Anda di halaman 1dari 22

Bisnis Etik

PT Askrindo (Persero)
Tugas UTS Mata Kuliah Bisnis Etik dan Good Government
Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Disusun:
Wahyu Nor Maryono (NIM: 55117120181)
Etika Bisnis pada PT Askrindo (Persero)

Abstrak

Setiap perusahaan ingin selalu meningkatkan nilai dan pertumbuhan bisnisnya dalam
jangka panjang. Hal ini untuk memenuhi kepentingan para pemilik modal maupun pemangku
kepentingan. Untuk mewujudkannya diperlukan pedoman yang harus diterapkan yaitu dengan
menjalankan etika bisnis dan etika kerja.

Pada tulisan ini akan dijelaskan tentang penerapan etika bisnis pada PT Askrindo (Persero).
Penerapan etika bisnis oleh PT Askrindo (Persero) untuk dijadikan pedoman dalam mewujudkan
tujuan perusahaan.

Kata kunci: etika bisnis, manajemen.

Abstract

Every company wants to always increase the value and growth of its business in the long
term. This is to meet the interests of capital owners and stakeholders. To make it happen, a
guideline must be applied, namely by carrying out business ethics and work ethics.

In this paper, we will explain the application of business ethics to PT Askrindo (Persero).
The application of business ethics by PT Askrindo (Persero) to be used as a guide in realizing the
company's goals.

Keywords: business ethics, management.


Pendahuluan

Latar Belakang

Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila
menjalankan bisnis (Jeff Madura, 2001).

Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang
sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis
(Muslich,1998:4).

Beberapa ahli ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan- batasan sosial,
ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto,
2005).

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika bisnis


merupakan aturan yang harus dijalankan oleh pelaku bisnis untuk menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis dengan memperhatikan batasan – batasan yang berlaku dimasyarakat.

Dengan adanya etika bisnis yang diterapkan pada perusahaan, diharapkan dapat menjadi
pemersatu para pegawai yang berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda – beda.
Jika kondisi ini terwujud, maka para pegawai akan merasakan lingkungan kerja yang aman dan
nyaman, sehingga paegawai dapat fokus dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di
perusahaan. Di sisi pelanggan pun akan dapat merasakan pelayanan yang maksimal sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka. Dengan demikian akan tercipta loyalitas dari para pelanggan
yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. PT Askrindo (Persero) adalah
perusahaan yang menjalankan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Dengan memberikan
prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan
kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. PT Askrindo (Persero) mengelola dan
mengembangkan bisnis PT Askrindo (Persero) secara bertanggung jawab dan berkesinambungan.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengetahui apakah PT Askrindo (Persero)


menerapkan etika bisnis dalam kegiatan bisnisnya.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui penerapan bisnis etik oleh PT
Askrindo (Persero) dalam kegiatan bisnisnya.

Literature Review

Pengertian Etika Bisnis

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir.

Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-
belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,2000).

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas,
ataupun masyarakat.

Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk
untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator
dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka
berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntung sepererti ini, misalnya bisnis koperatif
yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Modelbisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau
serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki 3
penggunaan, tergantung skup penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha,
yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya
“bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti apabila
menjalankan bisnis (Jeff Madura, 2001).

Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang
sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis
(Muslich,1998:4).

Beberapa ahli ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan- batasan sosial,
ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto,
2005).

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap
yang professional.

Pembentuk Nilai Etika

Menurut Mamduh (2003:74) etika individu dipengaruhi atau dibentuk oleh beberapa hal:

1. Keluarga Keluarga merupakan tempat tumbuhnya seorang individu, karena keluarga


mempunyai pengaruh penting dalam pembentukan etika seorang individu. Individu
akan berperilaku mencontoh perilaku orang tuanya atau keluarga dekat, atau
berperilaku seperti yang disusruh oleh orang tuanya.
2. Pengaruh Faktor Situasional Siatuasi akan menentukan etika individu. Sebagai contoh,
jika seseorang mencuri barangkali mempunyai alasan karena ia membutuhkan uang
tersebut karena anakanya sakit. Meskipun nampaknya jalan yang diambil merupakan
jalan pintas, tetapi situasi semacam itu membantu memahami kenapa seseorang dapat
melakukan tindakan yang tidak etis.
3. Nilai, Moral, dan Agama. Seseorang yang memprioritaskan sukses pribadi dan
pencapaian tujuan keuangan tentunya mempunyai perilaku yang lain dibandingkan
mereka yang memprioritaskan untuk menolong orang lain. Keputusan dan perilaku
manajer seringkali dipengaruhi oleh kepercayaanya.
4. Pengalaman Hidup Selama hidupnya, manusia mengalami banyak pengalaman baik
maupun yang jelek. Pengalaman tersebut merupakan proses yang normal dalam
kehidupan seseorang. Pengalaman tersebut akan membentuk etika seseorang. Sebagai
contoh, seseorang yang mencuri kemudian tidak tertangkap barangkali akan terdorong
mencuri kembali di masa mendatang. Sebaliknya, jika ia tertangkap dan dihukum,
dapat membuatnya jera untuk melakukan pencurian lagi.
5. Pengaruh teman-teman sebaya terutama akan berpengaruh terhadap pembentukan
etika seseorang. Contoh yang paling baik adalah masa anak-anak. Jika seorang anak
berteman dengan anak yang nakal, maka ada kecenderungan anak teresbut tertular
nakal. Demikian juga dengan teman pernainan pada waktu seorang individu menginjak
remaja. Jika lingkungan mempunyai standar etika yang tinggi, seorang individu akan
cenderung mempunyai etika yang tinggi juga.

Prinsip-Prinsip Etika dan Perilaku Bisnis

Menurut pendapat Michael Josephson dalam Pandji (2007:125), secara universal, ada 10
prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:

1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, tidak curang, dan tidak berbohong.


2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan terhormat, tulus hati, berani
dan penuh pendirian, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling percaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara;
jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan; begitu juga dalam suatu konteks professional, jaga/lindungi kemampuan
untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hindari hal yang tidak
pantas dan konflik kepentingan.
5. Kewajaran/Keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui
kesalahan; dan memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual
dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain. Seema Gupta
(2010:11) menyatakan bahwa konsep keadilan secara tradisional telah berkaitan
dengan hak dan kewajiban.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, barbaik hati, belas kasihan, tolong
menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang
lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati
kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun,
jangan merendahkan diri seseorang, jangan memperlakukan seseorang dan jangan
merendahkan martabat orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam hal baik dalam pertemuan
personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan,
rajin dan penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan yang terbaik berdasar
kemampuan, mengmbangkan, dan memperhahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu memilki tanggung jawab, menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu mencari contoh.

Sementara Sonny Keraf dalam Sorta (2008:18) menyebutkan bahwa secara umum ada lima
prinsip etika bisnis, yaitu: 1. Prinsip Otonomi 2. Prisip Kejujuran 3. Prisip Keadilan 4. Prinsip
Saling Menguntungkan, dan 5. Prinsip Integritas Moral.

Cara-cara Memepertahankan Standard Etika

Menurut Pandji (2007:127), ada beberapa cara untuk mempertahankan standar etika,
dianataranya adalah sebagai berikut:

1. Ciptakan kepercayaan perusahaan, kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-


nilai perusahaan yang berdasar tanggung jawab etika bagi stakeholders.
2. Kembangkan kode etik, kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku
dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dan karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten, manajer harus mengambil tindakan
apabila merasa melanggar etika. Bila karyawan mengetahui, bahwa yang melanggar
etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan, akhir dari semua keputusan setiap etika sangat tergantung
pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsipprinsip moral dan nilai-
nilainya merupakan jaminan yang terbaik untuk menghindari penyimpangan etika.
Untuk membuat keputusan-keputusan etika seseorang harus memiliki :
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan
sesuatu yang benar.
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi etika dari suatu
situasi
c. Kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran
moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika, balai kerja merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic, audit merupakan cara yang terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu
sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekedar iseng.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hapus aturan. Tidak ada
seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan tetapi manajer bisa saja
membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan.
Standar tingkah laku sangat penting untuk menekankan bahwa betapa pentignya etika
dalam organisasi. Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa
dinegoisasi atau ditawartawar.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat. Etika diawali dari atasan, atasan harus
memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah sangat
penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan untuk
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memebrikan umpan balik tentang bagaimana standar etika
dipertahankan.

Manfaat Etika Bisnis


Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Oleh karena
itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut
didasarkan atas keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika bisnis dalam
kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich, 2004:60-61):
1. Perusahaan menjadi Tepercaya oleh Pelanggan
2. Perusahaan memiliki Citra yang Baik di mata Pelanggan
3. Perusahaan memiliki Budaya yang Khas dan menjadi Keunggulan
4. Perusahaan memperhatikan Kepentingan Bersama
5. Perusahaan merasa Nyaman dalam Berbisnis
6. Perusahaan dapat Mengurangi Biaya Tak Terduga
7. Perusahaan dapat Memaksimalkan Keuntungan
8. Perusahaan dapat Mencegah Terjadinya Kerugian akibat Keteledoran
9. Karyawan dan Anggota Perusahaan menjunjung Nilai Moral
10. Karyawan dan Anggota Perusahaan memiliki Motivasi Bekerja yang Baik
11. Karyawan dan Anggota Perusahaan mampu Mengembangkan Jati Diri
12. Karyawan dan Anggota Perusahaan memiliki Pengendalian Diri yang Baik
13. Tercipta Persaingan yang Sehat dalam Perusahaan
14. Tercipta Saling Percaya yang Kuat dalam Perusahaan
15. Tercipta Atmosfer Kerja yang Baik
16. Tercipta Hubungan yang Harmonis antar Anggota Perusahaan

Metode
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
studi literature yang berkaitan dengan etika bisnis. Informasi didapatkan dari artikel, modul dan
internet.
Sugiyono mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.

Diskusi dan Hasil

Profil Perusahaan

PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero) merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam asuransi/penjaminan, tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Sejak pemerintah menyusun dan menetapkan REPELITA I tahun 1969, yang salah satu
sasaran pokok rencana tersebut adalah pemerataan hasil-hasil pembangunan dalam bidang
kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan sekaligus merangsang pertumbuhan lapangan
kerja. Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil langkah konkrit antara lain
dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara mengatasi salah satu aspek usaha
yang penting yaitu aspek pembiayaan.

Berdiri tanggal 6 April 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
1/1971 tanggal 11 Januari 1971, untuk mengemban misi dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia. Peran PT.
Askrindo (Persero) dalam pemberdayaan UMKM adalah sebagai lembaga penjamin atas kredit
yang disalurkan oleh perbankan kepada UMKM.

Sesuai dengan Visi dan Misinya, PT. Askrindo (Persero) senantiasa menjalankan peran dan
fungsinya sebagai Collateral Subtitution Institution, yaitu lembaga penjamin yang menjembatani
kesenjangan antara UMKM yang layak namun tidak memiliki agunan cukup untuk memperoleh
kredit dengan lembaga keuangan, baik perbankan maupun lembaga non bank (feasible tetapi tidak
bankable).

Sejalan dengan berubahnya waktu, saat ini PT. Askrindo (Persero) memiliki lima lini usaha
yaitu Asuransi Kredit Bank, Asuransi Kredit Perdagangan, Surety Bond, Customs Bond dan
Asuransi Umum. PT. Askrindo sejak tahun 2007 melaksanakan program pemerintah dalam rangka
Inpres 6/2007 atau yang lebih dikenal sebagai penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dalam
pelaksanaannya bersama dengan Askrindo memberikan penjaminan atas kredit yang disalurkan
oleh tiga Bank pelaksana yaitu: Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan tulang punggung
kekuatan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Menguatnya
permodalan UMKM akan memberikan multiplier effects berupa tumbuhnya kegiatan usaha yang
diikuti dengan terbukanya lapangan kerja serta meningkatkan nilai usaha. Terciptanya UMKM
yang tangguh pada tahap berikutnya mampu memberikan kontribusi dalam menekan angka
pengangguran dari kemiskinan di Indonesia.
Askrindo senantiasa mengembangkan sayap usahanya untuk memberikan layanan yang
prima, dengan didukung oleh Kantor Cabang berjumlah 60 Kantor yang tersebar di 34 Provinsi
seluruh Indonesia.

Visi

Menjadi Perusahaan penanggung risiko yang unggul dengan layanan global guna mendukung
perekonomian nasional.

Misi

- Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko yang mendukung pembangunan ekonomi


nasional terutama program Pemerintah dalam pengembangan UMKMK dan usaha korporasi
lainnya;
- Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko dengan layanan global;
- Memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan dengan menerapkan Tata Kelola
Perusahaan yang baik, Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan Manajemen Risiko.

Nilai-nilai Budaya Korporasi:


- Integritas
Menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, mematuhi ketentuan yang berlaku, konsisten
memelihara Etika, dan terbuka terhadap kritik yang membangun.
- Profesional
Bekerja dengan penuh tanggung jawab, komitmen untuk memberikan hasil yang terbaik, atau
melebihi harapan, senantiasa meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, mempunyai
pandangan yang luas, serta mengedepankan kepentingan korporasi di atas kepentingan lainnya.
- Kerjasama
Semangat untuk mengutamakan kebersamaan, bersikap saling membantu dan menghargai
untuk mencapai kinerja korporasi yang efektif dan efisien.
- Inovasi
Menginisiasi gagasan serta melakukan perubahan terus menerus untuk perbaikan dan
pengembangan korporasi.
- Unggul
Dorongan untuk selalu menjadi terbaik dibidangnya, yang dihasilkan dari upaya yang terbaik.

PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PT Askrindo (Persero) melakukan kegiatan usahanya dengan cara yang dapat


dipertanggungjawabkan yang mencerminkan perhatian tidak hanya kepada Pemegang Saham
tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan Perusahaan (stakeholders). Berikut
prinsip – prinsip yang diterapkan pada perusahaan:

- Transparency (Transparansi)
Yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan
dan penyediaan informasi yang relevan mengenai Perusahaan, yang mudah diakses oleh
Pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang perasuransian
serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat.

- Accountability (Akuntabilitas)
Yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ Perusahaan sehingga
kinerja Perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif dan efisien.

- Responsibility (Pertanggungjawaban)
Yaitu kesesuaian pengelolaan Perusahaan Perasuransian dengan peraturan perudang-undangan
yang berlaku, di bidang perasuransian nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik
penyelenggaraan usaha yang sehat.

- Independency (Kemandirian)
Yaitu keadaan dimana Perusahaan dikelola secara mandiri dan professional serta bebas dari
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang perasuransian yang berlaku dan nilai-nilai etika serta
standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat.
- Fairness (Kewajaran)
Yaitu Kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam memenuhi hak- hak pemangku
kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan perundang-undangan, dan nilai-nilai
etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha yang sehat.

Etika Bisnis di PT Askrindo (Persero)

A. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan merupakan standar perusahaan
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Memahami hukum dan peraturan yang berlaku di
segala aktivitas harus dihayati oleh Insan Perusahaan dalam setiap kegiatan bisnis melalui
komitmen sebagai berikut:
1. Seluruh insan perusahaan berkewajiban untuk memahami, mematuhi dan melaksanakan
kebijakan/peraturan yang diterbitkan oleh perusahaan dan peraturan perundang-undangan
secara konsisten.
2. Setiap insan perusahaan harus menghindari setiap tindakan dan perilaku yang dapat
menimbulkan pelanggaran terhadap hukum dan perundang-undangan.
3. Segala bentuk ketidakpatuhan yang dilakukan insan perusahaan terhadap hukum dan
perundang-undangan tidak dapat ditolerir dan akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat
ketidakpatuhannya
4. Setiap insan perusahaan tidak melakukan tindakan yang melawan hukum dengan pihak lain
yang merugikan perusahaan, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerjasama dengan pihak
lain
5. Mengedepankan penyelesaian dengan jalur musyawarah mufakat dalam setiap
permasalahan dan apabila tidak tercapai kesepakatan maka digunakan jalur hukum dan
menghormati proses hukum dan keputusan yang dihasilkan.

Hal-hal yang perlu mendapat ketegasan terkait permasalahan hukum dan perundang-undangan
agar dikonsultasikan dengan unit kerja terkait yaitu Divisi Hukum dan Pemulihan Asset dan
dalam hal diperlukan dapat meminta pihak konsultan hukum independen diluar perusahaan.

B. KEPEDULIAN TERHADAP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


LINGKUNGAN HIDUP
Visi K3LH Perusahaan adalah mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, produktif,
mandiri, efektif, dan efisien dalam segala aspek aktivitas Perusahaan.
Pengelolaan K3LH sangat penting untuk keberhasilan aktivitas usaha Perusahaan. Menerapkan
dan memelihara perilaku yang dapat mewujud kan K3LH merupakan tanggung jawab bersama
dari seluruh Insan Perusahaan.
Oleh karena itu bagi insanPerusahaan harus:
1. mematuhi ketentuan perundangan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
berlaku.
2. Menciptakan dan menjaga lingkungan kerja yang aman serta mengutamakan tindakan
pencegahan yaitu yang bersifat menghindari terjadinya kecelakaan.
3. Menangani masalah pencemaran lingkungan hidup yang terjadi dengan efektif dan efisien.
4. Memahami dan mematuhi seluruh prosedur Keselamatan dan kesehatan Kerja yang telah
ditetapkan.

C. PEMBERIAN KESEMPATAN YANG SAMA KEPADA KARYAWAN UNTUK


MENDAPA TKA N P EKERJAA N, PRO MOSI DAN PEMBERHENTIAN KERJA
1. Menjunjung tinggi prinsip keadilan, kesetaraan dan tanpa diskriminasi (tanpa memandang
latar belakang agama/kepercayaan, ras/suku, bangsa, hubungan pribadi (pertemanan dan
kekerabatan), warna kulit, kewarganegaraan, jenis kelamin (termasuk kehamilan), preferensi
seksual, umur, cacat, status veteran atau karakteristik lain yang dilindungi oleh hukum)
dalam memperlakukan calon Karyawan dan Karyawan, baik untuk mendapatkan pekerjaan,
pendidikan dan pelatihan, kompensasi, promosi maupun masa pensiun yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Menegakkan hukum dan peraturan Perusahaan dengan konsisten tanpa membedakan ras,
gender, agama dan jabatan.
3. Mentaati peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, termasuk didalam nya peraturan yang
mengatur kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapat.

D. STANDAR ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS


Kepercayaan merupakan unsur penting untuk meningkatkan loyalitas Tertanggung (Pemegang
Polis) maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, selain kepercayaan,
peningkatan pelayanan yang tinggi menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Perusahaan. Untuk
menciptakan harmonisasi dan iklim usaha yang terpercaya tersebut, Perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya senantiasa bertindak profesional, jujur, adil dan konsisten dalam
memberikan pelayanan kepada Stakeholders.

E. STANDAR ETIKA JAJARAN MANAJEMEN DAN KARYAWAN


Kelangsungan hidup suatu Perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja dan citra Perusahaan.
Kinerja dan citra Perusahaan itu sendiri sangat ditentukan oleh dua hal, yaitu kemampuan
(kapabiltas dan kompetensi) dan perilaku setiap InsanPerusahaan sebagai penggerak roda
organisasi.
F. KOMITMEN INSAN PERUSAHAAN
Dalam rangka mewujudkan komitmen Perusahaan terhadap para pemangku kepentingan
(Stakeholders), maka seluruh InsanPerusahaan memiliki komitmen untuk:
1. Berpikir dan berperilaku secara korporasi dengan mengutamakan kepentingan Perusahaan
di atas kepentingan pribadi dan atau kelompok untuk memberikan yang terbaik bagi
Perusahaan.
2. Melaksanakan tugas secara profesional dengan penuh tanggung jawab serta menjunjung
tinggi integritas, kejujuran, dan semangat kebersamaan.
3. Peduli dan tanggap terhadap keluhan/masukan dan segera menindaklanjutinya.
4. Membuat rencana kerja dengan baik sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.
5. Memahami sasaran kerja beserta ukuran keberhasilannya.
6. Bekerja keras, dan berusaha mencari cara yang terbaik dalam menyelesaikan tugas dengan
efektif dan efisien.
7. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengembangkan diri dan memperluas pengetahuan.
8. Mematuhi seluruh ketentuan dan nilai-nilai Budaya Perusahaan untuk menjaga dan
mempertahankan reputasi Perusahaan.

G. ETIKA MENJAGA NAMA BAIK PERUSAHAAN


Menjaga nama baik Perusahaan merupakan kewajiban seluruh InsanPerusahaan, sikap dan
perilaku Insan Perusahaan dalam berinteraksi dengan komunitas dan pihak-pihak lain di luar
Perusahaan dinilai oleh masyarakat secara langsung atau tidak langsung sebagai cerminan
dari budaya Perusahaan serta menjadi tolok ukur dalam menilai citra Perusahaan.

H. ETIKA MENJAGA HUBUNGAN BAIK ANTAR KARYAWAN


Hubungan baik yang terjalin antar InsanPerusahaan akan menciptakan suasana kerja yang
positif, harmonis, dan dinamis. Oleh karena itu segenap Insan Perusahaan harus selalu menjaga
hubungan baik, saling menghormati sehingga tercipta suasana kerja yang saling mendukung
serta menumbuhkan suatu tim kerja yang kuat guna mendukung produktifitas Perusahaan.
Hubungan baik antar Insan Perusahaan mencakup hubungan antara atasan dengan bawahan dan
sesama InsanPerusahaan sesuai standar etika antara Jajaran Manajemen dengan Karyawan yang
telah dijelaskan pada bagian Etika Bisnis. Untuk menjaga hubungan baik ini maka Insan
Perusahaan harus menjauhkan diri, mencegah dan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Penekanan/Intimidasi
Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan melakukan penekanan atau intimidasi terhadap
sesama rekan kerja, atasan atau bawahan untuk kepentingan tertentu, baik pribadi atau
kepentingan pihak lain, internal maupun eksternal.
2. Penghinaan
Melaksanakan tugas dan fungsinya dengan melakukan tindakan dan atau menggunakan
kata-kata yang dapat diartikan penghinaan, kata- kata kasar dan tidak senonoh terhadap
rekan kerja, atasan, atau bawahan.
3. Pelecehan
Tindakan dan atau ucapan yang mengandung unsur pelecehan terhadap hal-
hal yang berhubungan dengan latar belakang, suku, agama, ras, adat istiadat,
jenis kelamin (gender) dan hal-hal lain yang berkaitan dengan norma kesusilaan
dan kesopanan.
4. Provokasi
Memanfaatkan posisi atau jabatan untuk memaksa dan memprovokasi rekan kerja, atasan
atau bawahan untuk kepentingan politik tertentu atau kepentingan lain sejenis yang diyakini
dan dianggap akan dapat membahayakan Perusahaan.
5. Persaingan tidak sehat
Segenap InsanPerusahaan dalam mengembangkan karirnya menjauhi, menghindari, dan
mencegah cara-cara persaingan tidak sehat.
6. Pernyataan Palsu
a. Setiap InsanPerusahaan bertanggung jawab atas setiap pernyataan yang dikeluarkan
dan/atau dibuatnya, baik itu terhadap pihak di dalam Perusahaan maupun pihak di luar
Perusahaan.
b. Pernyataan yang dimaksud adalah pernyataan lisan dan tertulis.
c. InsanPerusahaan bertanggungjawab memberikan pernyataan yang akurat dan benar
kepada pihak di luar maupun di dalam Perusahaan.

I. ETIKA MENJAGA KERAHASIAAN DATA DAN INFORMASI PERUSAHAAN


Insan Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan data dan informasi
Perusahaan. Tanggung jawab ini tidak terbatas pada data yang berasal dari dalam Perusahaan
saja, namun termasuk data yang berasal dari pihak luar seperti Tertanggung (Pemegang Polis)
maupun penyedia barang dan jasa. Untuk itu segenap InsanPerusahaan harus melakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Mengelola setiap informasi berdasarkan tingkat kerahasiaan dan mengamankan informasi
sebagai salah satu sumber daya dalam meningkatkan daya saing Perusahaan.
2. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan Perusahaan.
3. Memberikan jaminan kepada pihak luar khususnya Tertanggung (Pemegang Polis) dan
pemasok bahwa semua data dan informasi yang berkaitan dengan bisnis Tertanggung
(Pemegang Polis) dan pemasok akan dijaga kerahasiaannya dan pemanfaatannya hanya
untuk tujuan bisnis, tidak diberikan kepada pihak lain yang tidak berwenang kecuali atas
persetujuan tertulis dari pihak yang mengeluarkan data.
4. Memberikan jaminan bahwa semua data dan informasi yang diperoleh dari pihak luar
dimana Perusahaan melakukan bisnis hanya diperguna kan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan dan dilarang menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
5. Dalam hal tertentu ketika InsanPerusahaan berhenti bekerja atau meninggalkan Perusahaan
atas kemauan sendiri, maka seluruh dokumen atau catatan termasuk softcopy yang didapat
selama bekerja di Perusahaan tetap menjadi milik Perusahaan.
6. Tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan informasi pihak ketiga, dan
Perusahaan tetap melekat meskipun Insan Perusahaan sudah tidak lagi bekerja di Perusahaan.

Untuk menjaga kerahasian data bisnis, data kepegawaian maupun data lainnya, maka
InsanPerusahaan dilarang untuk:
1. Memberikan data dan informasi mengenai Tertanggung (PemegangPolis) dan
pemasok kepada pihak manapun sesuai aturan rahasia Perusahaan dan rahasia
jabatan kecuali secara hukum dibenarkan.
2. Memberikan data dan atau informasi yang tergolong rahasia Perusahaan,
baik yang menyangkut keuangan, kebijakan, produk, jasa, teknologi, kepegawaian
dan data lainnya dengan sengaja, maupun tidak sengaja yang berpotensi
menimbulkan keresahan InsanPerusahaan maupun yang dapat menimbulkan
kerugian Perusahaan.
3. Menggunakan data dan informasi yang tergolong rahasia Perusahaan untuk kepentingan
politik dan kepentingan pihak ketiga lainnya.

J. ETIKA MENJAGA DAN MEMANFAATKAN HARTA BENDA


PERUSAHAAN
Harta benda Perusahaan harus dikelola dengan baik dan benar serta digunakan untuk
kepentingan tujuan bisnis. Untuk itu setiap InsanPerusahaan bertanggung jawab menjaga dan
memelihara keutuhan serta keselamatan harta dan kekayaan Perusahaan sesuai dengan fungsi,
tugas, dan tanggung jawab masing-masing berdasarkan aturan dan kebijakan Perusahaan.

K. ETIKA MENJAGA KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN


LINGKUNGAN KERJA
Lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan bersih merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja. Untuk itu dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari
Insan Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan, keselamatan kesehatan
kerja, dan lingkungan kerja

L. ETIKA MELAKUKAN PENCATATAN DATA DAN PELAPORAN

Integritas laporan keuangan dipengaruhi oleh pencatatan data transaksi bisnis dan penyusunan
laporan kerja yang dilakukan oleh InsanPerusahaan. Oleh karena itu pembukuan Perusahaan
harus menghasilkan data yang akurat dan dapat dipakai sebagai dasar untuk menyusun laporan
yang tepat dan dapat dipertanggungjawab-kan baik kepada manajemen, pemegang saham,
nasabah ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Perusahaan tidak memberikan
toleransi terhadap setiap kesalahan yang disengaja ataupun kegiatan yang menyesatkan dalam
melakukan pembukuan Perusahaan.

M. ETIKA MENGHINDARI BENTURAN KEPENTINGAN


Benturan kepentingan (conflict of interest) terjadi jika Insan Perusahaan memiliki dua atau lebih
kepentingan yang saling bertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
Perusahaan. Dalam kondisi demikian setiap keputusan yang diambil oleh setiap
InsanPerusahaan harus didasarkan semata-mata untuk kepentingan terbaik dan menguntungkan
bagi Perusahaan serta pemilik. Oleh karena itu setiap Insan Perusahaan harus menghindarkan
diri dan menjauhi situasi yang dapat menimbulkan suatu benturan kepentingan.
Dalam upaya menghindari dan menjauhi situasi yang dapat menimbulkan suatu benturan
kepentingan, maka Direksi dan Dewan Komisaris membuat surat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/keluarga, jabatan lain, atau golongan dengan
kepentingan perusahaan pada awal pengangkatan dan selalu diperbaharui setiap awal tahun.

N. ETIKA MENGHINDARKAN DIRI DARI PENYUAPAN

Seorang pejabat dengan maksud agar ia berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya. Menawarkan, menerima atau mengarahkan orang
lain untuk melakukan penyuapan merupakan hal yang tidak dapat diterima dan berakibat
menurunkan citra Perusahaan.
Guna menjaga kinerja Perusahaan dan kinerja pribadinya, setiap InsanPerusahaan harus
mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara dan bentuk apapun yang dapat
merugikan Perusahaan dan mampu mewujudkan komitmen kepada kepentingan Perusahaan
dalam berhubungan dengan stakeholders.

O. ETIKA TIDAK MEMANFAATKAN KEDUDUKAN DAN JABATAN UNTUK


KEPENTINGAN PRIBADI

Dalam melaksanakan tugas, setiap InsanPerusahaan harus mengedepankan kepentingan


Perusahaan diatas kepentingan pribadi atau golongan. InsanPerusahaan tidak dibenarkan
memanfaatkan atau menyalahgunakan jabatan dan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan
pribadi ataupun golongan yang dapat merugikan Perusahaan baik dari segi finansiil maupun
kinerja Perusahaan.
Untuk itu setiap InsanPerusahaan harus menggunakan wewenang dan jabatan untuk efektivitas
operasional sesuai dengan peraturan Perusahaan.
P. ETIKA TERKAIT HADIAH ATAU IMBALAN DAN JAMUAN BISNIS SERTA
DONASI
Kebijakan Perusahaan mengenai hadiah atau imbalan maupun jamuan bisnis dibuat untuk
menjaga reputasi Perusahaan sebagai lembaga kepercayaan. Dalam menjalin hubungan dengan
mitra usaha segenap InsanPerusahaan selalu mempertahankan obyektivitas dan profesionalisme
serta memperhatikan aspek kejujuran, kewajaran, dan keadilan.

Q. ETIKA PEMANFAATAN FASILITAS TEKNOLOGI INFORMASI


Sistem Teknologi Informasi yang dimiliki dan digunakan Perusahaan berupa komputer dan
jaringan, sistem komunikasi elektronik (termasuk e-mail) serta telepon dan sistem informasi
lainnya yang diproses dengan komputer merupakan aset/properti yang disediakan Perusahaan
sebagai sarana untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan yang berhubungan dengan
bisnis Perusahaan.

R. ETIKA TIDAK MELAKUKAN IKATAN DALAM AKTIVITAS POLITIK


Kebijakan Perusahaan dalam kaitan dengan aktivitas politik bersikap netral terhadap semua
partai politik. Perusahaan menjamin bahwa setiap InsanPerusahaan memiliki hak dan
kebebasan untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai dengan pilihannya. Oleh karena itu setiap
InsanPerusahaan baik sebagai atasan ataupun sesama rekan kerja dilarang melakukan
pemaksaan kepada Karyawan lainnya untuk mengikuti pilihan politik tertentu sehingga dapat
membatasi hak individu yang bersangkutan untuk dapat menyalurkan aspirasi politiknya.
Dalam hal tertentu ketika seorang Insan Perusahaan memilih aktif menjadi pengurus atau
memilih untuk menjadi anggota legislatif maka Insan Perusahaan yang bersangkutan harus
mengundurkan diri dari Perusahaan.

S. PERILAKU ASUSILA, PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT


TERLARANG (NARKOBA), MINUMAN KERAS (MIRAS), PERJUDIAN DAN
MEROKOK
Perilaku sehat yang dilandasi dengan nilai-nilai moral dan kesusilaan setiap InsanPerusahaan
diyakini dapat mempengaruhi kontribusi kinerja yang diberikan kepada Perusahaan serta
berpengaruh terhadap pembentukan citra Perusahaan. Oleh Karena itu setiap Insan Perusahaan:

1. Dilarang melakukan segala bentuk tindakan yang melanggar nilai kesusilaan antara lain
pelecehan, penghinaan, fitnah dan perilaku yang mengarah pada seksualitas yang
mengganggu.
2. Dilarang menggunakan, mengedarkan dan menjual hal-hal yang berkaitan dengan narkotika
dan obat-obatan terlarang lainnya serta minuman keras.
3. Dilarang mengunduh/download, membuka, menyimpan dan mengedar kan hal-hal yang
berkaitan dengan bentuk-bentuk pornografi dalam segala bentuk media elektronik.
4. Dilarang melakukan perjudian dalam bentuk apapun.
5. Mematuhi pelarangan merokok sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Dilarang membawa senjata tajam dan senjata api maupun senjata lainnya di lingkungan
Perusahaan, kecuali yang berhubungan dengan tempat dan tugasnya/pekerjaannya.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahan diatas bahwa PT Askrindo (Persero)
menjalankan bisnis etik dengan adanya komitmen yang harus dijalan oleh perusahaan terhadap
setiap elemen. Komitmen Perusahaan mengharapkan setiap Insan Perusahaan untuk selalu berfikir
dan bertindak secara benar dan tepat dalam situasi dan kondisi yang dihadapi dengan
mengedepankan kepentingan Perusahaan.

Kebijakan Perusahaan yang telah diterbitkan dan bertentangan dengan Code of Conduct
harus disesuaikan sehingga kebijakan-kebijakan yang digunakan sebagai pedoman/acuan dalam
mengelola Perusahaan dan masih berlaku selaras dengan standar etika bisinis dan etika kerja (Code
of Conduct). Jika diperlukan Perusahaan menerbitkan kebijakan sebagai penjabaran lebih rinci
yang merupakan interpretasi dalam penerapan Code of Conduct.
Daftar Pustaka

Hapzi. 2016. Concepts and Theories of Business Ethics, Universitas Mercu Buana.

file:///G:/MM/Sem%202/BE/UTS/PEDOMAN_COC.pdf

https://vonymalasari11.wordpress.com/2014/12/01/etika-bisnis-dan-penerapan-dalam-
kehidupan-sehari-hari/

Anda mungkin juga menyukai