Anda di halaman 1dari 22

Disampaikan pada Pelatihan Konseling Manyusui

Kabupaten Temanggung
Temanggung, 28 - 29 Nov 2014
KOMITMEN GLOBAL DAN NASIONAL

• Deklarasi Innocenti - Setiap negara harus memberikan


perlindungan dan dorongan kepada Ibu agar berhasil
memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya

Konvensi tentang Hak Anak -- setiap anak menyandang hak


untuk hidup dan kepastian untuk dapat bertahan hidup dan
tumbuh kembang yang optimal - hak anak utk disusui dan hak
ibu menyusui anaknya

Kepmenkes No. 237/1997 tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu


dan Keputusan Menteri Kesehatan No 450 / 2004 tentang
pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan
 Cakupan bayi 0-6 bulan mendapat ASI secara
eksklusif sekurang-kurang 80%
 Cakupan inisiasi menyusu dini sekurang-
kurangnya 80% (pada persalinan oleh Nakes)
 Semua Rumah Sakit menjadi Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi
 Semua sarana pelayanan kesehatan mempunyai
tenaga terlatih konseling menyusui
 Semua Tempat Kerja Sayang Ibu dan Bayi
Sasaran Pembangunan Kesehatan
tahun 2010 - 2014
• Menurunkan Angka Kematian Ibu dari
228 menjadi 118/100.000 KH
• Menurunkan Angka Kematian Bayi dari
34 / 1000 KH menjadi 26 / 1000 Kh
• Prevalensi Gizi Kurang dari
18,7 % menjadi 15 %
• Usia Harapan Hidup dari
70,2 Th menjadi 72 Th
– Perpres no 5/ th 2010 ttg RPJMN
– Renstra Kemmenkes 2010 – 2014 (HK.03.01.160/i/2010 4
KEBIJAKAN PEMBERIAN ASI
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 128
(1) Setiap bayi berhak mendapat air susu ibu ekslusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan,kecuali atas indikasi medis.
(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemda
dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan
penyediaan waktu dan fasilitas khusus
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum
Pasal 129
(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka
menjamin hak bayi untuk mendapatkan Air Susu Ibu Secara Eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
KEBIJAKAN ASI DI TEMPAT KERJA (2)

UU NO. 13 Tahun 2003


• Pasal 83 - pekerja perempuan yang anaknya
masih menyusui harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal
itu harus dilakukan selama waktu kerja
KEBIJAKAN PEMBERIAN ASI
PERATURAN BERSAMA 3 Menteri:
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi dan
Menteri Kesehatan No.48/Men/PP/XII/2008,
No: PER.27/MEN/XII/2008/, No:
1177/Menkes/PB/XII/2008 tentang
PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU
SELAMA KERJA DI TEMPAT KERJA
TUJUAN PERATURAN BERSAMA

 Memberi kesempatan kepada pekerja/buruh


perempuan untuk memberikan atau memerah ASI
selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk
diberikan kepada anaknya
 Memenuhi hak pekerja/buruh perempuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya
 Memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI guna
meningkatkan gizi dan kekebalan anak
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN
SKB 3 MENTERI
• Penyusunan Standar Ruang dan Tempat Memerah ASI
• Membuat Surat Edaran Menkes Ke Kementerian dan
Lembaga , gubernur, Bupati/walikota dan tempat kerja
• Membuat Surat Edaran Dirjen Binkesmas ke lingkungan
Kementerian Kesehatan
• Sosialisasi dan advokasi dengan stake holder terkait
• Pendidikan dan Pelatihan bagi petugas kesehatan
• Pengembangan media promosi dan edukasi
• Pemantauan dan evaluasi
RUANG ASI
• Ruang atau tempat yang disediakan di tempat
kerja dimana perempuan dapat memerah dan
menyimpan ASI untuk kemudian diberikan
kepada bayinya selama bekerja besok harinya

Ruang ASI - bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang


ada di tempat kerja dan memenuhi persyaratan kesehatan
PERSYARATAN RUANG ASI
• Lokasi bebas dari pajanan (kebisingan, polutan, dll) yang ada di
tempat kerja
• Lingkungan cukup tenang, udara sejuk sehingga dapat
memberikan rasa tenang kepada pekerja perempuan dalam
menyusui atau memerah ASInya
• Luas ruangan minimal 3x4 m2, tertutup, ada pintu yang mudah
dibuka/ditutup
• Penerangan dalam ruangan cukup, dan tidak menyilaukan
(intensitas 200 – 500 lux)
• Sirkulasi udara cukup
• Kelembaban berkisar antara 30 – 50 %, maksimum 60 %
• Tersedia wastafel dengan air mengalir ,sabun untuk cuci tangan
dan mencuci peralatan
PERALATAN
• Meja tulis
• Kursi untuk ibu memerah ASI
• Alat menyimpan ASI yang sudah diperah (botol)
• Kulkas/lemari pendingin
• Peralatan memerah terdiri dari gelas atau cangkir serta
tutupnya
• Pompa ASI (manual)
• Konseling Kit
• Tape dan CD player
• Lemari tempat menyimpan alat
• Tempat sampah (kering dan basah)
TENAGA

• Dokter klinik
• Tenaga kesehatan terlatih
REKOMENDASI DARI WHO
• Proses Menyusui dilakukan dalam 1 jam pertama
• Susui Secara Eksklusif sampai bayi berumur 6
bulan
• Berikan makanan pendamping ASI pada saat bayi
berusia 6 bulan
• Teruskan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun
atau lebih

BFC 1/18
Strategi Global untuk Pemberian Makan Bayi
WHO/UNICEF 2002 (paragraphs 10,28,34.1)

Ibu dapat melanjutkan menyusui dan merawat bayinya


setelah mereka kembali bekerja yang digaji oleh perusahaan.

• Cuti Melahirkan
• Fasilitas perawatan dan
• Istirahat menyusui yang dibayar

Harus tersedia bagi semua wanita yang bekerja di luar rumah


[termasuk di dalamnya]
Termasuk di dalamnya … Pekerja paruh waktu, domestik, dan
pekerja berselang (intermittent)

BFC 30/1
Organisasi Buruh Internasional (ILO)
Konvensi perlindungan terhadap ibu melahirkan C183, tahun 2000
• 14 Minggu cuti melahirkan
• Cuti dalam tanggungan (Setidaknya 2/3 of salary) dan
Tunjangan Medis
• Keduanya dibayar oleh jaminan sosial atau asuransi kesehatan
• Istirahat menyusui merupakan bagian dari jam kerja
• Perlindungan Kesehatan untuk pekerja hami dan menyusui
• Perlindungan pekerjaan terhadap terhadap pemecatan
apabila hamil atau menyusui
• Tidak ada diskriminasi untuk memperkerjakan wanita yang
akan melahirkan
• Memasukan wanita yang bekerja pada sektor non-formal

BFC 30/2
Organisasi Buruh Internasional
Rekomendasi R191, th 2000

 Istirahat dapat dikombinasi pada waktu awal


dan akhir dalam hari kerja
 Jika memungkinkan, dapat dibangun fasilitas
menyusui yang higienis dan dekat dengan
tempat kerja

BFC 30/3
Strategi Global dan Konvensi ILO
Pimpinan Perusahan:
Sebaiknya memastikan pemberian hak cuti melahirkan pada semua
wanita dibayarkan termasuk:
 Jam istirahat untuk menyusui atau
 Pengaturan hal-hal lain lain di tempat kerja
(misal: fasilitas untuk memerah dan menyimpan ASI yang nantinya
akan diberikan oleh pembantu)
mempermudah pemberian ASI ketika cuti melahirkan sudah selesai

Perhimpunan karyawan:
Memiliki peran yan jelas dalam menegosiasikan pemberian hak cuti
melahirkan yang adekuat dan keamanan karyawan wanita pada usia
reproduktif (para 45) .

BFC 30/4
Manfaat menyusui untuk Perusahan
Cohen at al Am J Health Promotion 1995

Tingkat ketidakhadiran ibu karena bayi


sakit di 2 perusahan Amerika:
- 25% jika menyusui
- 75% jika memberikan makanan
buatan
 Mengurangi ketidakhadiran untuk
penghematan
 Menyediakan dukungan menyusui
untuk karyawan akan menghasilkan
keuntungan
 Mengurangi pergantian karyawan
dan pelatihan untuk karyawan baru

BFC 30/5
Kesimpulan - Strategi
Konvensi ILO :
 Pembayaran cuti melahirkan dan rehat untuk menyusui di tempat bekerja
Rekomendasi ILO:
 Fasilitas untuk menyusui dan memerah yang higienis dan dekat dengan
tempat bekerja
 Waktu bekerja harian yang lebih singkat
Legislasi Nasional:
 Pembayaran cuti menyusui dan yang lainnya sesuai ILO atau yang lebih
baik
Strategi alternatif:
 Penitipan bayi oleh staff yang mendukung menyusui di tempat bekerja
 Asisten pribadi ibu (Pembantu RT/baby sitter) membawa bayi ke tempat
kerja untuk disusui
 Kerja paruh waktu atau waktu kerja yang fleksibel
Pada semua kasus:
 Komunikasi reguler antara pimpinan perusahaan, karyawan dan
perhimpunan karyawan

BFC 30/6
RENUNGAN SEBELUM TIDUR

Anda mungkin juga menyukai