Anda di halaman 1dari 16

Sulawesi Selatan

(Geografi)
Oleh :
Evi Permata Sari
Kelas :
XI MIA 7
• Sulawesi Selatan adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar,
dahulu disebut Ujungpandang.
• Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang
Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas
wilayahnya 45.764,53 km². Provinsi ini berbatasan
dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di
utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di
timur,Selat Makassar di barat dan Laut Flores di
selatan.
• Salah satu kebiasaan yang cukup dikenal di Sulawesi Selatan adalah
Mappalili. Mappalili (Bugis) atau Appalili (Makassar) berasal dari
kata palili yang memiliki makna untuk menjaga tanaman padi dari
sesuatu yang akan mengganggu atau menghancurkannya. Mappalili
atau Appalili adalah ritual turun-temurun yang dipegang oleh
masyarakat Sulawesi Selatan, masyarakat dari Kabupaten Pangkep
terutama Mappalili adalah bagian dari budaya yang sudah
diselenggarakan sejak beberapa tahun lalu. Mappalili adalah tanda
untuk mulai menanam padi. Tujuannya adalah untuk daerah kosong
yang akan ditanam, disalipuri (Bugis) atau dilebbu (Makassar) atau
disimpan dari gangguan yang biasanya mengurangi produksi.
• Jumlah penduduk di Sulawesi Selatan : Sampai dengan Mei 2010,
jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar sebanyak 8.032.551
jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki 4.111.008 dan
orang perempuan.
Masalah lingkungan hidup di Sulawesi
Selatan
1. Air Sungai Jeneberang tercemar berat
Kualitas air Sungai Jeneberang yang selama ini menjadi
salah satu sumber baku air minum untuk wilayah
Makassar dan sekitarnya, cukup memprihatinkan.
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulawesi
Selatan (Sulsel) bahkan melabeli kualitas air sungai yang
melintasi Kabupaten Gowa dan dua kecamatan di
Makassar ini, sangat buruk.
Berdasarkan data dari BLHD Sulsel per akhir 2013, mutu
air Sungai Jeneberang berada pada tingkat cemar berat.
Parameternya mengacu pada hasil uji TSS, BOD, NO2,
H2S, dan CI yang berada di atas baku. Kondisi ini
diperparah dengan lahan hutan di sekitar Sungai
Jeneberang yang luasnya sekitar 2.462 hektare,
tergolong kritis.
Masalah lain yang dihadapi adalah aktivitas
masyarakat di sekitar sungai yang berakibat pada
pencemaran sungai sepanjang 73 kilometer itu.
Misalnya pertanian, limbah rumah tangga, hotel, dan
tempat wisata.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, kondisi Sungai
Jeneberang akan semakin parah dan dampaknya akan
dirasakan oleh warga sendiri. Untuk itu, Hasbi
mengimbau masyararakat agar bersama-sama menjaga
kebersihan Sungai Jeneberang. Pelaku usaha dan
industri diimbau agar dalam melakukan proses
produksinya tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Sungai Jeneberang yang tercemar
Cara mengatasi pencemaran pada
sungai

• Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak


atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
• Tidak membuang sampah ke sungai.
• Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
• Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang
nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak
ekosistem.
• Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air
bersih lainnya tidak tercemar.
• Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan
penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui
mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak
bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal,
pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
2. Kerusakan Hutan Sulawesi Selatan
Bencana alam seperti longsor dan banjir yang terjadi di Sulawesi
Selatan dipicu oleh krisis lahan hutan di Provinsi ini. Dari luas kawasan
hutan 2,6 juta hektar, 10.6 persen telah mengalami kerusakan.
Divisi Advokasi Walhi Sulsel Al Amin mengatakan krisis lahan hutan
terjadi akibat pengrusakan dan pembalakan liar, karena itu ia berharap
pemerintah peka terhadap kerusakan hutan yang terjadi, pasalnya
kerusakan hutan di Sulsel sudah masuk dalam kategori waspada.
Mengenai siklus banjir tahunan, Al Amin merinci ada 10 kabupaten
di wilayah Sulsel yang rawana terjadi banjir diantaranya Jeneponto,
Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Pinrang dan.Sedangkan untuk rawan
gempa antara 2-3 skala richter rawan terjadi di wilayah Kabupaten
Pinrang, Toraja, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur dan Enrekang.
Sementara daerah rawan bencana longsor seperti di Kabupaten
Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bone, dan Luwu Timur. Al Amin
menambahkan untuk prakiraan potensi tsunami, Makassar masuk
kemudian Pinrang, Bulukumba, Kepulauan Selayar, dan Kota Palopo.
Kerusakan hutan di Sulawesi Selatan
Cara mengatasi kebakaran hutan

Tindakan saat terjadi kebakaran :


• Pemadaman kebakaran hutan secara langsung
• Mencari penyebab terjadinaya kebakaran hutan
• Mengerahkan bantuan dalam bentuk tenaga
masyarakat, peralatan dan apabila terjadi kebakaran
besar dapat mengajukan bantuan ke instansi pusat.
Tindakan setelah terjadi kebakaran hutan :
• Pengukuran areal yang terbakar
• Menghitung kerugian secara ekonomis dan ekologis
• Rehabilitasi penanaman kembali areal bekas kebakaran
3. Kondisi Pesisir Pantai dan Kelautan di Sulsel semakin rusak
Wilayah pesisir dan laut tak pernah lepas dari kegiatan ekonomi
seperti perikanan, budidaya tumbuhan laut, pelabuhan, industri
minyak, dan pariwisata. Sayangnya, banyak lingkungan pesisir dan
laut mengalami denaturasi atau penurunan kualitas. Hal ini terjadi
karena pola hidup manusia cenderung menyumbang pencemaran
dan kerusakan lingkungan itu sendiri.
Rusaknya wilayah pesisir dan laut merupakan ancaman serius bagi
ekosistem di sekitarnya, bahkan cenderung merugikan manusia.
Setiap hari, limbah masuk wilayah pesisir dan laut
bahkan mengandung bahan pencemaran berupa logam berat
seperti merkuri sehingga mengalami pengendapan ditambah lagi
tumpahan minyak di perairan. Tak hanya limbah terbawa aliran ke
laut, tetapi juga sampah yang dibuang dengan gampangnya ke
sekitar wilayah pesisir dan laut jelas merupakan beberapa tindakan
yang dapat menurunkan daya dukung lingkungan,
sehingga memberi ancaman serius bagi lingkungan.
• Sampah yang dibuang pun beraneka macam dan ragam
baik plastik, kertas, kaleng, botol, sampah organik dan
lain sebagainya. Kegiatan budidaya ikan atau
pertambakan di daerah persisir juga dapat merusak
lingkungan, begitu juga dengan adanya konversi lahan
mangrove untuk dijadikan permukiman ataupun
sawah.
• Penanganan sampah dan limbah di wilayah pesisir dan
laut Indonesia memang belum maksimal. Lingkungan
pesisir dan kelautan dalam pemanfaatannya
memerlukan rumusan perencanaan yang terpadu dan
berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut maka
diperlukan pertimbangan dalam perencanaan,
pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah
pesisir dan kelautan yang dipengaruhi beberapa faktor
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kondisi pantai dan laut di Sulawesi Selatan
Cara mengatasi kerusakan ekosistem
laut
• Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan yaitu , melarang dan
mencegah semua kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut.
• Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan
biota, eksploitasi sumberdaya pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan
perairan, penanggulan pantai, pemanfaatan dan penataan ruang kawasan
pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.
• Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung,
kepekaan dan kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan
sebagainya yang berwawasan lingkungan laut kepada pemuka masyarakat.
• Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan
ekosistem laut (karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas
perairan dan sebagainya.
• Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian,
pendidikan dan pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang
dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait lingkungan laut.
• Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat
berupa penerapan peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait
dengan pencemaran lingkungan laut.
Sumber
• http://daerah.sindonews.com/read/862915/25/air-sungai-
jeneberang-tercemar-berat-1399902423
• http://www.rri.co.id/post/berita/135155/daerah/kerusakan_hutan
_di_sulsel_masuk_kategori_waspada.html
• http://www.rri.co.id/post/berita/135155/daerah/kerusakan_hutan
_di_sulsel_masuk_kategori_waspada.html
• http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/pencemaran-air-dan-
cara-mengatasinya.html
• https://m.facebook.com/notes/penyuluhan-kehutanan/upaya-
pencegahan-kebakaran-hutan-dan-lahan/10151461050575580/
• http://ww.medanbisnisdaily.com/lingkungan/news/kondisi-pesisir-
pantai-dan-kelautan-semakin-
mengkhawatirkan/125998/2015/04/19
• http://bahagialahbersamamimpi.blogspot.com/2012/10/kerusakan
-laut.html

Anda mungkin juga menyukai