
Dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang
mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan
koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut,
sehingga akhirnya dapat diendapkan.

Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan


dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya)
sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam
tersebut atau endapan hidroksiapatit.
Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5
dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. 

Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan


sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Penyisihan bahan-bahan organik beracun

Penyisihan bahan-bahan organik beracun


seperti fenol dan sianida pada konsentrasi
rendah dapat dilakukan dengan
mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium
permanganat,aerasi,ozon, hidrogen peroksida.

Pada dasarnya kita dapat memperoleh


efisiensi tinggi dengan pengolahan secara
kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi
mahal karena memerlukan bahan kimia.
Pengolahan Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien.
Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai
metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat


dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1.Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended
growth reaktor);
2.Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Pengolahan aerob
Pengolahan Proses lumpur aktif
Biologi
Metode standar
Aerasi
Proses bebas bulki
Saluran oksidasi
Proses nitrifikasi dan denitrifikasi
Pengolahan film biologi
Lagoon Filter trikling
Cakram biologi
Aerasi kontak
Proses filter biologi diaerasi
Proses media unggun biologi
Anaerobic treatment Pencerna anaerobi

Proses UASB

Gb.3. Pengolahan Biologi


Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reaktor)

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi,


mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam
keadaan tersuspensi.  Proses lumpur aktif yang
banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis
ini.

Proses lumpur aktif terus berkembang dengan


berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation
ditch dan kontak-stabilisasi.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif
konvensional, oxidation ditch mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu :
 efisiensi penurunan BOD dapat mencapai
85%-90% (dibandingkan 80%-85%)
 lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. 
Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%),
kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain,
yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek
(4-6jam).
 
Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan
BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam
tangki kontak sehingga tidak diperlukan
penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi
maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis
reaktor pertumbuhan tersuspensi.

Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu


detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam
kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang
tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas
efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. 
Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan
waktu detensi 3-5 hari saja.
Reaktor Pertumbuhan Lekat

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme


tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk
lapisan film untuk melekatkan dirinya.
Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan
selama ini, antara lain:
1.trickling filter
2.cakram biologi
3.filter terendam
4.reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi
penurunan BOD sekitar 80%-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung
proses penguraian secara biologi, proses ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya
oksigen;
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya
oksigen.

* Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l,


proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis
dari anaerob. 
* Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses
anaerob menjadi lebih ekonomis.
Beberapa alat pengolah air limbah
 
Klarifier
Koagulan & Flokulasi
Aerasi
Adsorbsi
Penukar ion
TERIMA KASIH
Catatan.
Jika kandungan O2 dalam air lingkungan menurun maka
kemampuan bakteri aerobik untuk memecah bahan buangan
organik menurun, bahkan apabila O2 sudah habis maka
bakteri aerob akan mati semua.
Dalam keadaan ini bakteri anaerob akan mengambil alih
tugas untuk memecah bahan buangan.
Hasil pemecahan bahan buangan oleh mikroorganisme kon
disi aerob dengan anaerob sbb :

Kondisi Aerob Kondisi Anaerob


C CO2 C CH4
N NH3 + HNO3 N NH3 + amin
S H2SO4 S H2S
P H3PO4 P PH3 + komponen
fosfor
Hasil pemecahan pada kondisi anaerob pada umumnya
berbau tidak enak.
Sebagai contoh :
Amin Berbau amis & anyir
H2S & komp posfor Berbau busuk
Mengingat hal tersebut air lingkungan yang aerobik jangan
sampai berubah menjadi anaerob
IPAL industri terpadu di Cisirung
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai