Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Dasar Bisnis dan Manajemen

DISUSUN OLEH:

BUGENVILE PHLIA

1951063

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2019/2020
Contoh Perusahaan yang sudah menjalankan etika bisnis dan tanggung jawab sosial

1. Etika Bisnis Dan Budaya Perusahaan PT Telkom

Telkom senantiasa memegang teguh moral dan etika yang merupakan landasan penerapan
GCG. Seiring waktu pembelajaran kami dalam mengelola GCG, maka penerapannya
membentuk kesadaran hukum dan menghasilkan karyawan yang peka terhadap tanggung
jawab sosial serta dicintai pelanggan.

Panduan Perilaku (Code of Conduct)

Sebagai panduan perilaku bagi seluruh insan Perseroan, kami menerbitkan Keputusan Direksi
No.KD.201.01/2014 tentang Etika Bisnis di Lingkungan Telkom Group.

Telkom memiliki perangkat etika bisnis, yang merupakan standar perilaku karyawan dalam
berhubungan dengan pelanggan, pemasok, kontraktor, sesama karyawan dan pihak-pihak lain
yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

Pemberlakuan Penerapan Kode Etik Bagi Dewan Komisaris, Direksi Dan Karyawan

Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (“SOA”) 2002 section 406, Telkom menjalankan kode
etik yang berlaku bagi seluruh level organisasi, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat
kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat dilihat pada website
kami http://www.telkom. co.id/hubungan-investor/tata-kelola-perusahaan/ kode-etik/

Untuk setiap perubahan dan pengesampingan terhadap kode etik Telkom informasikan
melalui website tersebut.

Sosialisasi Dan Upaya Penegakan Etika Bisnis

Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang tata nilai dan etika
bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus assessment yang
dilaksanakan setiap tahun. Materi tersebut berkaitan dengan pemahaman GCG, etika bisnis,
pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (“SOA”),whistleblowing,
pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang
terintegrasi terkait dengan praktik tata kelola perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui
program survei etika bisnis dengan populasi seluruh karyawan. Survei dilakukan
secara online, melalui media portal/intranetyang diakhiri dengan pernyataan kesediaan
karyawan untuk menjalankan etika bisnis. Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut
hasil survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA
404 terkait dengan penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian
internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat entitas.

Budaya Perusahaan

Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis untuk
mewujudkan cita- cita agar Telkom terus maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di
industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan
transformasi budaya baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan ditetapkannya
Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (“AKBP”) Telkom Group. Secara
lengkap Budaya Perusahaan digambarkan sebagai berikut:

Philosophy to be the Best: Always The Best

Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam
setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini
diterjemahkan “terbaik”. Karyawan yang memiliki spirit Ihsan akan selalu memberikan hasil
kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan
dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari
ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut setiap
insan Telkom memiliki integritas (integrity), antusiasme (enthusiasm), dan totalitas (totality).

Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart

Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang
sekaligus menjadi core valuesatau great spirit.

Practices to be the Winner : Imagine – Focus – Action Practices to be the Winner dari The
Telkom Way adalah IFA yakniImagine, Focus, Action sekaligus sebagai Key Behaviors.

Evaluasi Implementasi Etika Bisnis Dan Budaya

Perusahaan

Setiap tahun Telkom melakukan survei internal untuk mengetahui efektivitas penerapan
budaya Perusahaan dan etika bisnis, PT Telkom menyebutnya dengan istilah Etika
Bisnis Family Survey. Beberapa pertanyaan ditujukan kepada karyawan dilakukan
secara online agar dapat menjangkau semua karyawan secara cepat, meliputi: GCG, Etika
Bisnis, Tata NilaiThe Telkom Way, anti fraud, pengendalian internal, pakta integritas,
whistleblowing system, dan lain-lain. Hasil survei pada tahun 2011, 2012,2013 dan 2014
adalah 74,87 poin, 79,07 poin, 75,80 dan 89,35 poin dari skala 100 poin. Hasil survei tahun
2014 meningkat 13,55 poin dari tahun sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat
pemahaman karyawan terhadap etika bisnis semakin meningkat dari tahun ke tahun.

2. Etika Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero)

Kebijakan Larangan Gratifikasi dan anti Suap Perusahaan telah menerapkan kebijakan yang
melarang pemberian dan penerimaan setiap bentuk uang, hadiah atau kenikmatan atau
manfaat, pemberian diskon, pinjaman, penyediaan fasilitas akomodasi, transportasi atau
halhal sejenis lainnya yang terkait dengan bisnis perusahaan kepada dan dari pejabat, rekan
kerja, mitra bisnis atau pihak-pihak lain atau dari siapapun yang terkait dengan kedudukan
atau tugasnya sebagai petugas senior atau karyawan Perusahaan yang diduga akan
mempengaruhi pengambilan suatu keputusan.

Kebijakan dan prosedur Pelaporan (whistle blower) Sebagai salah satu usaha peningkatan
penerapan prinsip prinsip Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan PIHC beserta
seluruh jajaran anak perusahaannya, pada tanggal 30 Mei 2008, bertempat di gedung
Bidakara, Jakarta, telah dilaksanakan penandatangan Piagam Pakta Integritas yang dilakukan
oleh seluruh Direksi dan Komisaris Utama PIHC beserta seluruh jajaran anak perusahaannya.
Selaku perwakilan dari PIHC, penandatanganan piagam tersebut dilakukan oleh Direktur
Utama, Bpk. Dadang Heru Kodri. Acara tersebut juga dilengkapi dengan pembekalan
mengenai Etika Bisnis yang disampaikan oleh Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
saat itu, Bpk. Antasari Azhar.

Inti Pakta Integritas tersebut adalah pernyataan Direksi dan Komisaris Utama yang
memegang teguh dan bertanggung jawab atas penerapan prinsip-prinsip dasar Integritas di
lingkungan PIHC dengan tujuan untuk melaksanakan usaha yang bersih, transparan,
profesional dan pembentukan Whistle Blowing System (M-18) serta bertindak jujur, dapat
dipercaya, menghindari konflik kepentingan dan tidak mentolerir suap.

Pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance itu tidak hanya wajib dilakukan oleh
pihak Direksi dan Komisaris saja, tetapi juga wajib dilaksanakan oleh seluruh karyawan
untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pakta integritas yang telah ditandatangani.

Kebijakan Anti Fraud Perusahaan melarang anggota Komisaris, Direksi, dan seluruh
karyawan PIHC dan pihak terkait untuk melakukan dan memasuki setiap transaksi negatif
(fraud). Apabila transaksi tersebut terjadi, maka setiap pihak yang terlibat akan dikenai
sanksi, penahanan dan tuntutan sesuai hukum yang berlaku.

Kebijakan Keterlibatan Dalam Politik Kebijakan Perusahaan mengharuskan Direksi dan


karyawan yang mewakili Perusahaan dalam setiap urusan Pemerintah dan politik, untuk
patuh terhadap setiap perundang-undangan yang mengatur keterlibatan perusahaan dalam
urusan publik.

3. Pedoman Etika Perusahaan Semen Indonesia

Perseroan senantiasa mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan berkomitmen untuk
mengimplementasikannya, serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkatan
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pedoman perilaku dipatuhi dan dijalankan
dengan baik pada jajaran masing-masing.

Sebagai perusahaan publik, Perseroan bertanggung jawab untuk memenuhi harapan


pemegang saham dan pemangku kepentingan (stakeholders). Perseroan dikelola secara
profesional dengan senantiasa menjaga dan membina hubungan dengan semua pemangku
kepentingan (stakeholders) sesuai standar etika bisnis. Dalam mengemban tanggung jawab
tersebut, Perusahaan menerapkan Pedoman GCG secara konsisten, yang ditunjang dengan
standar etika perilaku bisnis dan individu yang dituangkan dalam Pedoman Kode Etik Semen
Indonesia.

Pedoman tersebut memberikan petunjuk praktis dan pedoman perilaku bagi seluruh organ
perusahaan, pegawai perusahaan, entitas anak dan afiliasi serta Pemangku Kepentingan
(stakeholders) lainnya yang harus dipatuh dalam berinteraksi dengan semua pihak, dan harus
dijadikan landasan dalam proses pengambilan keputusan, serta sebagai sarana untuk
menciptakan lingkungan kerja yang positif dalam mendukung terlaksananya kegiatan
perusahaan dengan baik dan benar, dalam batas-batas norma dan etika berusaha sesuai
dengan Pedoman GCG.
4. PT POS INDONESIA Dalam Menerapkan Etika Bisnis

Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah dengan
cara menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
Maksud dan tujuan penerapan Good Corporate Governance di Perusahaan adalah sebagai
berikut:
1. Memaksimalkan nilai Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar Perusahaan memiliki daya
saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.
2. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian.
3. Mendorong agar manajemen Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan
terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perusahaa.
4. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional
5. Meningkatkan nilai investasi dan kekayaan Perusahaan
A. PEDOMAN ETIKA BISNIS DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
1. LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS DAN TATA PERILAKU
(CODE OF CONDUCT)
a) Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan penjabaran dari praktik-praktik Good
Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Keputusan bersama Komisaris dan
Direksi PT Pos Indonesia nomor: KD.74/Dirut/1209 dan nomor: 649/Dekom/1209 tanggal 22
Desember 2009 tentang Panduan Penerapan Good Corporate Governance di PT Pos
Indonesia (Persero), khususnya yang tercantum dalam Bab VII, yaitu Kebijakan perusahaan
tentang perilaku Etis/Etika Bisnis.
b) PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari Bisnis
untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code of Conduct ini merupakan salah satu
wujud komitmen tersebut dalam menjabarkan Tata Nilai Dasar PT POS INDONESIA
(Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata perilaku.
c) Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan perilaku
bagi Direksi dan pekerja sebagai Insan POS INDONESIA dalam mengelola perusahaan guna
mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.
2. TUJUAN ETIKA BISNIS DAN TATA (CODE OF CONDUCT)
Penerapan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk :
a) Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan Misi perusahaan.
b) Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan POS
INDONESIA dalam melaksanakan tugas.
c) Menjadi acuan perilaku insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.
d) Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan POS INDONESIA dapat menilai bentuk
kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui keragu-
raguan dalam bertindak.
3. STANDAR ETIKA BISNIS POS INDONESIA
Sedangkan standar-standar etika bisnis yang diterapkan oleh POS Indonesia antara lain :
1) Etika perusahaan tentang integritas dalam aktiva bisnis dan pekerjaan
2) Etika perusahaan dengan pemegang saham
3) Etika perusahaan dengan pekerja ( hubungan industrial )
4) Etika perusahaan dengan konsumen
5) Etika perusahaan dengan pesaing
6) Etika perusahaan dengan penyedia barang dan jasa/rekaan
7) Etika perusahaan dalam pengadaan dan kontrak pekerjaan
8) Etika perusahaan dengan mitra kerja POS Indonesia
9) Etika perusahaan dengan kreditur / investor POS Indonesia
10) Etika perusahaan dengan pemerintan
11) Etika perusahaan dengan masyarakat
12) Etika perusahaan dengan media massa
13) Etika perusahaan dengan pengelolaan lingkungan
14) Etika perusahaan dengan organisasi profesi POS Indonesia.

5. PT Garuda Indonesia
Garuda Indonesia telah mengumandangkan 5 (lima) nilai-nilai Perusahaan, yaitu
eFficient & effective; Loyalty; customer centricitY; Honesty & Openness dan Integrity yang
disingkat menjadi "FLY HI" sejak tahun 2007, dilanjutkan dengan rumusan code of conduct
yang diluncurkan pada tahun 2008. Tata nilai FLY HI dan etika Perusahaan merupakan soft
structure dalam membangun Budaya Perusahaan sebagai pendekatan yang digunakan Garuda
untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Pada tahun 2011, perusahaan menetapkan etika bisnis dan etika kerja perusahaan melalui
Surat Keputusan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.
JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11 Maret 2011.
Etika bisnis dan etika kerja tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari pedoman
perilaku (code of conduct) yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Utama PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk No.JKTDZ/SKEP/50002/08 tanggal 14 Januari 2008 tentang
Nilai-nilai Perusahan dan Pedoman Perilaku (code of conduct) Insan Garuda Indonesia.
Penyempurnaan dilakukan berdasarkan umpan balik dari hasil proses implementasi
internalisasi serta rekomendasi hasil GCG assessment tahun 2009. Etika Bisnis dan Etika
Kerja Perusahaan merupakan himpunan perilaku-perilaku yang harus ditampilkan dan
perilakuperilaku yang harus dihindari oleh setiap Insan Garuda Indonesia.
Etika dan perilaku tersebut dalam hubungannya dengan:
A. Hubungan Sesama Insan Garuda.
B. Hubungan dengan Pelanggan, Pemegang Saham dan Mitra Usaha serta Pesaing.
C. Kepatuhan Dalam Bekerja, mencakup Transparansi Komunikasi dan Laporan
Keuangan; Penanganan Benturan Kepentingan; Pengendalian Gratifikasi; Perlindungan
Tehadap Aset Perusahaan dan Perlindungan Terhadap Rahasia Perusahaan.
D. Tanggung jawab Kepada Masyarakat, Pemerintah dan Lingkungan.
E. Penegakan Etika Bisnis dan Etika Kerja mencakup: Pelaporan Pelanggaran; Sanksi
Atas Pelanggaran; Sosialisasi dan Pakta Integritas.
Tata nilai, etika bisnis dan etika kerja merupakan tanggung jawab seluruh Insan Garuda
Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama Perusahaan
dalam Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja Perusahaan serta sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk No. JKTDZ/SKEP/50023/11 tanggal 11
Maret 2011, ketetapan ketiga bahwa seluruh pegawai Perusahaan wajib memahmai,
menerapkan dan melaksanakan Etika Bisnis dan Etika Kerja serta menandatangani
"Pernyataan Pakta Integritas Kepatuhan Terhadap Etika Perusahaan."
Internalisasi nilai-nilai dan etika Perusahaan dilakukan secara intensif melalui berbagai
saluran komunikasi, pelatihan dan terintegrasi dengan sistem penilaian pegawai. Sosialisasi
melalui saluran komunikasi internal perusahaan baik cetak maupun elektronik, tatap muka
dan diskusi ke semua Unit Kerja baik di kantor Pusat maupun di Kantor Cabang serta melalui
program pelatihan. Melalui proses sosialisasi, pada tahun 2011 ini jumlah pegawai yang telah
menandatangani lembar komitmen kepatuhan terhadap etika Perusahaan telah mencapai
2.980 pegawai dari berbagai profesi dan unit
kerja. Jumlah tersebut berarti sudah mencapai lebih dari separuh dari total pegawai
Perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan whistleblowing system sebagai alat
manajemen untuk membantu penegakkan etika perusahaan. Melalui system ini diharapkan
semua pemangku kepentingan mau melaporkan dugaan pelanggan etika yang dilakukan oleh
oknum Pegawai Garuda.
Etika bisnis dan etika kerja serta whistleblowing system disosialisasikan pula kepada
Mitra Usaha sehingga dapat membantu proses penegakkan etika di perusahaan serta bersama-
sama menciptakan lingkungan bisnis yang bersih dan bermartabat. Tata nilai "FLY HI" dan
etika Perusahaan merupakan soft structure untuk membangun Budaya Perusahaan sebagai
pendekatan yang digunakan Garuda untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance).

3. Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah


perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada
pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor
menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik
tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan
kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan
yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.

4. Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun
ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru.
Pungutan sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah
diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini
kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam
sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini
Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.

5. Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah
perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming
industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu
besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur
transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada dari skilus bisnisnya,
Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring dengan booming indutri
energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchants dan bahkan Enron disebut
sebagai ”spark spead” Cerita pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti
peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron
meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan
penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada
tahun 2001.
Kesimpulan:

Pedoman Kode Etik sebagai sarana untuk terciptanya hubungan yang harmonis, sinergis, dan
saling menguntungkan antara pemangku kepentingan dengan perusahaan..

Pedoman Kode Etik Perusahaan ini digunakan sebagai landasan untuk membentuk dan
mengatur tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip berkesadaran etis (ethical
sensibility), berpikir etis (ethical reasoning), dan berperilaku etis (ethical conduct) sebagai
bagian upaya menumbuhkan integritas yang tinggi. Pada akhirnya, integritas tinggi yang
menyertai penerapan tata kelola yang baik akan menjamin perwujudan visi, misi, falsafah,
nilai-nilai, dan budaya perusahaan.

Pokok-Pokok Kode Etik

Pedoman Kode Etik Perseroan menjelaskan kebijakan perilaku perusahaan, jenis-jenis


pelanggaran, mekanisme pengaduan pelanggaran dan sanksi bagi pelanggaran yang terjadi.
Kebijakan perilaku mengatur hal-hal yang menjadi tanggung jawab Perseroan, individu
jajaran Perseroan maupun pihak lain yang melakukan bisnis dengan Perseroan, meliputi:

 Etika Bisnis Perseroan.

Merupakan penjelasan tentang bagaimana sikap dan perilaku Perseroan sebagai suatu entitas
bisnis bersikap, beretika, dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan
Perseroan dengan kepentingan stakeholder sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilainilai
korporasi yang sehat.

 Etika Perilaku Individu.

Merupakan penjelasan tentang bagaimana individu jajaran perseroan dalam berhubungan,


bersikap, beretika dan bertindak sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai