Anda di halaman 1dari 30

1

Latar Belakang

• BBL normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang


kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan BB 2500-4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa
cacat bawaan.

• Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran


dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke
kehidupan ekstra uterin.

2
BBL dikatakan normal jika mempunyai beberapa
tanda :

• appearance color ( warna kulit )


• seluruh tubuh kemerah merahan
• puls ( heart rate ) atau frekuensi jantung lebih dari 100 x /
menit
• reaksi terhadap rangsangan, menangis, batuk / bersin / aktiviti
( tonus otot ), gerakan aktif, respirasi ( usaha nafas )
• bayi menangis kuat
BBLatau neonatus meliputi umur 0 - 28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup
sebaik-baiknya.

3
Saat ini 45 % kematian bayi terjadi pada usia ≤ 1 bulan.
Penyebab utama kematian neonatus :
 tetanus neonatorum
 bayi berat lahir rendah (BBLR),
 Asfiksia

Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatus


diutamakan pada pemeliharaan kehamilan, pertolongan
persalinan
 “ 3 bersih” (bersih tangan penolong, alat pemotong tali pusat,
dan alas tempat tidur ibu)
 perawatan BBL adekuat (perawatan tali pusat yang higenis)
 deteksi dini neonatus resiko tinggi

4
Rumusan Masalah

1. Apa saja SPM Peralatan dan tempat yang diperlukan


untuk pemeriksaan kunjungan neonatal?

2. Bagaimana Standar Pelayanan Bayi Baru Lahir Dan


Neonatus ?

3. Bagaimana Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir Dan


Neonatus?

5
Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada BBL dan Neonatus.

Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan SPM Peralatan dan tempat
yang diperlukan untuk pemeriksaan kunjungan neonatal
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Standar Pelayanan Bayi Baru
Lahir Dan Neonatus
c. Mahasiswa mampu mengetahui Jadwal Kunjungan Bayi Baru
Lahir Dan Neonatus

6
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
DAN NEONATUS

7
SPM Peralatan dan standar tempat yang diperlukan untuk pemeriksaan
kunjungan neonatal meliputi:

Peralatan dalam melaksanakan asuhan BBL harus tersedia dalam 1


ruangan dengan ibu, meliputi:

• Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu bersalin


• Infant warmer atau lampu pijar 60 watt dengan jarak 60 cm dari bayi yang
berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan di atas tempat
resusitasi
• Alat resusitasi (balon sungkup) BBL
• Tempat periksa bayi
• Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan.
• Air bersih, sabun dan handuk kering
• Sarung tangan bersih
• Kain bersih

8
LANJUTAN...

• Stetoskop
• Stop watch atau jam dengan jarum detik
• Termometer
• Timbangan bayi
• Pengukur panjang bayi
• Pengukur lingkar kepala
• Alat suntik sekali pakai (disposable syringe) ukuran 1ml/cc
• Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
• Salep mata Oxytetrasiklin 1%
• Vaksin Hepatitis B (HB 0)
• Form pencatatan (Buku KIA, Formulir bayi baru lahir,
formulir MTBM, Partograf, Formulir register kohort bayi)

9
STANDAR PELAYANAN BAYI
BARU LAHIR DAN NEONATUS

10
1. Tujuan :
Menilai kondisi BBL dan membantu mulainya pernafasan
serta mencegah hipotermi, hipokglikemia & infeksi

2. Pernyataan standar:
Bidan memeriksa dan menilai BBLuntuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan & melakukan tindakan atau merujuk sesuai
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani
hipotermia
Hasil :
 BBL dengan kelainan atau kecacatan dapat segera
menerima perawatan yang tepat.
 BBL mendapatkan perawatan yang tepat dan dapat bernafas
dengan baik
 Penurunan angka kejadian hipotermia

11
Prasyarat

1) Bidan mampu untuk:


 Memeriksa & menilai BBL dan menggunakan apgar skor
 Menolong bayi bernafas spontan & melakukan resusitasi bayi
 Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan
pencegahan dan penangannya
2) Adanya alat/bahan yang diperlukan : sabun, air bersih dan
handuk untuk mencuci tangan, handuk lembut yang bersih untuk
bayi, kain yang bersih dan kering untuk bayi, thermometer dan
timbangan bayi.
3) Obat tetes mata : salep mata tetrasiklin 1%, klorampenikol 1%
atau eritromisin 0,5% .
4) Kartu Ibu

12
4. Proses Bidan harus :

 Segera sesudah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas


dengan baik.
 Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih dan
hangat, kemudian pakaikan kain kering yang hangat. Berikan
bayi kepada ibunya untuk di dekap di dadanya serta diberi ASI
 Klem tali pusat dilakukan pada 2 tempat. Pengikatan dilakukan
dengan 2 tempat, yang pertama berjarak 5 cm dari jarak
umbilicus dan pengikatan yang ke2 10 cm dari umbilicus.
 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan
dengan handuk bersih. Usahankan ruangan tetap hangat
(supaya bayi tidak mengalami hipotermi).
 Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi
secara umum dengan menggunakan apgar score.
 Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari
kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah
kemaluan.
13
LANJUTAN...
 Timbang bayi dan ukur panjangnya.
 Periksa tanda vital bayi
 Berikan bayi kepada ibu untuk disusui dengan ASI segera
setelah lahir, paling lambat dalam 2 jam pertama
 Pastikan bahwa bayi tetap mengenakan pakaian hangat dan
tutup kepala. Bantulah ibu untuk menyusui bayinya,
terutama ibu yang baru pertama kali menyusui.
 Cuci tangan sekali lagi dengan sabun, air bersih, dan
keringkan tangan dengan handuk bersih. Berikan salep mata
pada mata bayi.
 Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium bayi dalam 24
jam pertama.
 Lakukan pencatatan semua yang ditemukan dalam kartu ibu
dan kartu bayi, rujuk ke rumah sakit bila ada kelainan.

14
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
BARU LAHIR

15
Asuhan BBL dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan
ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu
kamar , bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
• Pencegahan infeksi (PI)
• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6
jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan
tubuh bayi. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan
vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri  Pemberian
imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan 
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata 
antibiotika dosis tunggal  Pemeriksaan bayi baru lahir 
Pemberian ASI eksklusif.

16
 Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama
bayi lahir yaitu ; eritromysin 0,5% / tetrasiklin 1%.
 Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat / neosporin dan
langsung diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir.
 BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan
hal-hal dalam perawatannya. Cuci tangan sebelum dan setelah
kontak dengan bayi · Pakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang blm dimandikan · Pastikan semua
peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika
menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan
bersih · Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta
kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih ·
Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop
dan benda – benda lainnya akan bersentuhan dengan bayi
dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan).

17
Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan
spontan dengan sedikit bantuan/gangguan oleh karena itu
penting diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA,
yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi
dengan kulit ibu sesegera mungkin.

 Membersihkan jalan nafas


 Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan
handuk di atas perut ibu
 Bersihkan darah/lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan
kering/ kassa
 Periksa ulang pernafasan

18
Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik
pertama setelah lahir. Jika tidak dapat menangis spontan
dilakukan :

 Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras


dan hangat
 Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi ekstensi
 Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kassa steril
 Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x / gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar.

19
 Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah plasenta lahir
dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.
Caranya :

1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke


dalam klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh
lainnya.
2. Bilas tangan dengan air matang /DTT.
3. Keringkan tangan (bersarung tangan)
4. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih
dan hangat.
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan
menggunakan klem tali pusat atau benang DTT. Lakukan simpul
kunci/ jepitkan, jika menggunakan benang tali pusat, lakukan
pengikatan tali pusat dengan tekni 2,2. Lingkarkan benang
sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dengan
simpul kunci dibagian tali pusat pd sisi yang berlawanan.

20
6. Lepaskan klem penjepit dan letakkan di dalam larutan klorin
0,5%

7. Mempertahankan suhu tubuh, Dengan cara :


 Keringkan bayi secara seksama
 Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan hangat
 Tutup bagian kepala bayi
 Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
 Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

21
IMD Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong,
segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit
bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan
proses IMD. Langkah IMD pada persalinan
normal (partus spontan):

1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di


kamar bersalin
2. Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa
menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi
ditengkurapkan di dada ibu dengan KULIT bayi MELEKAT
pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu.
Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi. Ibu dianjurkan
merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri
mencari puting susu ibu.

22
LANJUTAN...

4. Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku


bayi sebelum menyusu.
5. Biarkan KULIT bayi bersentuhan dengan KULIT ibu minimal
selama SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam,
biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
6. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam
posisikan bayi lebih dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan
kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 MENIT atau 1 JAM
berikutnya.

23
Waktu pemeriksaan BBL :

Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah Baru lahir


sebelum usia 6 jam. Usia 6-48 jam Usia 3-7 hari Minggu ke 2
pasca lahir Baru lahir sebelum usia 6 jam. Usia 6-48 jam Usia 3-7
hari Minggu ke 2 pasca lahir Langkah langkah pemeriksaan:
• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak
menangis).
• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai
pernapasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung
serta perut.
• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah memegang bayi.

24
Anamnesis:

1. Keluhan tentang bayinya


2. Masalah kesehatan pada ibu yang mungkin berdampak pada
bayi (TBC, demam saat persalinan, KPD > 18 jam, hepatitis B
atau C, sifilis, HIV/AIDS, penggunaan obat).
3. Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang diberikan pada
bayi jika ada.
4. Warna air ketuban
5. Riwayat bayi buang air kecil dan besar 6. Frekuensi bayi
menyusu dan kemampuan menghisap.

25
Pencatatan dan Pelaporan

• Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga kesehatan harus


dicatat pada:
• Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)
• Pencatatan pada ibu meliputi keadaan saat hamil,
bersalin dan nifas
• Pencatatan pada bayi meliputi identitas bayi,
keterangan lahir, imunisasi, pemeriksaan neonatus,
catatan penyakit, dan masalah perkembangan serta
KMS
• Formulir Bayi Baru Lahir
• Pencatatan per individu bayi baru lahir, selain
partograph

26
LANJUTAN...

• Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan


• Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
• Pencatatan per individu bayi
• Dipergunakan untuk mencatat hasil kunjungan neonatal
yang merupakan dokumen tenaga kesehatan puskesmas
• Register kohort bayi
– Pencatatan sekelompok bayi di suatu wilayah kerja puskesmas
• Catatan ini merupakan dokumen tenaga kesehatan
puskesmas

27
Kesimpulan
Dari pengertian BBL yang kami dapatkan bayi lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,
dengan BB 2500-4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa cacat
bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan
ekstra uterin, di sebutkan juga tanda-tanda bayi lahir normal dan
penampilan pada bayi baru lahir secara lengkap di sertai jadwal
kunjungan bayi baru lahir. Manajemen pada bayi baru lahir dan
neonatus yang di lakukan pemeriksaan dari awal dan
penatalaksanaan pemeriksaan lengkap.

28
TERIMAKASIH

29
• Windradini
Apa perbedaan pelayanan bayi baru lahir di
kebidanan secara umum dengan di komunitas?
• Fatimah
Bagaimana jika dalam kunjungan neonatal tidak
melakukan kunjungan,bagaimana peran bidan
wilayah?

30

Anda mungkin juga menyukai