Anda di halaman 1dari 2

Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia

Konsep etika di implementasikan dalam bentuk pengawasan organisasi yang didasarkan pada
sosialisasi aturan-aturan, memonitor prilaku dan disiplin karyawan, serta memengaruhi prilaku
melalui pemberian hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang terlalu kuat
pada konsep ini akan berakibat kurang baik pada outcome yang dihasilkan karena karyawan berusaha
untuk tidak terkena hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk meningkatkan mentalitas
yang lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat diwujudkan.

Tujuan utama dam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada
usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang
lebih berarti. Sebagai contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika
tertentu, tetapi standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kerja, reward, sistem
kompetensi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan menimbulkan
perasaan ketidakadilan bagi karyawan.

Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar konsep etika dapat menghasilkan
keputusan yang etis setiap level manajemen sumber daya manusia adalah:
 Hak atas pekerjaan, kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan hak akan hidup.
 Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskriminatif dalam pemberian upah.
 Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi pekerja.
 Hak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan.
 Hak untuk diproses hukum secara sah, hak untuk diperlakukan sama.
 Hak atas rahasia pribadi.
 Hak atas kebebasan suara hati.

Permasalahan yang dialami oleh para pekerja, yaitu.


 Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin naik jabatan
(promosi jabatan).
 Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada media masa.
 Pelatihan-pelatihan yang dilakukan hanya berdasarkan untuk mendapatkan proyek tender
saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak berdasarkan kebutuhan yang ada.
 Pemberian hasil penilaian psikologis kepada seseorang yang berada di luar bidang yang
berwenang. Contohnya, pemberian hasil penilaian psikologis yang dimiliki secara otoritas
oleh bidang HRD dalam proses kegiatan rekrutmen kepada di luar bidang HRD.
 Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak berwenang.

Penjelasan dari Permasalahan di atas, problem pertama permasalahan etika terkait dengan satu di
antara tiga pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar
dan salah yang diatur suatu golongan atau masyarakat. Prilaku kolusi menyogok jelas sekali tindakan
jalur pintas demi mencapai tujuannya. Jalan pintas yang digunakan tidak menjadi masalah jika norma
tersebut bisa diterima masyarakat. Namun, permasalahannya hal itu tidak sesuai dengan norma
kebaikan yang semestinya tertera dalam kehidupan masyarakat. Perjalanan untuk mencapai tujuan
harusnya dilakukan dengan cara yang baik dengan memberikan usaha yang optimal melalui
kemampuan dirinya sendiri. Sehingga, promosi jabatan itu didapat memalui keringat sendiri

Problem etika yang kedua yaitu tentang yang baik dan apa yang buruk. Norma yang baik dalam
masyarakat umum adalah tidaklah etis pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi di cantumkan
dalam media masa yang melibatkan berbagai macam kalangan pihak seperti mencantumkan ras
agama tertentu. Maka akan menimbulkan ketiak suka masyarakat akan hal tersebut.
Permasalahan yang ketiga berkenaan dengan akhlak, kode etik yang ditetapkan dalam dunia sumber
daya manusia tidak dibenarkan jika pelatihan hanya dijalankan semata-mata untuk proyek saja.
Akibatnya hanya dijadikan formalitas saja, hal itu tentu saja merendahkan martabat pelatihan itu
sendiri.

Permasalahan keempat mengenai nilai yang berkaitan dengan akhlak, tidak etis ketika sumber data
mengenai deskriptif psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui oleh banyak pihak.
Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah mendapatkan izin dari orang yang
bersangkutan dan tujuan yang jas kenapa data tersebut dibutuhkan. Selama kedua hal tersebut tidak
terpenuhi tindakan mengetahui hasil psikologis tidak dibenarkan (tidak etis)

Permasalahan yang ke lima yaitu mengenai asas dan nilai yang berkenaan dengan akhlak, gaji
merupakan tanah area pribadi yang secara etis diketahui oleh orang yang bersangkutan dan pihak atas
yang mengelola keuangan. Hal ini jas tidak diperkenankan diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari
pihak yang memiliki otoritas.

Cara yang dilakukan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan di atas dengan cara
menciptakan hubungan kerja yang sukses di antaranya.
 Membentuk komitmen karyawan dan manajemen
 Membuat buku pegangan karyawan
 Sistem pengupahan yang profesional
 Menciptakan suasana kerja yang kondusif
 Menampung keluhan, saran, kritik karyawan

Integrasi konsep Etika dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Implementasi konsep etika ke dalam fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu:
1. Seleksi, dalam hal ini biasanya manajemen menggunakan tes untuk mengukur kemampuan
perkembangan moral untuk menentukan kejujuran dan personalitas serta sebagai alat untuk
melihat karakteristik karyawan. Hal yang penting juga dalam proses seleksi karyawan yang
lebih menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai etika.
2. Orientasi Karyawan, tujuannya adalah mengajarkan norma-norma, attitude, dan belibis yang
berlaku dalam organisasi dengan di komunikasikan melalui presentasi formal dan secara
implisit melalui sejarah dan mitos organisasi.
3. Training, dalam integritas training menanamkan nilai-nilai etika agar karyawan memiliki
lebih luas pengembangannya dan aktivitas Training untuk karyawan memiliki fokus yang
berbeda-beda. Training juga dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan karyawan dan
manajer mengenai kemampuan dalam mengaplikasikan framework etika dalam pemecahan
masalah.
4. Penilaian Kinerja, proses ini dapat diartikan sebagai perwujudan proses keadilan yang
mempunyai kriteria seperti konsisten, bebas dari bias, akurat dapat dikoreksi dan merupakan
representasi kinerja yang seberanya. Karyawan harusnya diberikan keterangan khususnya
untuk hasil yang negatif dan diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.
5. Reward dan Hukuman, pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman perlakuan
kurang etis. Dengan adanya reward diharapkan bahwa tuntunan adanya prilaku yang lebih
beretika tidak dianggap sebagai suatu tambahan beban. Sedangkan, hukuman menyediakan
pembelajaran sosial yang penting bagi karyawan untuk menjadi lebih sadar dan mempunyai
kemampuan dalam menegakkan nilai-nilai dan etika organisasi.

Anda mungkin juga menyukai