Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TERSTRUKTUR

UJIAN TENGAH SEMESTER


ETIKA PERTANIAN SEBAGAI ISU DALAM SISTEM PANGAN

Topik : Proses Pelembagaan Etika


Deskripsi
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaituMos dan dalam bentuk
jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan ataucara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Proses pelembagaan (institutionalization) sendiri, yaitu norma-norma mulai dikenal,
diakui, dihargai, dan kemudian ditaati. Jadi pada proses pelembagaan etika ini, dimana etika
dalam masyaratak atau kelompok lain mengalamai tahapan-tahapan penerimaan/penerapan
kebiasaan atau kesusilaan. Dimulai dari kenalnya etika tersebut yang awalnya dianggap
asing, kemudian mulai diakui bahwa hal tersebut merupakan etika yang normatif, selanjutnya
dengan adanya etika di lingkungan mereka, maka mereka mulai menghargai keberadaannya,
selanjutnya jika dirasa cocok dan pantas baik untuk masyarakata dan atau lingkungan secara
luas, makan kemudia etika tersebut ditaati.
Dalam pengertian lain, disebutkan bahwa proses pelembagaan adalah suatu proses
yang dilewati nilai dan norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial.
Setelah dikenal, diakui, dan dihargai oleh masyarakat, nilai dan norma yang baru itu akan
ditaati masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini tidak hanya berhenti sampai di sini
saja, namun nilai dan norma sosial tersebut diserap oleh masyarakat. Proses penyerapan nilainilai dan norma-norma oleh masyarakat disebut internalisasi (internalization). Setelah nilai
dan norma yang baru itu terserap dan mendarah daging di kalangan anggota masyarakat lama
kelamaan akan berkembang menjadi suatu lembaga.

Latar Belakang
Norma Menurut Soerjono Soekanto, norma adalah suatu perangkat agar hubungan di
dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Norma-norma mengalami
proses pelembagaan atau melewati suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi
bagian dari salah satu lembaga masyarakat sehingga norma tersebut dikenal, diakui, dihargai,
dan kemudian ditaati dalam kehidupansehari-hari.
Erat kaitannya antara etika dan norma. Dari kutipan diatas, yang melatarbelakangi
proses pelembagaan etika sendiri adalah terjadi ketidaksesuaian yang menjadikan jarak antara
harapan dan kenyataan. Berawal dari ketidaksesuaan dari harapan masyarakat, makan proses
pelembagaan etika terjadi. Secara otomatis dan tidak langsung, proses pelembagaan akan

terus berjalan dan akan menyeleksi mana yang sesuai dengan mereka. Proses ini akan hampir
menuju kesempurnaan apabila norma-normal sosial yang sudah menjiwai dan mendarah
daging dalam diri setiap anggota masyarakat. Maka proses pelembagaan ini sudah mencapai
tahapan internalisasi.
Selain itu, pelembagaan juga merupakan salah satu jenis lembaga yang mengatur
rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka
menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup

Contoh fenomena
1. Proses pelembagaan dalam lembaga pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
berikut, mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah, Mengembangkan
bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat,
Melestarikan kebudayaan, Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi
dalam demokrasi.
Banyak kasus dalam lembaga pendidikan yang masih menyimpang, contohnya saja
dalam administratif dan seleksi masuk Perguruan Tinggi. Tidak asing bagaimana
proses sogok menyogok yang ada di lembaga pendidikan. Orang tua yang ingin
anaknya bisa belajar di perguruan tinggi dan fakultas berkelas menggunakan cara
yang kotor, dan pihak perguruan tinggi juga mengganggap lumrah dengan hal itu.
2. Proses pelembagaan dalam lembaga ekonomi
Tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan
pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsi dari lembaga ekonomi adalah
Memberikan pedoman untuk melakukan barter
Memberi pedoman tentang harga jual beli barang
Memberikan pedoman tentang cara pengupahan
Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
Memberikan pedoman tentang cara PHK
Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
Dengan adanya tujuan terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup
masyarakat bukan berarti tidak meihat dari segi segmentasi penggunaan jasa tenaga
kerja. Banyak yang masih menggunakan tenaga kerja anak-anak untuk menunjang
keuntungan berpihak perusahaan. Ini merupakan masalah yang terus disoroti dan
menjadi cikal bakal masyarakat yang tidak berpendidikan
3. Pelembagaan Etika di Perusahaan Telkomsel
Sebagai wujud pelaksanaan Good Corporate Governance, Telkomsel
mengaplikasikannya dengan struktur budaya perusahaan yang disebut dengan The
Telkomsel Way seperti gambar dibawah.

THE TELKOMSEL WAY hadir dan ditetapkan sebagai cara atau budaya
Telkomsel untuk menjadi Great Company. Panduan bagi seluruh karyawan dalam
memberikan kontribusi kepada Perusahaan ini disusun menjadi tiga bagian, yaitu
Philosophy To Be The Best, Principles To Be The Star dan Practices To Be The
Winner.
Seluruh karyawan Telkomsel harus memberikan yang terbaik dengan lima nilai
GREAT, yaitu inteGrity, Respect, Enthusiasm, loyAlty dan Totality. Kelima nilai
GREAT ini harus diwujudkan melalui Great Spirit yaitu Speed, Solid, dan Smart. Jika
masing-masing karyawan memberikan yang terbaik dengan GREAT Values dan
mengimplementasikan Great Spirit, maka seluruh karyawan Telkomsel akan menjadi
GREAT People. GREAT People inilah yang akan mampu menyusun Great Strategy
dan menghasilkan Great Innovation. Maka Telkomsel akan terus mampu melanjutkan
tradisi kemenangan. Dalam THE TELKOMSEL WAY, nilai respect akan senantiasa
memperlakukan pihak lain dengan sensitivitas budaya, rasa hormat, kepedulian,
kesopanan dan profesionalisme.
Dalam rangka membangun GREAT People inilah, untuk mewujudkan adanya
kepedulian dan rasa memiliki karyawan terhadap Perusahaan, Telkomsel telah
membangun beragam saluran (channel) komunikasi baik yang bersifat satu arah
maupun interaktif. Karyawan diberi kesempatan untuk mengomunikasikan segala hal
yang mampu menunjang terbentuknya iklim kerja yang sehat dan kondusif. Selain
memiliki media internal, Telkomsel juga menyelenggarakan forum coaching dan
counselling yang merupakan media karyawan untuk berinteraksi dengan atasan
langsung. Forum coaching dan counselling lebih diperuntukkan untuk membantu
mengatasi hambatan yang terjadi terkait dengan pencapaian kinerja dan kompetensi.

Usul/rekomendasi kode etik terhadap fenomena


1. Pelembagaan di bidang pendidikan dengan kasus suap/sogokan untuk bisa masuk dan
belajar di perguruan tinggi memang sangat marak. Pergerakannya pun tidak terangterangan. Usul atau rekomendasi yang bisa diberikan adalah bagaimana individu
tersebut menyadari akan kesalahan dan untuk pihak perguruan tinggi harus diperketat
dalam melakukan monitoring seleksi masuk perguruan tinggi. Apabila kedapatan
oknum yang masih melakukan proses suap menyuap, akan diganjar sanksi tegas bagi
kedua pihak atau jika perlu dibawa ke ranah hukum agar menjadi efek jera bagi
kedepannya.
2. Oknum yang mekaukan dan memperkejakaan anak-anak atau anak usia dibawah umur
merupakan subjek yang harus ditindak tegas. Bahwasannya mereka pasti tahu betul
siapa yang mereka pekerjakan. Oleh karena itu, kebijakan stakeholder atau
pemerintah yang tahu akan hal ini harus memberikan sanksi kepada oknum terebut.
Memperkerjakan anak meripakan pelanggaran etika. Untuk orang tua dihimbau untuk
mendampingi anaknya agar tidak masuk kedalam lingkungan yang marjinal. Dengan
cara diberikan pendidikan dan pengarahan yang baik.
3. Dalam kasus proses pelembagaan etika di perusahaan Telkomsel melakukan wujud

pelaksanaa Good Corporate Governance, melalui The Telkomsel Way. Skematik yang
ringkas untuk mencapai tujuan Great people, strategy dan inovation. Tetapi pada
praktiknya, kerjasama tim yang dibangun untuk mencapai itu sangat kompleks. Speed
dan smart yang menjadi jalan mencapai tujuan bisa dilakukan secara individual, tetapi
pada bagian solid, dimana antar pekerja atau staf dituntut untuk menjadi kompak
dalam bekerja, ini yang menjadi permasalahan. Sering kali terjadi miss komunikasi
dalam melakukannya, kesalahpahaman dan kurang nya koordinasi menjadi fatal bagi
perusahaan. Usul atau rekomendasi kode etik terhadap fenomena diatas adalah untuk
tetap bisa meningkatkan dan mempertahankan kondidi komunikasi yang baik antara
pekerja atau staf. Dalam melakukan ini dapat disiasati dengan cara-cara yang fresh
dan fun.

Anda mungkin juga menyukai