Anda di halaman 1dari 16

PENGGOLONGAN OBAT

ANTIFUNGI
GOLONGAN AZOL
1. KETOKONAZOL
• Spektrum luas efektif terhadap Blastomyces
dermatitidis, Candida species, Coccidiodes immitis,
Histoplasma capsulatum, Malasezzia furfur,
Paracoccidiodes brasiliensis.
• Ketokonazol juga efektif terhadap dermatofit tetapi
tidak efektif terhadap Aspergillus spesies dan
Zygomycetes.
• Ketokonazol dapat menginhibisi biosintesis steroid,
seperti halnya pada jamur.
2. Itrakonazol
• Itrakonazol mempunyai aktifitas spektrum yang luas terhadap
Aspergillosis sp., Blastomyces dermatidis, Candida sp.,
Cossidiodes immitis, Cryptococcus neoformans, Histoplasma
capsulatum, Malassezia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis,
Scedosporium apiospermum dan Sporothrix schenckii.
• Efek samping yang sering dijumpai adalah masalah
gastrointestinal seperti mual, nyeri abdomen dan konstipasi.
Efek samping lain seperti sakit kepala, pruritus, dan ruam alergi.
• Flukonazol berguna untuk mencegah relaps meningitis yang
disebabkan oleh Cryptococcus pada pasien AIDS setelah
pengobatan dengan amfote­risin B. Juga efektif untuk
pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pada pasien
AIDS.
3. Flukonazol
• Menurut FDA flukonazol efektif untuk mengatasi
kandidiasis oral atau esophageal, criptococcal meningitis
dan pada penelitian lain dinyatakan efektif pada
sporotrikosis (limfokutaneus dan visceral).
• Flukonazol ditoleransi baik oleh geriatrik kecuali dengan
gangguan ginjal. Obat ini termasuk kategori C, sehingga
tidak direkomendasikan untuk wanita hamil dan menyusui.
• Efek samping : masalah gastrointestinal seperti mual,
muntah, diare, nyeri abdomen dan juga sakit kepala. Selain
itu hipersensitivitas, agranulositosis, sindroma Stevens
Johnsons, hepatotoksik, trombositopenia dan efek pada
sistem saraf pusat.
4. Varikonazol
• Varikonazol mempunyai spektrum yang luas terhadap
Aspergillus sp., Blastomyces dermatitidis, Candida sp,
Candida spp flukonazol resistant., Cryptococcus neoforams,
Fusarium sp., Histoplasma capsulatum, dan Scedosporium
apospermum. Tidak efektif terhadap Zygomycetes.
• Vorikonazol dapat ditoleransi baik oleh manusia. Efek toksik
vorikonazol yang sering ditemukan adalah gangguan
penglihatan
• Meski dapat ditoleransi dengan baik, pada 10-15% kasus
ditemukan adanya abnormalitas fungsi hepar sehingga
dalam pemberian vorikonazol perlu dilakukan monitor
fungsi hepar. Vorikonazol bersifat teratogenik pada hewan
dan kontraindikasi pada wanita hamil
5. Posakonazol
• Posakonazol memiliki kemampuan antijamur terluas
saat ini. Tidak ditemukan resistensi silang
posakonazol dengan flukonazol. Posakonazol
merupakan satu-satunya golongan azol yang dapat
menghambat jamur golongan Zygomycetes.
Posakonazol juga dapat digunakan dalam
pengobatan aspergilosis dan fusariosis
• Pemberian posakonazol dapat juga diberikan dua
kali sehari pada keadaan tidak membahayakan jiwa.
Absorbsi posakonazol lebih baik bila diberikan
bersama dengan makanan atau suplemen nutrisi
GOLONGAN ALILAMIN
1. Terbinafin
• Terbinafin merupakan anti jamur yang berspektrum luas.
Efektif terhadap dermatofit yang bersifat fungisidal dan
fungistatik untuk Candida albican, s tetapi bersifat fungisidal
terhadap Candida parapsilosis.
• Terbinafin juga efektif terhadap Aspergillosis sp.,
Blastomyces dermatitidis, Histoplasma capsulatum,
Sporothrix schenxkii dan beberapa dermatiaceous moulds.
• Efek samping pada gastrointestinal seperti diare, dispepsia,
dan nyeri abdomen. Terbinafin tidak direkomendasikan
untuk pasien dengan penyakit hepar kronik atau aktif
GOLONGAN POLIEN
1. Amfoterisin B
• Amfoterisin B mempunyai aktifitas spektrum yang
luas terhadap Aspergillus sp., Mucorales sp.,
Blastomyces dermatitidid, candida sp.,
Coccidiodiodes immitis, Cryptococcus neoformans,
Histoplasma capsulatum, paracoccidioides
brasiliensis, Penicillium marneffei.
• Sedangkan untuk Aspergillus tereus, Fussarium sp.,
Malassezia furfur, Scedosporium sp., dan
Trichosporon asahii biasanya resisten
• Pemberian formula konvensional dengan cara
intravena dapat segera menimbulkan efek
samping seperti demam, menggigil dan badan
menjadi kaku. Biasanya timbul setelah 1-3 jam
pemberian obat.
• Efek samping toksik yang paling serius adalah
kerusakan tubulus ginjal
• Pasien yang mendapat pengobatan lebih dari
2 minggu, dapat timbul anemia normokromik
dan normositik sedang.
2. Nistatin
Nistatin merupakan antibotik yang digunakan
sebagai antijamur, diisolasi dari Streptomyces
nourse pada tahun 1951
GOLONGAN EKINOKANDIN
1. Kaspofungin
• Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari suatu
kelas baru yang disebut ekinokandin. Obat ini
bekerja dengan menghambat sintesis beta (1,3)-D­
glukan, suatu komponen esensial yang membentuk
dinding sel jamur
• Kaspofungin mempunyai aktifitas spektrum yang
terbatas. Kaspofungin efektif terhadap Aspergillus
fumigates, Aspergillus flavus dan Aspergillus terreus.
• Kaspofungin mempunyai aktifitas yang berubah-ubah terhadap
Coccidioides immitis, Histoplasma capsulatum dan dermatiaceous molds.

• Kaspofungin diindikasikan untuk infeksi jamur sebagai berikut:


1.Kandidiasis invasif, termasuk kandidemia pada pasien neutropenia atau
non-neutropenia.
2. Kandidiasis esofagus
3. Kandidiasis orofarings
4. Aspergilosis invasif yang sudah refrakter ter­hadap antijamur lainnya.

• Pengobatan umumnya diberikan selama 14.hari. Keamanan obat ini


belum diketahui pada wanita hamil dan anak berumur kurang dari 18
tahun.

• Efek samping yang sering dijumpai yaitu demam, adanya ruam kulit,
mual, muntah
2. Mikafungin
• Pada tahun 2005, mikafungin disetujui FDA untuk
terapi esofagitis kandida pada pasien HIV.
• Mikafungin juga bermanfaat untuk terapi
aspergilosis invasif

3. Anindulafungin
• Anindulafungin merupakan kelompok ekinokandin
yang telah disetujui FDA tahun 2006 untuk
penatalaksanaan kandidiasis esophagus, peritonitis
dan abses intraabdomen disebabkan kandida
GOLONGAN LAIN
1. Flusitosin
• Flusitosin efektif terhadap Candida sp.,
Cryptococcus neoformans, Cladophialophora
carrionii, Fonsecaea sp., Phialophora
verrucosa.
• Efek samping yang sering dijumpai yaitu
mual,muntah dan diare
Mekanisme Kerja
1. Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan
bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma
akan bergabung dengan RNA setelah mengalami
deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan fosforilasi.
2. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh
metabolit fluorourasil. Keadaan ini tidak terjadi
pada sel mamalia karena dalam tubuh mamalia
flusitosin tidak diubah menjadi fluorourasil.
2. Griseofulvin
• Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum yang
terbatas hanya untuk spesies Epidermophyton
flocossum, Microsporum sp., dan Trichophyton sp.,
yang merupakan penyebab infeksi jamur pada
kulit, rambut kuku.
• Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis
kutaneus dan pitiriasis versikolor
• Efek samping griseofulvin biasanya ringan berupa
sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri abdomen.
Timbulnya reaksi urtikaria dan erupsi kulit dapat
terjadi pada sebagian pasien

Anda mungkin juga menyukai