Anda di halaman 1dari 55

Laboratorium Ilmu Kesehatan

Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

Refleksi
Kasus
Pembimbing:
dr. Jaya Mualimin, Sp. KJ

Oleh :
Fieska
1710029029
Identitas Pasien
0 Nama : Tn. RR
0 Jenis Kelamin : Laki – laki
0 Usia : 36 tahun
0 Pendidikan : SD
0 Pekerjaan : tidak bekerja
0 Suku : bugis
0 Alamat : JL H Aji Indra RT 003 kab Paser
Identitas Penanggung Jawab
0 Nama : Tn. UA
0 Jenis Kelamin : Laki-laki
0 Hubungan : Adik
0 Alamat : Jl. Senaken RT 04 Kabupaten Paser
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Pasien mengamuk di rumah sejak 3 hari terakhir

Pasien mengatakan bahwa dia ingin membunuh orang yang bernama Tn AN


di lingkungan rumahnya. Pasien mengaku bahwa orang itu adalah babi jadi
harus saya penggal kepala orang itu karena dia seperti babi dan penipu.
Pasien juga mengatakan bahwa dia merasa tidak nyaman dilingkunganya
terutama dengan orang tersebut karena dianggap menyebarkan ajaran
sesat. Pasien juga mengatakan kalo dia sering disuruh untuk menyakiti
orang tersebut. Pasien juga mengatakan bahwa dia sekarang diantar ke RS
ini oleh keluarganya dan ditemani mahluk mahluk gaib yang berwarna
hitam. Pasien juga mengatakan bahwa dia sering melihat mahluk mahluk
halus dan dapat berkomunikasi dengan meraka. Pasien ketika diruangan
observasi igd berbica sendiri dan mengaji. Ketika ditanya tentang
keluarganya pasien masih ingat dengan istri dan adiknya serta anaknya.
Pasien juga menyadari bahwa dia berada di RSJ.
Heteroanamnesis

0 Keluarga pasien mengatakan bahwa sejak 1 minggu


terakhir ini pasien sering menangis tiba tiba dan 3 hari
terakhir ini pasien sering berbicara sendiri mengamuk
melempar barang, serta memukul dan membawa parang.
Pasien juga melempari tetangganya yang beranama Tn A
dengan balok dan membawa parang ingin memenggal
tetangganya tersebut yang merupakan imam masjid
sekaligus guru mengajinya pasien, Ide itu muncul selama 3
hari ini. Sebelumnya ide membunuh seperti ini belum
pernah muncul. Malam hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mencoba mendatangi tetangganya dengan niat ingin
membunuh, namun dihalangi oleh istrinya. Istrinya justru
yang diancam menggunakan pisau dilehernya.
Heteroanamnesis
0 Pasien mengatakan pada keluarganya bahwa pasien
disuruh untuk membunuh tetangganya tersebut karena
dianggap meresahkan dan menipu. Pasien pernah
mengaku melihat makhluk goib beberapa kali dengan
bentuk yang bermacam-macam. Selain itu pasien juga
mendengar perintah untuk menyakiti orang lain. Pasien
sudah mengalami gangguan seperti ini selama 10 tahun.
Gangguan awal terjadi saat pasien selesai sholat subuh,
kemudian merasa ada belalang yang masuk ke bajunya.
Kemudian pasien meminta orang lain untuk
membunuhnya menggunakan kapak. Setelah kejadian
tersebut, kondisi pasien memburuk.
Heteroanamnesis
0 Pasien mengatakan pada keluarganya bahwa pasien
disuruh untuk membunuh tetangganya tersebut karena
dianggap meresahkan dan menipu. Pasien pernah
mengaku melihat makhluk goib beberapa kali dengan
bentuk yang bermacam-macam. Selain itu pasien juga
mendengar perintah untuk menyakiti orang lain. Pasien
sudah mengalami gangguan seperti ini selama 10 tahun.
Gangguan awal terjadi saat pasien selesai sholat subuh,
kemudian merasa ada belalang yang masuk ke bajunya.
Kemudian pasien meminta orang lain untuk
membunuhnya menggunakan kapak. Setelah kejadian
tersebut, kondisi pasien memburuk.
0 Riwayat Penyakit Keluarga
0 Keluarga ada yang memiliki tanda-tanda atau gejala seperti
yang dialami pasien yaitu kakek pasien

0 Faktor premobid
0 Pasien merupakan pribadi yang tertutup.

0 Faktor Pencetus
0 Pasien tidak teratur minum obat

0 Riwayat Kebiasaan
0 Riwayat mengonsumsi Napza (-)
0 Riwayat mengonsumsi alkohol (-)
0 Riwayat mengonsumsi obat-obat terlarang (-)
0 Riwayat merokok (+)
Riwayat pribadi
0 Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
0 Riwayat prenatal, kehamilan ibu dan kelahiran
Pasien dikandung selama 9 bulan. Pasien lahir secara spontan
pervaginam. Berat dan panjang normal
0 Kebiasaan makan dan minum
Pasien mendapatkan ASI selama 2 tahun lebih. Dan tidak
berbeda dengan anak-anak yang lain.
0 Perkembangan awal
Pasien mengatakan bahwa tumbuh kembangnya normal sesuai
usia. Tidak ada terlambat bicara maupun berjalan.
Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
0 Pasien menghabiskan masa kanak-kanak bersama orang
tuanya namun pada tahun 1995 ayah pasien meninggal dan tahun
2005 ibu pasien meninggal. Pasien hanya sekolah sampai SD saja.
0 Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)
0 Hubungan dengan teman sebaya
Pasien tidak suka bergaul dengan teman sebayanya hanya suka
berdiam diri dirumah.
0 Riwayat sekolah
Pasien memiliki riwayat pendidikan hanya sampai SD
0 Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah dengan
baik dan tidak ada masalah.
0 Masalah-masalah fisik dan emosi remaja yang utama
Pasien merasa tidak mempunyai masalah dengan teman dan
keluarganya.
0 Latar belakang agama
Semua anggota keluarga pasien beragama Islam.
Genogram
Pemeriksaan Fisik

0 Keadaan umum : tampak tidak rapi dan sakit ringan.


0 Tekanan darah : 120/80 mmHg
0 Nadi : 88 x/menit
0 RR : 20 x/menit
0 Suhu : 36,5 ˚C
0 Keadaan gizi : Ideal
0 Kulit : dalam batas normal
0 Kepala : Ikterik (-), anemis (-), laserasi (-)
0 Leher : perbesaran KGB (-)
0 Toraks : simetris, retraksi ICS (-)
0 Jantung : S1, S2 tunggal reguler
0 Paru-paru : vesikuler (+), wheezing (-), ronki (-)
0 Abdomen : Soefl, bising usus (+)
0 Hepar / Lien : Tidak dievaluasi
0 Ekstremitas : luka (-), akral hangat, edema (-), hematoma(-)
Pemeriksaan Psikiatri
Kesan umum
Pasien laki-laki tampak tidak rapi dan kooperatif
Kontak
Verbal (+) dan visual (+) menurun
Kesadaran
Komposmentis, Atensi (+) menurun, Orientasi tempat (+), waktu (+), orang (+)
Emosi
Mood labil, afek terbatas, dan sesuai
Proses berpikir
Bentuk pikiran
Tidak realistis
Kelancaran berpikir
Jawaban penderita tidak langsung, arus berpikir agak lambat dan sesuai.
Gangguan bahasa :: Tidak ada gangguan bahasa
Arus pikiran : Koheren, lambat
Isi pikiran : Thougt insertion ; Waham curiga (+), delusion of control (+)
Intelegensi
0 Ingatan
0 Masa dahulu: Baik
0 Masa kini : Baik
0 Segera : Baik
0 Pengetahuan
0 Cukup baik sesuai dengan tingkat pendidikanya
Persepsi
0 Halusinasi auditorik dan atau visual (+), ilusi (+)
Kemauan/Voluticon
0 ADL menurun
Psikomotor
0 Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kelainan
Tilikan
0 4 (pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun pasien tidak
mengerti penyebab sakitnya).
Diagnosis Multiaksial
0 Axis I : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
0 Axis II : Gangguan kepribadian Skizoid
0 Axis III : Tidak ada diagnosis
0 Axis IV: Tidak ada diagnosis
0 Axis V : GAF scale 60-51

0 Rencana Terapi
0 Clozapine 2 x 100 mg
0 Stelosi 2 x 5 mg
0 Pasien rawat inap dengan indikasi gelisah

0 Prognosis
0 Dubia ad sanam
Pemeriksaan Positive and negative syndrom scale- Excitement
Component (PANSS-EC)
Interpretasi : hasil ≥15 skor, pasien perlu dirawat di ruang
intensif.

Gejala Tanggal 23 Januai


2019
Pengendalian Impuls 5
yang buruk
Ketegangan 4
Permusuhan 5
Ketidakkooperatifan 5
Gaduh Gelisah 5
Total Skor 17
PEMBAHASAN
TEORI PASIEN

Terdapat 2 atau lebih dari kriteria Saat ditanya keluhannya, pasien


dibawah ini, masing-masing terjadi mengatakan bahwa tetangganya
dalam kurun waktu yang signifikan merupakan babi yang pantas untuk
selama 1 bulan (atau kurang bila dipenggal kepalanya.
telah berhasil diobati). Paling tidak
salah satu harus ada (delusi),
(halusinasi), atau (bicara kacau) :
• Delusi/waham
• Halusinasi
• Bicara kacau (sering melantur
atau inkoherensi)
• Perilaku yang sangat kacau atau
katatonik
• Gejala negatif (ekspresi emosi
yang berkurang atau kehilangan
minat)
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN

Selama kurun waktu yang signifikan • Pasien laki-laki, duduk di depan


sejak awitan gangguan, terdapat pemeriksa dengan penampilan
satu atau lebih disfungsi pada tampak kurang rapi dan bingung.
area fungsi utama; seperti • Selama wawancara pasien
pekerjaan, hubungan tampak gelisah dengan kontak
interpersonal, atau perawatan verbal dan visual menurun.
diri, yang berada jauh dibawah
tingkat yang dicapai sebelum
awitan (atau jika awitan pada masa
anak-anak atau remaja, ada
kegagalan untuk mencapai beberapa
tingkat pencapaian hubungan
interpersonal, akademik, atau
pekerjaan yang diharapkan)
PEMBAHASAN
TEORI PASIEN

Tanda kontinu gangguan berlangsung Pasien sudah mengalami keluhan seperti


selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 ini selama 10 tahun dan sudah 5 kali
bulan ini harus mencakup setidaknya dirawat di Rumah Sakit Jiwa Atma
1 bulan gejala (atau kurang bila telah Husada. Pasien dirawat terakhir pada
berhasil diobati) yang memenuhi tahun 2013.
kriteria A (seperti Gejala fase aktif)
dan dapat mencakup periode gejala
prodromal atau residual. Selama
periode gejala prodromal atau residual
ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi
sebagai gejala negatif saja atau 2 atau
lebih gejala yang terdaftar dalam kriteria
A yang muncul dalam bentuk yang lebih
lemah (keyakinan aneh, pengalaman
perseptual yang tidak lazim)
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas • Saat ditanya
(biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau keluhannya, pasien
kurang jelas). mengatakan bahwa
a) Isi Pikiran tetangganya merupakan
- Thought Echo. babi yang pantas untuk
- Thought Insertion atau Withdrawl. dipenggal kepalanya.
- Thought Broadcasting.
• Pasien pernah mengaku
b) Delusi melihat makhluk goib
- Delusion of Control. beberapa kali dengan
- Delusions of Influence. bentuk yang bermacam-
- Delusions of Passivity. macam. Selain itu
- Delusional Perception. pasien juga mendengar
perintah untuk
c) Halusinasi Auditorik. menyakiti orang lain.
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku penderita.
- Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di
antara berbagai suara yang berbicara)
- Jenis suara halusinasilain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
PEMBAHASAN
TEORI PASIEN

Skizofrenia Paranoid (F 20.0) • Pasien pernah


Pedoman Diagnostik mengaku melihat
a) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. makhluk goib
b) Sebagai tambahan: beberapa kali dengan
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol bentuk yang
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau bermacam-macam.
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk Selain itu pasien juga
verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung mendengar perintah
(humming), atau bunyi tawa (laughing) untuk menyakiti
- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat orang lain.
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh. Halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol
- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi
(delusion of influence), atau passivity (delussion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam,
adalah yang paling khas
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,
serta gejala katatonik secara relatif nyata/ tidak menonjol.
PEMBAHASAN

TEORI PASIEN

• Pertimbangan pemilihan obat: Terapi yang dipilih


- Pengalaman ODS dengan antipsikotika sebelumnya adalah:
- Respon terhadap gejala • Clozapine 2 x 100
- Pengalaman efek samping mg
- Cara (route) pemberian obat • Stelosi 2 x 5 mg
- Respon terhadap obat sebelumnya
- Adanya komorbiditas dengan kondisi medik umum
- Potensi interaksi dengan obat lain harus pula
diperhatikan.

• Jika pasien bersedia menggunakan obat oral, bentuk


sediaan yang cepat larut (olanzapin dan risperdon),
dapat digunakan untuk mendapatkan efek yang lebih
cepat dan mengurangi ketidakpatuhan.
PEMBAHASAN

CLOZAPIN STELOSI

Clozapine merupakan antipsikosis atipikal Stelosi mengandung Trifluoperazine HCl.


atau antipsikosis golongan II. Antipsikosis Stelosi dapat mengurangi perilaku
golongan II merupakan obat yang memiliki agresif dan keinginan untuk melukai diri
efek untuk gejala negatif (lebih utama) sendiri/orang lain. Selain itu dapat
maupun gejala positif. Jika dibandingkan membantu mengurangi halusinasi
dengan antipsikosis golongan I. Obat ini (mendengar/melihat benda yang
mempunyai afinitias tinggi terhadap sebenarnya tidak ada). Trifluoperazine
reseptor serotonin (5HT2) dan aktivitas adalah obat kejiwaan yang termasuk
menengah terhadap reseptor dopamin (D2), golongan antipsikotik fenotiazine atau
alpha 1 dan alpha 2 adrenergik, serta antipsikotik generasi 1 (APG-1). APG-1
histamin. sbagai dopamine receptor pasca sinaptik
di neuron otak.
PEMBAHASAN

Antipsikotik generasi I Antipsikotik Generasi II


Fenotiazin Aripiprazol
Klorpromazin Klozapin
Flufenazin Olanzapin
Perfenazin Quetiapin
Thioridazin Risperidon
Trifluoperazin Antipsikotik Generasi II
Butirofenon Aripiprazol
Haloperidol Klozapin
Lainnya Olanzapin
Loksapin Quetiapin
Risperidon
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab


(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat
kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang ditandai dengan


gangguan penilaian realita (waham dan halusinansi) Hampir 1% penduduk
didunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Awitan pada laki-laki
biasanya antara umur 15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-35
tahun.
Diagnosis
Menurut DSM-V, kriteria diagnosis skizofrenia sebagai berikut:
0 Terdapat 2 atau lebih dari kriteria dibawah ini, masing-masing terjadi
dalam kurun waktu yang signifikan selama 1 bulan (atau kurang bila
telah berhasil diobati). Paling tidak salah satu harus ada (delusi),
(halusinasi), atau (bicara kacau) :
• Delusi/waham
• Halusinasi
• Bicara kacau (sering melantur atau inkoherensi)
• Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
• Gejala negatif (ekspresi emosi yang berkurang atau kehilangan
minat)
Diagnosis
0 Selama kurun waktu yang signifikan sejak awitan gangguan,
terdapat satu atau lebih disfungsi pada area fungsi utama; seperti
pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang
berada jauh dibawah tingkat yang dicapai sebelum awitan (atau
jika awitan pada masa anak-anak atau remaja, ada kegagalan
untuk mencapai beberapa tingkat pencapaian hubungan
interpersonal, akademik, atau pekerjaanyang diharapkan)

0 Tanda kontinu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan.


Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala
(atau kurang bila telah berhasil diobati) yang memenuhi kriteria A
(seperti Gejala fase aktif) dan dapat mencakup periode gejala
prodromal atau residual. Selama periode gejala prodromal atau
residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala
negatif saja atau 2 atau lebih gejala yang terdaftar dalam kriteria A
yang muncul dalam bentuk yang lebih lemah (keyakinan aneh,
pengalaman perseptual yang tidak lazim)
Diagnosis
Gangguan skizoafektif dan gangguan depresif atau bipolar
dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik karena :
0 Tidak ada episode depresif manik, atau campuran mayor
yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif
0 Jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif durasi
totalnya relatif singkat dibandingkan durasi periode aktif
residual
0 Gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (obat yang disalahgunaan, obat
medis)atau kondisi medis umum.
0 Jika terdapat riwayat gangguan autis atau keterlambatan
perkembangan global lainnya, diagnosis tambahan
skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang
prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan
(atau kurang bila telah berhasil diobati).
Pedoman diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ
III
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (biasanya 2
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas).

Isi Pikiran
0 Thought Echo.
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang dan bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.

0 Thought Insertion atau Withdrawl.


Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl)

0 Thought Broadcasting.
Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.
Delusi
0 Delusion of Control.
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

0 Deluasions of Influence.
Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

0 Delusions of Passivity.
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrahm terhadap suatu kekuatan dari
luar."Tentang dirinya" artinyasecara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota gerak
atau kepikiran, tindakan, atau penginderaan khusus).

0 Delusional Perception.
Pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
0 HalusinasiAuditorik.
• Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku penderita.
• Mendiskusikan perihal penderita di antara mereka sendiri (di antara
berbagai suara yang berbicara)
• Jenis suara halusinasilain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

0 Waham yang menurutbudayadianggaptidakwajar


Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,
misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu,
kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, berkomunikasi dengan makhluk
asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit terdapat 2 (dua) gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas.
0 Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabiladisertaibai oleh waham
yang mengembang maupun yang setenga h berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan (overvalued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan terus menerus.
0 Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
0 Perilakukatatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilita secara, negativisme, mutisme, dan stupor.
0 Gejala-gejala "negatif", sepertisikapsangatapatis, bicara yang jarang, dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial. Tetapi, harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
0 neuroleptika.
0 Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung

selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodromal.

0 Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam

mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek


perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Klasifikasi
Skizofrenia Paranoid (F 20.0)
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

Sebagai tambahan:
0 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
0 Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
0 Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh. Halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
0 Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity (delussion of
passivity), dan keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam, adalah yang paling khas
0 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif nyata/ tidak menonjol.
Klasifikasi
0 Skizofrenia Hebefrenik (F 20.1)
Pedoman Diagnostik
0 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
0 Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
0 Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis.
0 Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang
khas berikut ini memang benar bertahan :
• Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
• Afek pasien dangkal dan tidak wajar, sering disertai oleh cekikikan atau perasaan
puas diri, senyum sendiri, atau oleh sikap, tinggi hati, tertawa menyeringai,
mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau, keluhan hipokondrial, dan
ungkapan kata yang diulang-ulang
• Proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta
inkoheren.

0 Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses piker umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol.
Dorongan kehendak dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran
ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan cirri khas, yaitu perilaku
tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat
dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar
orang memahami jalan pikiran pasien.
Klasifikasi
Skizofrenia Katatonik (F 20.2)
Pedoman Diagnostik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendomaninasi gambaran
klinisnya:
1) Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara)
2) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
3) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)
4) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua
perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan ke arah
berlawanan)
5) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan diri)
6) Flexibilitas cerea (mempertahankan anggora gerak dan tubuh dalam posisi
yang dapat dibentuk dari luar)
7) Gejala-gejala lain seperti “komen, automatism” (kepatuhan secara otomatis
terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat
0 Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku
dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus
ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya
gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-
gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia.
Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi
pada gangguan afektif
Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated) (F
20.3)
Pedoman Diagnostik
0 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
0 Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik
0 Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual atau depresi pasca skizofrenia
Depresi Pasca-skizofrenia (F 20.4)
Pedoman Diagnostik
0 Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
0 Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum
skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini
0 Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi
mendominasi gambaran klinisnya), dan
0 Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi paling
sedikit kriteria untuk episode depresif dan telah ada dalam kurun waktu
paling sedikit 2 minggu

0 Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala


skizofrenia, diagnosis menjadi Episode Depresif. Bila
gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol,
diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe
skizofrenia yang sesuai (F 20.0 – F 20.3)
Skizofrenia Residual ( F 20.5)
Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini
harus dipenuhi semua:
0 Gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol misalnya
perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang
menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam
kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi nonverbal yang
buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi
suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang
buruk
0 Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimana
masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnostik
skizofrenia
0 Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul
sindrom negatif dari skizofrenia
0 Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik
lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat
menjelaskan disabilitas negatif tersebut.
0 Skizofrenia Simpleks (F. 20.6)
0 Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara
meyakinkan karena tergantung pada pemantapan
perkembangan yang berjalan perlahan dan
progresif dari:
0 Gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului
riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik.
0 Disertai dengan perubahan perilaku pribadi yang bermakna
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak
berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial

0 Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya


dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya

0 Skizofrenia lainnya (F20.8) dan Skizofrenia


YTT (F20.9)
Diagnosis Banding
F.22. Gangguan Waham Menetap
Menurut PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk gangguan waham
menetap adalah:
0 Waham merupakan satu-satunya ciri klinis yang khas atau gejala
yang paling menonjol. Waham tersebut harus sudah ada
sedikitnya tiga bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi
bukan budaya setempat.
0 Gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif lengkap
mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa
waham-waham tersebut menetap pada saat-saatp tidak terdapat
gangguan afektif itu.
0 Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.
0 Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang
saja ada dan bersifat sementara.
0 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan,
siar pikiran, penumpukan afek, dsb)
Diagnosis Banding
F.25. Gangguan Skizoafektif
0 Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif
adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan , atau dalamm beberapa hari yang satu sesudah yang lain,
dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi
dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
episode manik atau depresif
0 Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
0 Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode idagnosis F20.4 ( Depresi
Pasca-skizofrenia).
0 Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik
berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari
keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif
terselip di antara episode manik atau depresif (F30-F33).
Farmakoterapi
0 Pada kondisi akut

Obat APG-I .
Injeksi APG-I sering digunakan untuk mengatasi agitasi akut pada skizofrenia. Kerja
obat ini sangat cepat. Walaupun demikian, ada beberapa efek samping yang sering
dikaitkan dengan injeksi APG-I, misalnya distonia akut dan pemanjangan QTc. Efek
samping ini dapat menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.

Obat APG-II
Obat APG-II, baik oral maupun injeksi, bermanfaat dalam mengendalikan agitasi pada
fase akut skizofrenia. Selain itu, tolerabilitas dan keamanannya lebih baik bila
dibandingkan dengan APG-I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat injeksi jangka
pendek APG-II, misalnya olanzapin, aripiprazol, dan ziprasidon efektif mengontrol
agitasi pada fase akut skizofrenia.
Obat Antipsikotik Rentang dosis anjuran (mg/hari) Waktu Paruh ( jam)
Antipsikotik generasi I
Fenotiazin
Klorpromazin 300-1000 6
Flufenazin 5-20 33
Perfenazin 16-64 10
Thioridazin 300-800 24
Trifluoperazin 15-50 24
Butirofenon
Haloperidol 5-20 21
Lainnya
Loksapin 30-100 4
Antipsikotik Generasi II
Aripiprazol 10-30 75
Klozapin 150-600 12
Olanzapin 10-30 33
Quetiapin 300-800 6
Risperidon 2-8 24
Penanganan Efek
Samping
Bila terjadi efek samping sindroma ekstrapiramidal, misalnya distonia akut,
akathisia atau parkinsonisme, terlebih dahulu dilakukan penurunan dosis. Bila
tidak dapat ditanggulangi, diberikan obat-obat antikolinergik, misalnya
triheksifenidil, benztropin, sulfas atropin, atau difenhidramin injeksi IM atau
IV. Obat yang paling sering digunakan adalah triheksifenidil dengan dosis 3
kali 2 mg per hari. Bila tetap tidak berhasil mengatasi efek samping tersebut
disarankan untuk mengganti jenis antipsikotika yang digunakan ke golongan
APG-II yang lebih sedikit kemungkinannya mengakibatkan efek samping
ekstrapiramidal.
Efek Samping
Ekstrapiramidal
Nama Generik Dosis (mg/hari) Waktu paruh Target efek
eliminasi ( jam) samping
ekstrapiramidal
Trixifenidil 1-15 4 Akathisia,
hidrokhlorid dystonia,
parkinsonism
Amantadin 100-300 10-14 Akathisia,
parkinsonism
Propanolol 30-90 3-4 Akathisia
Lorazepam 1-6 12 Akathisia
Difenhidramin 25-50 4-8 Akathisia,
dystonia,
parkinsonism
Terapi Psikososial
0 Terapi perilaku. Teknik perilaku menggunakan
hadiah ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan
komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif adalah
didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat
ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak
istimewa dan pas jalan di rumah sakit. Dengan
demikian, frekuensi perilaku maladaptif atau
menyimpang seperti berbicara lantang, berbicara
sendirian di masyarakat, dan postur tubuh aneh
dapat diturunkan
Terapi Psikososial
0 Terapi berorintasi-keluarga. Terapi ini sangat berguna
karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari
terapi keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari).
Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang
dibahas didalam terapi keluarga adalah proses pemulihan,
khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali, anggota
keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak
saudaranya yang terkena skizofrenia untuk melakukan
aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu
optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang
sifat skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan
penyakitnya
Terapi Psikososial
0 Terapi kelompok. Terapi kelompok bagi
skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana,
masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata.
Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,
terorientasi secara psikodinamika atau tilikan,
atau suportif. Terapi kelompok efektif dalam
menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa
persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi
pasien skizofrenia. Kelompok yang memimpin
dengan cara suportif, bukannya dalam cara
interpretatif, tampaknya paling membantu bagi
pasien skizofrenia
Terapi Psikososial
0 Psikoterapi individual. Penelitian yang paling baik
tentang efek psikoterapi individual dalam
pengobatan skizofrenia telah memberikan data
bahwa terapi alah membantu dan menambah efek
terapi farmakologis. Suatu konsep penting di dalam
psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang
dialami pasien sebagai aman. Pengalaman tersebut
dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi,
jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan
keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan
oleh pasien
Kesimpulan
Skizofrenia merupakan sindrom gangguan psikosis
yang memiliki banyak faktor. Bahkan, dari sekian banyak
faktor masih beberapa faktor yang belum jelas. Klinis pasien
sangat bervariasi. Duagnosis diperjelas melalui klasifikasi
berdasarkan klinisnya. Dalam penangannya, pasien tidak
hanya diberikan farmakoterapi. Tapi, juga membutuhkan
sikoterapi terutama dukungan dari keluarga agar pasien
dapat segera pulih.
Terimakasih..

Anda mungkin juga menyukai