1
diri, menciptakan p ersaingan yang sehat, menerapkan konsep
pembangunan tanggung wajab social, mempertahankan jati diri, menciptakan
persaingan yang s e h a t , m e n e r a p k a n k o n s e p p e m b a n g u n a n y a n g
berkelanjutan.
2
Etika Dalam Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai rambu-rambu yang
merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu
kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan
dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang
terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis
sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis
serta kelompok yang terkait lainnya.
Mengapa du n i a bisnis, yang tidak ada men yangkut
hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi
m e m p u n y a i k a i t a n s e c a r a nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal
ini untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu p embicaraan yang
transparan antara s e m u a p i h a k b a i k p e n g u s a h a , p e m e r i n t a h ,
m a s y a r a k a t m a u p u n bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang
menjalankan etika sementara pihak lain ber pijak pada apa yang mereka
inginkan.
Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui
adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan b i s n i s
tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk
menghasilkan suatu etika di dalam berbisnis yang menjamin adanya
kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang
bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan
siapapun dalam perekonomian.
3
1. Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan
keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari
seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang
beretika pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin
yang beretika yaitu :
Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya
dan organisasi.
Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa
bangga akan perilakunya.
Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan
yang diambilnya dan dirinya sendiri.
Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika
sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk
melakukannya.
Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki
ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-
citakannya.
Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar
penting. Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif.
3. Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak
individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut.
Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-
4
tindakan mereka di tempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu.
Faktor tersebut yang pertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya
ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya.
Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkungan yang
diciptakan di tempat kerjanya.
Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia
hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh perubahan
ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status individu
tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari
tingkah lakunya.
4. Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual
dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan. Setiap budaya
perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh
kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan
sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga
kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku
yang pantas dan mana yang tidak pantas.
Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan
moral di tempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para
stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal
ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.
5
bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga
kerja atau karyawan. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada
norma-norma yang ada pada masyarakat.
Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam
bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam
satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu
negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah.
Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya
etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh
tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan di bidang ekonomi. Jalinan
hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks.
Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan
dirugikan, karena piranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan
perhatian yang seimbang.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh
pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya
excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan
tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat
ganda.
Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan,
pemberian latihan keterampilan, dan lain sebagainya.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan
masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat
dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia pribadi juga
6
memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan
masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis.
Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah :
7
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan para
pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun distributor. Dalam kegiatan
sehari-hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan
kepentingan antara keduanya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya
etika pergaulan bisnis yang baik.
8
mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk
menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah
sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang
tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif
jangka panjang.
Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis
yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik
secara moral. Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang
pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam
mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh
masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain,
atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar,
menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha lemah, konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama dan lain sebagainya.
9
Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tepat di dalam
profesinya.
Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.
10