Anda di halaman 1dari 12

OLEH :

Drs.Cuk Surono, S.Pd

RAPAT KERJA PENINGKATAN MUTUPENDIDIK,


TENAGA PENDIDIKAN & KARYAWAN SD AL
KAUTSAR TEMANGGUNG
TAHUN 2018
KODE ETIK ATAU PEDOMAN PERILAKU
PENDIDIK, TENAGA PENDIDIKAN DAN
KARYAWAN YANG DIBUAT, DIPAHAMI DAN
DISEPAKATI HINGGA MENJADI KOMITMEN
BERSAMA.

COC SELANJUTNYA BISA DISEBUT HUKUM ETIKA


SDASA TEMANGGUNG

SIFAT COC INI TIDAK BERLAKU UMUM HANYA


UNTUK KALANGAN TERTENTU SAJA
 Komunitas Pendidik,Tenaga Pendidikan &
Karyawan Sdasa berasal dari
beberapaindividu yang memiliki latar
belakang perilaku yang berbeda sehingga coc
akan menjadi pedoman sehingga menjadi ciri
khas guru Sdasa Temanggung.
 Setiap P,TP & K yang masuk Sdasa harus
memahami & menaati hukum etika perilaku.
 COC menjai referensi setiap P,TP & K dalam
menyelesaikan segala tantangan dan masalah
yang muncul dalam kerja, tidak nggugu
karepe dewe.
 Menjadi pedoman setiap P,TK & K
dalam berperilaku baik dan benar
( normatif )

 Mencegah terjadinya pelanggaran


hukum ( preventif )

 Menyelesaikan tantangan yang


muncul ( kuratif )
 Kesepakatan adalah segala hal
yang ditawarkan, diusulkan dan
diterima secara bersama oleh P,TK
dan K Sdasa.

 Konsekuensi adalah dampak yang


terjadi jika sebuah keputusan
diambil.
 Bisa Positif dan Bisa Negatif

 Tuladha : Jika diambil kesepakatan “ Menjalankan


aktivitas secara tepat waktu “
 Apabila dijalankan maka konsekuensinya : akan
berjalan secara lancar sesuai rencana, perasaan
bahagia dan bisa menjalankan program
berikutnya dengan tenang ( dampak positif ).
 A[abila kesepakatan dilanggar : konsekuensinya
acara tidak sesuai rencana, perasaan tidak
bahagia, jadwal selanjutnya akan berantakan,
biaya ( cost ) akan membengkak, karena waktu
semakin panjang ( dampak negatif )
 Konsekuensi Logis :sesuatu yang pasti akan
terjadi jika menjalankan sesuatu yang sudah
disepakati.
 Contoh : Jika P,TK & K Sdasa menjalankan pola
komunikasi yang produktif maka konsekuensi
hubungan kerja dilingkungan sekolah akan
berjalan sehat dan baik bukan menebar issu,
fitnah apalagi ghibah, demikian juga sebaliknya.
 Contoh sederhana : jika seseorang makan, maka
konsekuensi logisnya adalah kenyang bukan
lapar.
 Contoh lain : Jika siswa tidak mau belajar
konsekuensi logisnya bodoh, bukan uang
sakunya berkurang ( Awas ya kalau kamu nggak
belajar, maka besok Ibu nggak akan kasih uang
saku atau mengurangi uang saku ).
 Konsekuensi Hukum : adalah dampak yang akan terjadi
terhadap sebuah pelaksanaan kesepakatan berkaiatan
dengan hukum ( berupa sanksi ).

 Contoh : Jika seseorang berkendara tanpa SIM dan STNK


maka konsekuensinya akan terkena tilang.
 Konsekuensi Ekonomi : adalah dampak yang akan terjadi
terhadap pelaksanaan kesepakatan yang berkaiatn dengan
ekonomi.
 Contoh : Jika seseorang tidak menjalankan usahanya
dengan sungguh-sungguh maka konsekuensinya tidak
ada pendapatan ( bukan P,TK & K yang tidak menjalankan
tugas dengan baik tetapsama saja hak yang diterimakan )

 Contoh lain : Ketika lembaga ingin menaikkan gaji


sementara jumlah siswa tidak ditambah maka harus
meningkatkan mutu dan pelayanan agar konsumen
percaya dan mau menaikkan SPP , bukan pelayanan tetap
biasa , mutu tidak meningkat tapi tetap ingin naik
gajinya….ini tidak logis ).
 Konsekuensi Sosial : adalah dampak yang akan
terjadi terhadap suatu kesepakatan yang
berkaitan dengan unsur sosial kemasyarakatan.

 Contoh : Apabila seseorang mengahdiri rapat


kerja, kemudian justru membuat forum rapat
sendiri, selama raat utama berlangsung maka
konsekuensinya adalah dikeluarkan dari forum
raker tersebut.
 Contoh lain : Apabila seseorang masuk kesebuah
komunitas ( misal P,TK & K Sdasa ) dengan niat
menunggangi untuk kepentingan pribadinya
karena status yang dimilikinya sebagai pendidik
Sdasa maka konsekuensinya harus dikeluarkan
atau mengundurkan diri ).
 Rumus kesepakatan dan konsekuensi :
STIMULUS >THINKING>RESPON
 Faktor thinking ini menyebabkan kesepakatan
konsekuensi lebih manusiawi karena manusia
diberikan kelebihan di sektor “ berpikir “

 Rumus hadiah hukuman : STIMULUS > RESPON


 Hukuman dan hadiah meniadakan proses berpikir (
thinking ) sehingga sangat cocok diterapkan untuk
pedoman perilaku hewan ( berbeda dengan
penghargaan ).

 Contoh : Kuda itu kalau baik menurut apa perintah


tuannya maka diberi wortel ( hadiah ) apabila tidak
mau menurut perintah tuannya maka langsung
dipecut ( hukuman ).
 COC harus tertulis dan bisa dibaca setiap saat oleh seluruh
unsur lembaga / sekolah.
 COC harus selalu diingatkan secara periodik sampai terlihat
aplikasinya di tingkat bawah sehingga tumbuh kesadaran.
 Apabila ada pelanggaran COC maka konsekuensinya harus
segera dijalankan tidak boleh ditunda karena jika ditunda
akan memicu pelanggaran berikutnya.( dosa satu itu akan
diikuti oleh dosa selanjutnya, bohong itu akan diikuti
kebohongan-kebohongan yang lainnya ).
 Para fasilitator harus mengambil keputusan atas konsekuensi
dari berjalan tidaknya COC.
 COC harus diperkuat dan disepakati dengan bukti komitmen
pribadi dan umum yang memiliki kekuatan mengikat secara
bersama.
 Perlu dibentuk DEWAN ETIK / KOMITE ETIK sebagai
pengawas, mahkamah kehormata dan sekaligus wadah atas
konsekuensi adanya COC.

Anda mungkin juga menyukai