-Setiap organisasi punya visi misi dan filosofi pada awal didirikan
-Organisasi perlu sistem seleksi karyawan yang mampu mengevaluasi apakah
kandidat cocok dengan budaya organisasi
-Komitmen manajemen puncak sangat penting dalam pembentukan dan penguatan
budaya organisasi
Refleksi 16.1
Sistem dan budaya Telkom harus terus dikembangkan agar sesuai dengan tuntutan
dan perubahan bisnis guna mewujudkan cita-cita Telkom untuk terus maju, dicintai
pelanggannya, kompetitif pada industrinya dan menjadi role model bagi perusahaan
lainnya. Sejak 2009 Telkom melakukan tranformasi budaya perusahaan disebut “The
Telkom Way”, dilanjutkan penetapan Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya (AKBP)
Perusahaan Telkom Grup pada tahun 2013.
(Sumber: https://panjisatria15.wordpress.com)
Kode Etik Telkom
Setiap tahun, Telkom mengirimkan materi sosialisasi kapada karyawan tentang
pemahaman GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko,
pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI,
menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan
praktik tata kelola perusahaan. Telkom juga menyelenggarakan program survei online
etika bisnis dengan populasi seluruh karyawan melalui media portal/intranet yang
diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk menjalankan etika bisnis.
Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit secara
internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404. Audit tersebut
dijalankan dalam rangka penerapan control environment sesuai skema kerja
pengendalian internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat entitas.
BUDAYA PERUSAHAAN “The Telkom Way” merupakan budaya perusahaan atau
nilai-nilai perusahaan yang dimiliki Telkom sejak tanggal 10 Juni 2013 yang yang
ditetapkan oleh Direksi melalui surat Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, tentang Arsitektur Kepemimpinan dan
Budaya Perusahaan. Selanjutnya pedoman implementasi Budaya Perusahaan di
lingkungan Telkom Group ditetapkan dalam Peraturan Direktur Human Capital &
General Affair Telkom tentang Budaya Perusahaan Telkom Group.
Teori HAM : menurut teori ini etis, karena perusahaan telah menerapkan
ketentuan yang berlaku.
Refleksi 16.2
Kembali membaca ilustrasi bab ini dan identifikasi dengan menggunakan tiga lapisan
bangunan budaya organisasi. Bagian mana yang merupakan asumsi dasar, nilai-nilai,
dan artefak. Jelaskan!
Jawaban:
Budaya organisasi terdiri dari tiga lapisan dengan ilustrasi pada bab ini, yaitu:
a. Asumsi dasar (basic assumptions), filosofi pada poin ke 1 menjadi asumsi dasar
dikarenakan perusahaan diasumsikan melakukan praktik bisnis yang
bertanggungjawab dan etis.
c. Artefak dan simbol (artefacts and symbols), menjadi yang mendasari pada asumsi
dasar dan nilai-nilai yang tercantum pada poin ke 4 dan 5 dikarenakan selama 2015
tidak ada tuduhan apapun atau tindakan hukum terhadap perusahaan terkait dengan
anti persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli ataupun korupsi.
• Teologi, merupakan etis dikarenakan semua lapisan tersebut bertujuan baik untuk
perusahaan dan karyawan.
• Deontologi, tidak etis dikarenakan ke-3 lapisan tersebut memiliki kaitan dengan
tujuan dan konsekuensinya
• HAM, merupakan etis dikarenakan bahwa asumsi dasar, nilai-nilai dan artefak telah
mengoptimalkan kinerja karyawan agar perusahaan mencapai tujuannya dan hal ini
juga telah dibuktikan pada poin ke 4 dan 5 bahwa tidak ada tuduhan apapun atau
tindakan hukum terhadap perusahaan terkait dengan anti persaingan, anti-trust, serta
praktik monopoli ataupun korupsi.
• Teonomi, merupaka etis dikarenkan dijalankan sesuai dengan karakter moral yang
diharapkan.
Artikel
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari
Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari
Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis
pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat
nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga
mengekspor produknya ke luar Indonesia.
https://www.kompasiana.com/gandiwijaya/5ca99a04a8bc150ad13ff783/kasus-
pelanggaran-etika-bisnis-oleh-pt-megasari-makmur?page=all
Analisis:
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan
biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama
sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan
perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan
bersama-sama itu?
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan
bebas apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung
jawab. Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang
menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan
bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai
tindakan kelompok, dan konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan
individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut.